Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS.Al-Ahzab:21)

Rabu, 26 November 2014

Layanan Utama dan Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum wr.wb.
Puji dan  syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Layanan Utama dan Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling “  untuk memenuhi tugas matakuliah Bimbingan dan Konseling.  
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan pihak lain. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1.      Ibu Umi Fadilah, M. Pd., selaku dosen pengampu matakuliah Bimbingan dan Konseling yang telah membimbing dan membantu dalam penyusunan makalah ini.
  1. Teman-teman Pendidikan Fisika, yang telah memberikan semangat dan motivasi bagi penyusun untuk menyelesaikan makalah ini.
  2. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam pencarian  referensi yang digunakan sebagai bahan acuan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah selanjunya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb.
Yogyakarta, November 2014  

Penyusun

                                                                                                                                                           


BAB I

PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Lebih lanjut, mengenai fungsi pendidikan dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Oleh karena itu, setiap satuan pendidikan harus memberikan layanan yang dapat memfasilitasi perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa bimbingan dan konseling. Melalui layanan bimbingan dan konseling, siswa dibantu agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan komponen pendidikan yang dapat membantu para siswa dalam proses perkembangannya. Perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak terlepas kaitannya dengan beberapa aspek yang menjadi latar belakangnya, yaitu aspek sosial- kultural, pedagogis, dan psikologis.
  1. Tujuan
    1. Mengetahui pengertian layanan bimbingan dan konseling.
    2. Mengetahui  dan memahami jenis-jenis layanan utama bimbingan dan konseling.
    3. Mengetahui dan memahami kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

BAB II

ISI

I.                   Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling

Para ahli mendefinisikan layanan bimbingan dengan cara yang bervariasi, namun selalu menunjukkan kepada hakikat, tujuan, dan prosedur yang serupa, yang secara ringkasnya dapat dikemukakan sebagai berikut:
  1. Layanan bimbingan (guidance services) merupakan bantuan yang diberikan kepada individu.
  2. Layanan bimbingan bertujuan agar yang bersangkutan dapat mencapai taraf perkembangan dan kebahagian secara optimal.
  3. Dengan layanan bimbingan, kita dapat menjalani proses pengenalan, pemahaman, penerimaan, pengarahan, perwujudan, serta penyesuaian diri, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungannya.
Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan adanya bimbingan dan konseling diharapkan dapat memberikan solusi bagi peserta didik di sekolah, agar peserta didik menjadi lebih baik dari segi perilakunya.
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensinya. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara personel sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan pengawas.

II.                Layanan Utama Bimbingan dan Konseling

A.     Layanan Orientasi
1.      Pengertian Layanan Orientasi
Menurut Prayitno (2004), orientasi berarti tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru. Sehingga layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru.
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan sekolah yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik memahami lingkungan sekolah yang baru dimasukinya, dalam rangka mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa layanan orientasi adalah layanan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengenal dan memahami keadaan dan situasi yang ada pada lingkungan sekolah secara umum agar peserta didik dapat dengan mudah menyesuaikan diri.
Adapun materi kegiatan layanan orientasi menyangkut:
a.       Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
b.      Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.
c.       Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan sosial siswa.
d.      Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.
e.       Peranan kegiatan bimbingan karier.
f.       Peranan pelayanan bimbingan konseling dalam membentuk segala jenis masalah dan kesulitan siswa.
2.      Tujuan Layanan Orientasi
a.       Membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru.
b.      Layanan ini juga akan mengantarkan individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru.
c.       Memberikan pengenalan kepada murid-murid tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan ditempuhnya. 
d.      Mencegah timbulnya permasalahan penyesuaian siswa dengan pola kehidupan sosial, belajar dan kegiatan lain di sekolah yang berkaitan dengan keberhasilan siswa.
e.       Bagi orang tua agar memahami kondisi dan situasi sekolah sehingga dapat mendukung keberhasilan anaknya.
3.      Metode yang Digunakan dalam Layanan Orientasi
a.       Penyajian, yaitu melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
b.      Pengamatan yaitu melihat langsung objek-objek yang terkait dengan isi layanan.
c.       Partisipasi, yaitu dengan melibatkan diri secara langsung dalam suasana kegiatan, mencoba, dan mengalami sendiri.
d.      Studi dokumentasi, yaitu dengan membaca dan mempelajari berbagai dokumen yang terkait.
e.       Kontemplasi, yaitu dengan memikirkan dan merenungkan secara mendalam tentang berbagai hal yang menjadi isi layanan.
4.      Pelaksanaan Layanan Orientasi
a.       Perencanaan yaitu menyiapkan fasilitas termasuk penyaji, nara sumber, dan media.
b.      Pelaksanaan yaitu mengimplementasikan pendekatan tertentu termasuk implementasi format layanan dan penggunaan media.
c.       Evaluasi yaitu menetapkan materi evaluasi dan menyusun instrumen evaluasi,
d.      Analisis hasil evaluasi yaitu menafsirkan hasil analisis.
e.       Tindak lanjut yaitu mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak yang terkait..
f.       Laporan yaitu Menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait (kepala sekolah) dan mendokumentasikan laporan layanan

