KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “ Layanan Utama dan Kegiatan Pendukung
Bimbingan dan Konseling “ untuk memenuhi
tugas matakuliah Bimbingan dan Konseling.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini tidak lepas dari bantuan pihak lain. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1.
Ibu Umi Fadilah, M. Pd., selaku dosen pengampu matakuliah Bimbingan dan Konseling yang telah membimbing dan membantu dalam
penyusunan makalah ini.
- Teman-teman Pendidikan Fisika, yang telah memberikan semangat dan
motivasi bagi penyusun untuk menyelesaikan makalah ini.
- Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam pencarian referensi
yang digunakan sebagai bahan acuan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah selanjunya. Akhir
kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb.
Yogyakarta, November 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Dalam Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan
sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Lebih lanjut, mengenai fungsi pendidikan
dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Oleh karena itu, setiap
satuan pendidikan harus memberikan layanan yang dapat memfasilitasi
perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa bimbingan dan konseling.
Melalui layanan bimbingan dan konseling, siswa dibantu agar dapat mencapai
tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Pelayanan bimbingan dan konseling
merupakan komponen pendidikan yang dapat membantu para siswa dalam proses
perkembangannya. Perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak
terlepas kaitannya dengan beberapa aspek yang menjadi latar belakangnya, yaitu
aspek sosial- kultural, pedagogis, dan psikologis.
- Tujuan
- Mengetahui
pengertian layanan bimbingan dan konseling.
- Mengetahui dan memahami jenis-jenis layanan utama
bimbingan dan konseling.
- Mengetahui
dan memahami kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
BAB II
ISI
I.
Pengertian Layanan Bimbingan dan
Konseling
Para ahli mendefinisikan
layanan bimbingan dengan cara yang bervariasi, namun selalu menunjukkan kepada
hakikat, tujuan, dan prosedur yang serupa, yang secara ringkasnya dapat
dikemukakan sebagai berikut:
- Layanan bimbingan (guidance
services) merupakan bantuan yang diberikan kepada individu.
- Layanan bimbingan bertujuan
agar yang bersangkutan dapat mencapai taraf perkembangan dan kebahagian
secara optimal.
- Dengan layanan bimbingan, kita
dapat menjalani proses pengenalan, pemahaman, penerimaan, pengarahan,
perwujudan, serta penyesuaian diri, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap
lingkungannya.
Layanan bimbingan dan
konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa secara
terus menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, sehingga siswa
sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan adanya bimbingan dan konseling diharapkan
dapat memberikan solusi bagi peserta didik di sekolah, agar peserta didik
menjadi lebih baik dari segi perilakunya.
Layanan bimbingan dan
konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia dalam upaya
membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan
potensinya. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi
tanggung jawab bersama antara personel sekolah, yaitu kepala sekolah, guru,
konselor, dan pengawas.
II.
Layanan Utama Bimbingan dan Konseling
A. Layanan
Orientasi
1. Pengertian
Layanan Orientasi
Menurut
Prayitno (2004), orientasi berarti tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu
yang baru. Sehingga layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan terhadap
siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan ke depan
ke arah dan tentang sesuatu yang baru.
Layanan
orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar
terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan sekolah yang
baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya
peserta didik di lingkungan yang baru ini.
Layanan
orientasi yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik memahami
lingkungan sekolah yang baru dimasukinya, dalam rangka mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa layanan orientasi adalah
layanan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengenal dan memahami keadaan
dan situasi yang ada pada lingkungan sekolah secara umum agar peserta didik
dapat dengan mudah menyesuaikan diri.
Adapun materi kegiatan layanan
orientasi menyangkut:
a.
Pengenalan
lingkungan dan fasilitas sekolah.
b.
Peraturan
dan hak-hak serta kewajiban siswa.
c.
Organisasi
dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan sosial siswa.
d.
Kurikulum
dengan seluruh aspek-aspeknya.
e.
Peranan
kegiatan bimbingan karier.
f.
