Penyakit Kronis Kenakalan Remaja
Dewasa
ini fenomena kenakalan remaja telah
menjamur di lingkungan dunia sekolah, bahkan telah menjadi penyakit kronis yang
sulit untuk dihindari. Lebih parah lagi, kenakalan remaja saat ini telah
meresahakan masyarakat, semisal kasus narkoba, perkosaan, pengeroyokan bahkan
pembunuhan. Ironisnya, hal tersebut terjadi diseluruh tingkatan pendidikan dari
sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Sejatinya, kenakalan merupakan hal yang
normal pada remaja karena pada usia tersebut mereka mengalami masa transisi
dari anak-anak menuju dewasa. Dikatakan normal apabila perilaku tersebut tidak
meresahkan dan merugikan sekelilingnya. Namun yang terjadi sekarang adalah
perilaku remaja telah keluar dari batasan normal bahkan dapat dikategorikan
sebagai perbuatan pidana.
Dalam
kacamata psikologi, Pada masa transisi remaja memiliki potensi yang besar untuk
melakukan hal-hal yang menyimpang dari kondisi normal. Mereka cenderung ingin
melakukan hal yang dianggap wah dan
berbeda dari yang lain. Selain pengaruh psikologi, lingkunganpun memiliki
peranan yang penting dalam pembentukan karakter remaja. Lingkungan adalah
tempat mereka bersosialisasi dan menimba pengalaman yang didalamnya terdapat
berbagai macam adat, kebiasaan, dan karakter yang berbeda-beda. Seseorang dapat
menjadi buruk karena hidup dalam lingungan yang buruk. Kondisi semacam itu
memungkinkan seseorang untuk melakukan hal yang menyimpang karena lingkungan
telah mengalami demoralisasi sosial. Norma social dan agama seakan lenyap dari
lingkungan tersebut.
Orang tua sebagai pendidik paling awal bagi
anak-anakanya harus menjadi garda terdepan dalam membangun karakter anak(Character Builiding). Orang tau harus
memiliki sifat yang baik sehingga dapat
menjadi teladan bagi buah hatinya. membangun karakter anak dengan cara yang
benar, penuh cinta kasih, dan kebaikan. Keluarga yang selalu memberi hukuman
dan otoriter akan membentuk kepribadian anak yang keras dan agresif. sebaliknya
jika keluarga memberikan pendidikan yang preventif berupa nasihat dan pujian
serta melakukan pencegahan maka akan membentuk kepribadian anak yang mudah
menghargai orang lain, jauh dari kekerasan dan perilaku menyimpang lainnya.
ditengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi orang tua harus selalu
mengawasi dan selektif dalam memberikan
tontonan kepada anak karena masa anak adalah masa menirukan apa yang mereka
lihat. Pilihlah tontonan yang mengedukasi dan mendukung perkembangan aspek motoric
dan psikomotorik anak, hindari tayangan yang berbau kekerasan, pornografi dan
sebagainya.
Selain
keluarga, sekolah yang menjadi rumah kedua bagi anak harus mampu menciptakan
kultur yang positif bagi perkembangan karakter maupun perkembangan psikis anak.
Dimulai dari pendidikan yang
mengedepankan kasih sayang tanpa kekerasan dan pemberian penghargaan terhadap
prestasi semua siswa misalnya ucapan terimakasih maupun pujian yang akan
menumbuhkan semangat siswa dalam belajar. Gurupun harus menjadi inspirasi dan
tauladan bagi siswanya sehingga mampu menumbuhkan cinta belajar, semangat
berbuat kebaikan sehingga akan tercipta siswa-siswa yang memiliki karakter
jujur, toleransi, bertanggung jawab, etos kerja yang tinggi dan pantang
menyerah. Semoga remaja Indonesia kelak tumbuh dalam suasana penuh kedamaian
dan persatuan yang mampu membawa Indonesia yang lebih berkarakter.
Calon ayah yang baik ;-) wkwkwkwk
BalasHapusAamiin..semoga bermanfaat..:-)
Hapus