B.     Layanan Informasi
1.      Pengertian Layanan Informasi
Menurut Winkel (1991), layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu informasi yang mereka perlukan. Sehingga layanan informasi bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan pemahaman.
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik. Sehingga peserta didik dapat menerima dan memahami informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan.
2.      Tujuan Layanan Informasi
a.       Menguasai akan berbagai informasi dapat digunakan untuk mencegah timbulnya masalah.
b.      Mengetahui dan menguasai informasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidup sehari-hari dan perkembangan dirinya.
c.       Memahami berbagai informasi dengan segala seluk beluknya.
d.      Untuk pengembangan kemandirian.
3.      Metode Layanan Informasi di Sekolah
a.       Ceramah
Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana, mudah dan murah.
b.      Diskusi
Penyampaian informasi kepada siswa dapat dilakukan melalui diskusi. Diskusi semacam ini dapat diorganisasikan oleh siswa sendiri maupun konselor, atau guru.
c.       Karyawitasa
Dapat membantu siswa belajar dengan menggunakan sumber yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang perkembangan mereka dan memungkinkan diperolehnya informasi yang dapat membantu pengembangan sikap-sikap terhadap pendidikan, pekerjaan, dan berbagai masalah dalam masyarakat.
d.      Buku Panduan
Buku-buku panduan dapat membantu siswa dalam mendapatkan banyak informasi yang berguna.
e.       Konferensi Karier
Dalam konferensi karier, melibatkan narasumber dari kelompok-kelompok usaha, jabatan atau dinas lembaga pendidikan. Adanya penyajian tentang berbagai aspek program pendidikan dan latihan/pekerjaan yang diikuti oleh siswa. Sehingga siswa dapatn tanya jawab dan diskusi yang secara langsung dengan narasumber.
4.      Pelaksanaan Layanan Informasi
a.       Perencanaan yaitu identifikasi kebutuhan akan informasi bagi calon peserta layanan.
b.      Pelaksanaan yaitu mengorganisasikan kegiatan layanan.
c.       Evaluasi yaitu menetapkan materi evaluasi, prosedur evaluasi dan menyusun instrument evaluasi.
d.      Analisis hasil evaluasi yaitu menafsirkan hasil analisis.
e.       Tindak lanjut yaitu mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait.
f.       Pelaporan yaitu menyampaikan laporan kepada pihak terkait dan mendokumentasikan laporan.