Peranan
pelayanan bimbingan konseling dalam membentuk segala jenis masalah dan
kesulitan siswa.
2. Tujuan
Layanan Orientasi
a.
Membantu
individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang
baru.
b.
Layanan
ini juga akan mengantarkan individu untuk memasuki suasana atau lingkungan
baru.
c.
Memberikan
pengenalan kepada murid-murid tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan
ditempuhnya.
d.
Mencegah
timbulnya permasalahan penyesuaian siswa dengan pola kehidupan sosial, belajar
dan kegiatan lain di sekolah yang berkaitan dengan keberhasilan siswa.
e.
Bagi
orang tua agar memahami kondisi dan situasi sekolah sehingga dapat mendukung
keberhasilan anaknya.
3. Metode
yang Digunakan dalam Layanan Orientasi
a.
Penyajian,
yaitu melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
b.
Pengamatan
yaitu melihat langsung objek-objek yang terkait dengan isi layanan.
c.
Partisipasi,
yaitu dengan melibatkan diri secara langsung dalam suasana kegiatan, mencoba,
dan mengalami sendiri.
d.
Studi
dokumentasi, yaitu dengan membaca dan mempelajari berbagai dokumen yang
terkait.
e.
Kontemplasi,
yaitu dengan memikirkan dan merenungkan secara mendalam tentang berbagai hal
yang menjadi isi layanan.
4. Pelaksanaan
Layanan Orientasi
a.
Perencanaan
yaitu menyiapkan fasilitas termasuk penyaji, nara sumber, dan media.
b.
Pelaksanaan
yaitu mengimplementasikan pendekatan tertentu termasuk implementasi format
layanan dan penggunaan media.
c.
Evaluasi
yaitu menetapkan materi evaluasi dan menyusun instrumen evaluasi,
d.
Analisis
hasil evaluasi yaitu menafsirkan hasil analisis.
e.
Tindak
lanjut yaitu mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak yang
terkait..
f.
Laporan
yaitu Menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait (kepala sekolah) dan mendokumentasikan
laporan layanan
B. Layanan Informasi
1. Pengertian
Layanan Informasi
Menurut
Winkel (1991), layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi
kekurangan individu informasi yang mereka perlukan. Sehingga layanan informasi
bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan pemahaman.
Layanan
informasi yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik dan
pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik.
Sehingga peserta didik dapat menerima dan memahami informasi yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan.
2. Tujuan
Layanan Informasi
a.
Menguasai
akan berbagai informasi dapat digunakan untuk mencegah timbulnya masalah.
b.
Mengetahui
dan menguasai informasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidup
sehari-hari dan perkembangan dirinya.
c.
Memahami
berbagai informasi dengan segala seluk beluknya.
d.
Untuk
pengembangan kemandirian.
3. Metode
Layanan Informasi di Sekolah
a.
Ceramah
Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang
paling sederhana, mudah dan murah.
b.
Diskusi
Penyampaian informasi kepada siswa dapat dilakukan
melalui diskusi. Diskusi semacam ini dapat diorganisasikan oleh siswa sendiri
maupun konselor, atau guru.
c.
Karyawitasa
Dapat membantu siswa belajar dengan menggunakan
sumber yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang perkembangan mereka dan memungkinkan
diperolehnya informasi yang dapat membantu pengembangan sikap-sikap terhadap
pendidikan, pekerjaan, dan berbagai masalah dalam masyarakat.
d.
Buku
Panduan
Buku-buku panduan dapat membantu siswa dalam
mendapatkan banyak informasi yang berguna.
e.
Konferensi
Karier
Dalam konferensi karier, melibatkan narasumber dari
kelompok-kelompok usaha, jabatan atau dinas lembaga pendidikan. Adanya
penyajian tentang berbagai aspek program pendidikan dan latihan/pekerjaan yang
diikuti oleh siswa. Sehingga siswa dapatn tanya jawab dan diskusi yang secara
langsung dengan narasumber.