C.     Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran kini disebut sebagai layanan penguasaan konten. Layanan ini merupakan istilah baru dari layanan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.layanan pembelajaran atau penguasaan konten merupakan bantuan yang diberikan kepada individu untuk menguasai kemampuan atau kompetensi (konten)tertentu melalui kegiatan belajar. Kompetensi adalah kualitas seseorang yang bisa di tampilkan untuk keperluan tertentu. Menurut Prayitno dalam Afri(2009:20), layanan penguasaan konten adalah layanan dalam bimbingan konseling yang bertujuan individu dalam meguasai aspek–aspek konten tertentu secara tersinergikan.
1.      Tujuan layanan pembelajaran
  1. Tujuan Umum
Tujuan Umum Layanan penguasaan konten (PKO) adalah dikuasainya suatu konten tertentu.penguasaan konten perlu bagi individu atau klien untuk menambah wawasan dan pemahaman, mengarahkan penilaian sikap, meguasai cara-cara atau kebiasaan tertentu, untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatasi masalah-masalahnya.
  1. Tujuan Khusus
      Tujuan khusus layanan penguasaan konten/PKO dapat dilihat dari kepentingan individu mempelajarinya dan isi dari konten itu sendiri. Tujuan khusus layanan PKO terkait dengan fungsi-fungsi konseling.
  1. Asas Layanan pembelajaran
            Layanan – layanan pengusaan  konten (PKO) pada umumnya bersifat terbuka asas yang paling diutamakan adalah asas kegiatan yang di landasi oleh asas kesukarelaan dan keterbukaan dari peserta layanan. Secara khusus, layanan PKO dapat disertai dengan asas kerahsiaan apabila klien kontennya menghendakinya dan konselor harus memenuhi asas tersebut.
D.     Layanan Penempatan
Layanan penempatan adalah suatu kegiatan bimbingan yang dilakukan untuk membantu individu atau kelompok yang mengalami ketidaksesuaian antara potensi dengan usaha pengembangan dan penempatan individu pada lingkungannya yang cocok bagi dirinya serta pemberian kesempatan kepada individu untuk berkembang secara optimal.
1.      Tujuan layanan penempatan
a.       Tujuan umum
Layanan penempatan adalah diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk mengembangkan potensi dirinya .tempat yang dimaksud adalah kondisi lingkungan ,baik lingkungan fisik maupun lingkugan sosio-emosional dan lebih luas lagi lingkungan budaya ,yang secara langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan perkembangannya individu.

b.      Tujuan khusus
·         Mencapai kematangan dalam mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan seni sesuai dengan progam kurikulum dan persiapan karir tau melanjutkan pendidikan tinggi ,serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas dengan cara memilih jurusan di SMA secara tepat.
·         Mencapai kematangan dalam pemilihan karier dengan cara memasuki jurusan yang sesuai dengan cita-cita masa depan
·         Siswa mampu mempersiapkan diri untuk penjurusan di SMA
·         Mencapai kematangan dalam pemilihan karier dengan cara mengenal makna kerja sebagai panggilan hidup
·         Mencapai kematangan dalam hal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secra emosional,sosial ,intelektual,dan ekonomi sehigga memahami arti penting bekerja dalam kehidupan.

2.      Penempatan dan Penyaluran Siswa di Sekolah
a.       Penempatan Siswa di dalam Kelas
Layanan penempatan didalam kelas merupakan jenis layanan yang paling sederhana dan mudah dibandigkan dengan layanan penempatan penyaluran lainnya, penyelenggaraannya tidak boleh diabaikan.
b.      Penempatan dan Penyaluran ke dalam Kelompok Belajar
Pembentukan kelompok belajar mempunyai tujuan pokok yaitu untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya masing – masing.
c.       Penempatan dan Penyaluran ke dalam Kegiatan Ko/Ekstrakulikuler
Kegiatan  ko/ekstrakulikuler merupakan bagian dari kurikulum , sebagaimana dengan kegiatan – kegiatan lain, kegiatan ko/ekstrakulikuler pun dapat menjadi wadah belajar bagi siswa, menempati tingkat kepentingan  yang setara dengan kegiatan-kegiatan akademik lainnya.
d.      Penempatan dan Penyaluran ke Jurusan/Progam Studi
Usaha pemberian bantuan diawali dengan menyajikan informasi pendidikan dan jabatan yang cukup luas.

3.   Penempatan dan Penyaluran Lulusan
a.   Penempatan dan Penyaluran ke dalam Pendidikan Lanjutan
      Penempatan dan penyaluran siswa pada pendidikan lanjutan tidak dapat dilakukan secara acak, tetapi memerlukan perencanaan yang matang sebelum siswa tamat dari bangku sekolah yang sedang didudukinya, karena hal ini baik langsung maupun tidak langsung juga akan menyangkut citra seolah secara keseluruhan, maka sekolah mempuyai tanggung jawab yang besar dalam menyelenggaraka pelayanan penempatan dan penyaluran para siswanya setelah tamat sekolah.
b.   Penempatan dan Penyaluran ke dalam Jabatan/Pekerjaan
Di samping penempatan dalam pendidikan, sekolah juga membantu para siswanya yang akan memasuki dunia kerjanya walaupun di sekeliling siswa tersedia berbagai lapangan kerja, tetapi tidak semua lapanga kerja itu dapat dengan mudah atau cocok untuk dimasuki.

III.             Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling

Kegiatan pendukung adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan guna mempermudah dan memperlancar pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan pendukung ini tidak ditujukan secara langsung kepada sasaran BK dengan pemecahan atau penyelesaian masalah, melainkan pada hal-hal yang berkaitan dengan sasaran seperti data dan keterangan lain yang dapat membantu pelaksanaan layanan BK. Adapun beberapa bentuk kegiatan pendukung, di antaranya adalah:
1.      Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi Instrumentasi adalah upaya untuk mengungkapkan kondisi peserta didik dengan menggunakan instrumen. Instrumen disini terdiri dari dua, yaitu materi atau kondisi peserta didik dan bentuk instrumen. Materi yang dimaksudkan disini adalah berupa data atau keterangan peserta didik (klien) yang meliputi kondisi pribadi peserta didik(klien) dan lingkungan peserta didik serta lingkungan yang lebih luas lagi. Kondisi peserta didik meliputi kondisi fisik (kesehatan jasmani dan rohani) dan kondisi psikologis (potensi, bakat, minat, dan sikap), Adapun lingkungan peserta didik meliputi hubungan sosial, keluarga, informasi pendidikan dan jabatan. Secara umum, materi aplikasi instrumentasi adalah :
a.       Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b.      Kondisi mental dan fisik peserta didik (klien), pengenalan terhadap diri sendiri
c.       Kemampuan pengenalan lingkungan dan hubungan sosial
d.      Tujuan, sikap, kebiasaan, keterampilan, dan kemampuan belajar
e.       Informasi karir dan pendidikan
f.       Kondisi keluarga dan lingkungan.
Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh kegiatan penunjang aplikasi instrumentasi ialah fungsi pemahaman. [1]
Bentuk instrumen dalam aplikasi instrumentasi adalah  berupa tes dan non tes. Kedua bentuk instrumen ini digunakan untuk memperoleh data atau keterangan peserta didik yang diperlukan dalam bimbingan dan konseling. Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data psikologis dalam bentuk tes psikologis seperti tes intelegensi, bakat dan minat, dan tes hasil belajar. Tes bisa dilaksanakan secara tertulis,  lisan, secara individual maupun kelompok.  Adapun instrumen non tes digunakan untuk melihat gambaran kondisi peserta didik (klien) apa adanya, seperti angket, inventori, ataupun alat-alat lain yang disusun sendiri oleh guru pembimbing.
Dalam pelaksanaannya, sangat disarankan aplikasi instrumentasi ini diselenggarakan oleh guru atau yang memiliki kemampuan dan kewenangan khusus untuk menyelenggarakan. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua sekolah memiliki guru atau pembimbing yang berkemampuan khusus, sehingga jika belum ada, pihak sekolah dapat memanfaatkan pihak lain atau bekerjasama dengan sekolah lain dan pihak-pihak lainnya. 
2.      Himpunan Data
Himpunan data adalah upaya penghimpunan, penggolongan dan pengemasan seluruh data atau keterangan yang relevan dalam pengembangan peserta didik (klien). Kegiatan himpunan data ini adalah kegiatan lanjutan dari aplikasi instrumentasi, sehingga isi dari himpunan data merupakan hasil aplikasi instrumentasi. Penyelenggaraan himpunan data dilakukan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup. Isi himpunan data dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam layanan BK agar pembimbing dapat memperoleh pemahaman yang baik tentang masing-masing pribadi peserta didik (klien). Dengan penyelenggaraan himpunan data, fungsi utama yang didukung dalam bimbingan adalah fungsi pemahaman.
Materi umum himpunan data meliputi pokok-pokok atau data keterangan tentang berbagai hal sebagaimana isi dari aplikasi instrumentasi. Selain itu, juga memuat hasil-hasil karya siswa seperti catatan anekdot, karya tulis, laporan khusus, informasi pendidikan dan jabatan dan hasil kegiatan aplikasi instrumentasi seperti hasil observasi, wawancara, kunjungan rumah dan lain-lan.
Pengelompokan data-data yang telah terhimpun dibagi menjadi 3, yaitu :
a.       Data pribadi
Data pribadi menyangkut data diri masing-masing siswa secara individu. Penghimpunan data dilakukan dengan menyeleksi data-data yang masih relevan saja dan perlu dipertahankan, sehingga tidak semua data disimpan secara keseluruhan. Adapun data disimpan secara ringkas dan sederhana.
b.      Data kelompok
Data kelompok menyangkut aspek tertentu dari sekelompok peserta didik (klien) seperti gambaran hasil belajar, hasil diskusi, hasil bimbingan dan konseling dan lain-lain. Dengan data kelompok yang diperoleh, bisa digunakan untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu dimasukkan atau digabungkan dalam data pribadi. Penghimpunan data kelompok juga dilakukan secara ringkas dan sederhana.
c.       Data Umum
Data umum tidak secara langsung menyangkut diri peserta didik secara pribadi maupun kelompok. Data umum ini diperoleh dari luar diri peserta didik seperti informasi pendidikan, jabatan, informasi lingkungan fisik-sosial-budaya. Data ini biasanya dihimpun dalam bentuk tersendiri, misalnya berbentuk buku atau kumpulan leaflet. Dalam data umum ini, hal yang perlu diperhatikan adalah ketepatan, kebaruan dan kemanfaatannya.
Masing-masing dari ketiga jenis data diatas dihimpun dan disimpan sendiri. Teknis penghimpunan data secara keseluruhan adalah sistematik sehingga mempermudah dalam pengambilan dan pengembalian data saat diperlukan atau digunakan. Selain itu, hal yang sangat penting dalam himpunan data ini adalah penerapan asas kerahasiaan yang harus diterapkan sangat ketat terutama untuk data pribadi.