4. Pelaksanaan
Layanan Informasi
a.
Perencanaan
yaitu identifikasi
kebutuhan akan informasi bagi calon peserta layanan.
b.
Pelaksanaan
yaitu mengorganisasikan kegiatan layanan.
c.
Evaluasi
yaitu menetapkan materi evaluasi, prosedur evaluasi dan menyusun
instrument evaluasi.
d.
Analisis
hasil evaluasi yaitu menafsirkan hasil analisis.
e.
Tindak
lanjut yaitu mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait.
f.
Pelaporan
yaitu menyampaikan laporan kepada pihak terkait dan mendokumentasikan laporan.
C. Layanan Pembelajaran
Layanan
pembelajaran kini disebut sebagai layanan penguasaan konten. Layanan ini merupakan
istilah baru dari layanan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.layanan
pembelajaran atau penguasaan konten merupakan bantuan yang diberikan kepada
individu untuk menguasai kemampuan atau kompetensi (konten)tertentu melalui
kegiatan belajar. Kompetensi
adalah kualitas seseorang yang bisa di tampilkan untuk keperluan tertentu. Menurut
Prayitno dalam Afri(2009:20), layanan
penguasaan konten adalah layanan dalam bimbingan konseling yang bertujuan
individu dalam meguasai aspek–aspek konten tertentu secara tersinergikan.
1.
Tujuan layanan
pembelajaran
- Tujuan Umum
Tujuan
Umum Layanan penguasaan konten (PKO) adalah dikuasainya suatu konten
tertentu.penguasaan konten perlu bagi individu atau klien untuk menambah
wawasan dan pemahaman, mengarahkan penilaian sikap, meguasai cara-cara atau
kebiasaan tertentu, untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatasi
masalah-masalahnya.
- Tujuan Khusus
Tujuan khusus layanan penguasaan
konten/PKO dapat dilihat dari kepentingan individu mempelajarinya dan isi dari
konten itu sendiri. Tujuan khusus layanan PKO terkait dengan fungsi-fungsi
konseling.
- Asas
Layanan pembelajaran
Layanan
– layanan pengusaan konten (PKO) pada
umumnya bersifat terbuka asas yang paling diutamakan adalah asas kegiatan yang
di landasi oleh asas kesukarelaan dan keterbukaan dari peserta layanan. Secara
khusus, layanan PKO dapat disertai dengan asas kerahsiaan apabila klien
kontennya menghendakinya dan konselor harus memenuhi asas tersebut.
D. Layanan Penempatan
Layanan
penempatan adalah suatu kegiatan bimbingan yang dilakukan untuk membantu
individu atau kelompok yang mengalami ketidaksesuaian antara potensi dengan
usaha pengembangan dan penempatan individu pada lingkungannya yang cocok bagi
dirinya serta pemberian kesempatan kepada individu untuk berkembang secara
optimal.
1. Tujuan
layanan penempatan
a.
Tujuan
umum
Layanan
penempatan adalah diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk
mengembangkan potensi dirinya .tempat yang dimaksud adalah kondisi lingkungan
,baik lingkungan fisik maupun lingkugan sosio-emosional dan
lebih luas lagi lingkungan budaya ,yang secara langsung berpengaruh terhadap
kehidupan dan perkembangannya individu.
b.
Tujuan
khusus
·
Mencapai
kematangan dalam mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan seni sesuai dengan
progam kurikulum dan persiapan karir tau melanjutkan pendidikan tinggi ,serta
berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas dengan cara memilih jurusan di
SMA secara tepat.
·
Mencapai
kematangan dalam pemilihan karier dengan cara memasuki jurusan yang sesuai
dengan cita-cita masa depan
·
Siswa
mampu mempersiapkan diri untuk penjurusan di SMA
·
Mencapai
kematangan dalam pemilihan karier dengan cara mengenal makna kerja sebagai
panggilan hidup
·
Mencapai
kematangan dalam hal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secra
emosional,sosial ,intelektual,dan ekonomi sehigga memahami arti penting bekerja
dalam kehidupan.
2. Penempatan
dan
Penyaluran Siswa di
Sekolah
a.
Penempatan
Siswa di dalam
Kelas
Layanan penempatan
didalam kelas merupakan jenis layanan yang paling sederhana dan mudah
dibandigkan dengan layanan penempatan penyaluran lainnya, penyelenggaraannya
tidak boleh diabaikan.
b. Penempatan dan Penyaluran ke dalam Kelompok Belajar
Pembentukan kelompok
belajar mempunyai tujuan pokok yaitu untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk
maju sesuai dengan kemampuannya masing – masing.
c.
Penempatan
dan
Penyaluran ke dalam
Kegiatan Ko/Ekstrakulikuler
Kegiatan ko/ekstrakulikuler merupakan bagian dari kurikulum , sebagaimana
dengan kegiatan – kegiatan lain, kegiatan ko/ekstrakulikuler pun
dapat menjadi wadah belajar bagi siswa, menempati tingkat
kepentingan yang setara dengan
kegiatan-kegiatan akademik lainnya.
d.
Penempatan
dan
Penyaluran ke
Jurusan/Progam Studi
Usaha pemberian
bantuan diawali dengan menyajikan informasi pendidikan dan jabatan yang cukup
luas.
3. Penempatan
dan
Penyaluran Lulusan
a. Penempatan dan
Penyaluran ke dalam
Pendidikan Lanjutan
Penempatan dan penyaluran siswa
pada pendidikan lanjutan tidak dapat dilakukan secara acak, tetapi
memerlukan perencanaan yang matang sebelum siswa tamat dari bangku sekolah yang
sedang didudukinya, karena
hal ini baik langsung maupun tidak langsung juga akan menyangkut citra seolah
secara keseluruhan, maka
sekolah mempuyai tanggung jawab yang besar dalam menyelenggaraka pelayanan
penempatan dan penyaluran para siswanya setelah tamat sekolah.
b. Penempatan
dan
Penyaluran ke dalam
Jabatan/Pekerjaan
Di samping
penempatan dalam pendidikan, sekolah juga membantu para siswanya yang akan
memasuki dunia kerjanya walaupun di sekeliling siswa tersedia berbagai lapangan
kerja, tetapi tidak semua lapanga kerja itu dapat dengan mudah atau cocok untuk
dimasuki.
III.
Kegiatan Pendukung Bimbingan dan
Konseling
Kegiatan
pendukung adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan guna mempermudah dan
memperlancar pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan pendukung
ini tidak ditujukan secara langsung kepada sasaran BK dengan pemecahan atau
penyelesaian masalah, melainkan pada hal-hal yang berkaitan dengan sasaran
seperti data dan keterangan lain yang dapat membantu pelaksanaan layanan BK.
Adapun beberapa bentuk kegiatan pendukung, di antaranya adalah:
1. Aplikasi
Instrumentasi
Aplikasi
Instrumentasi adalah upaya untuk mengungkapkan kondisi peserta didik dengan
menggunakan instrumen. Instrumen disini terdiri dari dua, yaitu materi atau
kondisi peserta didik dan bentuk instrumen. Materi yang dimaksudkan disini
adalah berupa data atau keterangan peserta didik (klien) yang meliputi kondisi
pribadi peserta didik(klien) dan lingkungan peserta didik serta lingkungan yang
lebih luas lagi. Kondisi peserta didik meliputi kondisi fisik (kesehatan
jasmani dan rohani) dan kondisi psikologis (potensi, bakat, minat, dan sikap),
Adapun lingkungan peserta didik meliputi hubungan sosial, keluarga, informasi pendidikan
dan jabatan. Secara umum, materi aplikasi instrumentasi adalah :
a.
Kebiasaan
dan sikap dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b.
Kondisi
mental dan fisik peserta didik (klien), pengenalan terhadap diri sendiri
c.