Studi Kasus


Bunga adalah siswi SMA kelas XII. Bunga siswi yg pintar, setiap semester selalu masuk 10 besar di kelas nya. Perilaku Bunga sehari-hari juga sopan, baik kepada guru maupun teman-temannya. Bunga memiliki seorang pacar. Saat sudah mau masuk semester 2, Bunga hamil dan dia tetap sekolah karena perutnya belum terlihat. Namun seiring waktu akhirnya pihak sekolah mengetahui kehamilan Bunga yang sudah 4 bulan tersebut. Tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sekolah harus segera mengambil keputusan. Kepala sekolah membentuk tim khusus yang terdiri dari Guru BK, Wali kelas, orang tua Bunga, dan perwakilan anggota komite untuk mencari solusi terbaik apakah bunga di keluarkan atau tetap bersekolah mengingat sebentar lagi UN. Bunga sebenarnya masih ingin bersekolah, namun semenjak orang-orang mengetahui kehamilannya dia menjadi malu untuk keluar rumah.
Sebagai seorang guru BK, solusi terbaik apa yang bisa anda berikan? Jika Bunga diputuskan tetap bersekolah, bagaimana memberikan pengertian serta pencegahan kepada kepada siswi-siswi lainnya agar kejadian tersebut tidak terulang kembali?











BAB III

PENUTUP


  1. Kesimpulan
Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuaidengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Layanan utama bimbingan dan konseling di antaranya orientasi, informasi, pembelajaran, dan penempatan. Sedangkan kegiatan pendukungnya antara lain, aplikasi instrumentasi data dan himpunan data.
  1. Saran
Kita sebagai calon pendidik yang langsung bersinggungan ataupun berinteraksi dengan peserta didik, diharuskan untuk menguasai dan memahami ilmu tentangbimbingan dan konseling meskipun bukan bertindak sebagai guru BK. Dan untuk calon/guru BK harus sebisa mungkin menjadi teman curhat dan tempat berkonsultasi peserta didik.









DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2013). Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Diakses melalui http://rahmawatialbiruni.blogspot.com/2013/06/makalah-jenis-jenis-layanan-bimbingan.html. Pada tanggal 11 November 2014 pukul 20.00 wib.
Admin. (2011). Layanan Orientasi dan Informasi. Diakses melalui http://adventureisagoodteacher.blogspot.com/2011/10/layanan-orientasi-dan-layanan-informasi.html. Pada tanggal 9 November 2014 pukul 12.00 wib.
Drs. Tohirin, M.Pd, 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta : Rajawali press.

Ketut Sukardi, Drs. Dewa. 2010. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Marsudi,S.H., M.Pd, Drs. Saring, dkk. 2010. Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta : Muhammadiyah University Press.
Nurishan, Juntika Achmad. 2006. Bimbingan Dan Konselig Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : Aditama.
Prayitno. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.






[1] Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. ( Jakarta : Rineka Cipta, 2010 ) Hlm. 74