Kemampuan
pengenalan lingkungan dan hubungan sosial
d.
Tujuan,
sikap, kebiasaan, keterampilan, dan kemampuan belajar
e.
Informasi
karir dan pendidikan
f.
Kondisi
keluarga dan lingkungan.
Fungsi utama bimbingan yang
diemban oleh kegiatan penunjang aplikasi instrumentasi ialah fungsi pemahaman. [1]
Bentuk
instrumen dalam aplikasi instrumentasi adalah berupa tes dan non tes. Kedua bentuk instrumen
ini digunakan untuk memperoleh data atau keterangan peserta didik yang
diperlukan dalam bimbingan dan konseling. Instrumen tes digunakan untuk memperoleh
data psikologis dalam bentuk tes psikologis seperti tes intelegensi, bakat dan
minat, dan tes hasil belajar. Tes bisa dilaksanakan secara tertulis, lisan, secara individual maupun kelompok. Adapun instrumen non tes digunakan untuk
melihat gambaran kondisi peserta didik (klien) apa adanya, seperti angket,
inventori, ataupun alat-alat lain yang disusun sendiri oleh guru pembimbing.
Dalam
pelaksanaannya, sangat disarankan aplikasi instrumentasi ini diselenggarakan
oleh guru atau yang memiliki kemampuan dan kewenangan khusus untuk
menyelenggarakan. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua sekolah memiliki
guru atau pembimbing yang berkemampuan khusus, sehingga jika belum ada, pihak
sekolah dapat memanfaatkan pihak lain atau bekerjasama dengan sekolah lain dan
pihak-pihak lainnya.
2. Himpunan
Data
Himpunan
data adalah upaya penghimpunan, penggolongan dan pengemasan seluruh data atau
keterangan yang relevan dalam pengembangan peserta didik (klien). Kegiatan
himpunan data ini adalah kegiatan lanjutan dari aplikasi instrumentasi,
sehingga isi dari himpunan data merupakan hasil aplikasi instrumentasi.
Penyelenggaraan himpunan data dilakukan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup. Isi himpunan data dimanfaatkan
sebesar-besarnya dalam layanan BK agar pembimbing dapat memperoleh pemahaman
yang baik tentang masing-masing pribadi peserta didik (klien). Dengan
penyelenggaraan himpunan data, fungsi utama yang didukung dalam bimbingan
adalah fungsi pemahaman.
Materi
umum himpunan data meliputi pokok-pokok atau data keterangan tentang berbagai
hal sebagaimana isi dari aplikasi instrumentasi. Selain itu, juga memuat
hasil-hasil karya siswa seperti catatan anekdot, karya tulis, laporan khusus,
informasi pendidikan dan jabatan dan hasil kegiatan aplikasi instrumentasi
seperti hasil observasi, wawancara, kunjungan rumah dan lain-lan.
Pengelompokan
data-data yang telah terhimpun dibagi menjadi 3, yaitu :
a.
Data
pribadi
Data pribadi menyangkut data diri masing-masing
siswa secara individu. Penghimpunan data dilakukan dengan menyeleksi data-data
yang masih relevan saja dan perlu dipertahankan, sehingga tidak semua data
disimpan secara keseluruhan. Adapun data disimpan secara ringkas dan sederhana.
b.
Data
kelompok
Data kelompok menyangkut aspek tertentu dari
sekelompok peserta didik (klien) seperti gambaran hasil belajar, hasil diskusi,
hasil bimbingan dan konseling dan lain-lain. Dengan data kelompok yang
diperoleh, bisa digunakan untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu dimasukkan
atau digabungkan dalam data pribadi. Penghimpunan data kelompok juga dilakukan
secara ringkas dan sederhana.
c.
Data
Umum
Data
umum tidak secara langsung menyangkut diri peserta didik secara pribadi maupun
kelompok. Data umum ini diperoleh dari luar diri peserta didik seperti
informasi pendidikan, jabatan, informasi lingkungan fisik-sosial-budaya. Data
ini biasanya dihimpun dalam bentuk tersendiri, misalnya berbentuk buku atau
kumpulan leaflet. Dalam data umum ini, hal yang perlu diperhatikan adalah
ketepatan, kebaruan dan kemanfaatannya.
Masing-masing
dari ketiga jenis data diatas dihimpun dan disimpan sendiri. Teknis
penghimpunan data secara keseluruhan adalah sistematik sehingga mempermudah
dalam pengambilan dan pengembalian data saat diperlukan atau digunakan. Selain
itu, hal yang sangat penting dalam himpunan data ini adalah penerapan asas
kerahasiaan yang harus diterapkan sangat ketat terutama untuk data pribadi.
Studi Kasus
Bunga adalah siswi SMA kelas XII.
Bunga siswi yg pintar, setiap semester selalu masuk 10
besar di kelas nya. Perilaku Bunga sehari-hari juga sopan, baik kepada guru
maupun teman-temannya. Bunga memiliki seorang pacar. Saat sudah mau masuk
semester 2, Bunga hamil dan dia tetap sekolah karena perutnya belum terlihat.
Namun seiring waktu akhirnya pihak sekolah mengetahui kehamilan Bunga yang
sudah 4 bulan tersebut. Tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Sekolah harus segera mengambil keputusan. Kepala sekolah membentuk tim khusus yang terdiri dari Guru
BK, Wali kelas, orang tua Bunga, dan perwakilan anggota komite untuk mencari
solusi terbaik apakah bunga di keluarkan atau tetap bersekolah mengingat
sebentar lagi UN. Bunga sebenarnya masih ingin bersekolah, namun semenjak
orang-orang mengetahui kehamilannya dia menjadi malu untuk keluar rumah.
Sebagai seorang guru BK, solusi
terbaik apa yang bisa anda berikan? Jika Bunga diputuskan tetap bersekolah,
bagaimana memberikan pengertian serta pencegahan kepada kepada siswi-siswi
lainnya agar kejadian tersebut tidak terulang kembali?
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Layanan bimbingan dan
konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa secara
terus menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, sehingga siswa
sanggup mengarahkan dirinya sesuaidengan tuntutan dan keadaan lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat.
Layanan utama bimbingan
dan konseling di antaranya orientasi, informasi, pembelajaran, dan penempatan.
Sedangkan kegiatan pendukungnya antara lain, aplikasi instrumentasi data dan
himpunan data.
- Saran
Kita sebagai calon pendidik yang langsung
bersinggungan ataupun berinteraksi dengan peserta didik, diharuskan untuk
menguasai dan memahami ilmu tentangbimbingan dan konseling meskipun bukan
bertindak sebagai guru BK. Dan untuk calon/guru BK harus sebisa mungkin menjadi
teman curhat dan tempat berkonsultasi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Admin.
(2013). Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan
Konseling. Diakses melalui http://rahmawatialbiruni.blogspot.com/2013/06/makalah-jenis-jenis-layanan-bimbingan.html.
Pada tanggal 11 November 2014 pukul 20.00 wib.
Admin. (2011).
Layanan Orientasi dan Informasi.
Diakses melalui http://adventureisagoodteacher.blogspot.com/2011/10/layanan-orientasi-dan-layanan-informasi.html.
Pada tanggal 9 November 2014 pukul 12.00 wib.
Drs.
Tohirin, M.Pd, 2009. Bimbingan dan
Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta : Rajawali
press.
Ketut
Sukardi, Drs. Dewa. 2010. Pengantar
Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka
Cipta
Marsudi,S.H.,
M.Pd, Drs. Saring, dkk. 2010. Layanan
Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta : Muhammadiyah University Press.
Nurishan,
Juntika Achmad. 2006. Bimbingan Dan
Konselig Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : Aditama.
Prayitno.
1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta : Rineka Cipta.
[1]
Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksanaan
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. ( Jakarta : Rineka Cipta, 2010
) Hlm. 74