HALAMAN SAMPUL
Asas - Asas dan Landasan Pendidikan
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Shidiq Premono, S.IP
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Shidiq Premono, S.IP
Disusun oleh : KELOMPOK 2
Krisna Wulandari 13690001
Krisna Wulandari 13690001
Edwin Iswiyanto 13690023
Trigonggo 13690026
Deny Astiwi 13690033
Zulfa Nidaul Hasanah 13690047
Arizal Adi
Pratama 13690052
Ayi Muthi
Nadyanti 13690053
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2013
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2013
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
makalah Pengantar Ilmu Pendidikan ini dapat kami susun dengan baik. Sholawat
dan salam semoga tetap telimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW , yang telah
membawa manusia menuju jalan kebenaran.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Diharapkan dengan penyusunan makalah ini pemahaman
kami tentang landasan asas pendidikan khususnya dapat semakin dalam. Harapan
selanjutnya kami dapat memperluas wawasan di mata kuliah pengantar ilmu
pendidikan.
Akhirnya, kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak demi terwujudnya makalah yang lebih
baik sangat kami harapkan.
Yogyakarta 19 September 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penddikan merupakan suatu proses dalam kehidupan manusia yang dapat
dilakukan oleh manusia mulai dari kecil hingga dewasa. Dapat dikatakan sebagai
kewajiban ataupun hak bagi setiap manusia unuk mendapatkan penddikan.
Pendidikan dapat mengentaskan manasia dari kebodohan atau keterbelakangan.
Kebodohan dan keterbelakangan menjadi momok dalam kehidupan modern saat ini.
Karena suatu tatanan masyarakat yang terisolasi dari pendidikan dapat
mengakibatkan masyaratkat tersebut kurang mengetahui akan informasi yang
seharusnya dipahami serta dapat mengakibatkan kehilangan kewibawaan. Kemajuan
dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mengantarkan manusia untuk
menciptakan sebuah peradaban baru. Peradaban yang seharusnya lebih baik dalam
melekukan perkembangan dari peradaban sebelumnya.
Pendidikan tidak harus didapat dari satuan pendidikan
seperti sekokahan, universitas ataupun pondok. Namun pendidikan dapat dilakukan
diluar bangku sekolah. Didalam kehidupan sosial di masyarakat, pendidikan
banyak ditamui seperti kursus, training
pelatihan, ataupun dalam acara peribadahan pengajian . Oleh karena itu, pentinya
akan asas-asas dan landasan pendidikan perlu untuk dipahami bersama. Untuk
lebih jelasnya, pemakalah akan membahas asas-asas dalam pendidikan dan landasan
dalam pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja landasan landasan pendidikan?
2. Apa saja azas-azas pendidikan ?
3. Bagaimana keterkaitannya landasan dan azas-azass pendidikan dengan
kondisi Indonesia?
C. Tujuan
1. Agar mengetahui landasan-landasan
pendidikan.
2. Agar mengetahui azas-azas pendidikan.
3. Agar mengetahui hubungan antara
landasan dan azas-azas pendidikan dengan kondisi Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Pendidikan
1. Landasan Hukum
Dalam hukum “landasan” berarti mendasari atau titik tolak. Landasan pendidikan
Indonesia terdapat pada Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang RI No.2 tentang
Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang
sistem Pendidikaan Indonesia, dan beberapa peraturan lainnya.
Tercantum dalam UUD 1945, pasal-pasal yang berkaitan dengan pendidikan
adalah pasal 31 ayat 1, yang berbunyi: “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran”. sedangkan pasal 31 ayat 2 berbunyi: “Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan
Undang-undang”. Dalam pasal ini dimaksudkn supaya pemerintah mengadakan sistem
pendidikan nasional.
Pasal 32 UUD 1945 berbunyi: “Pemerintah memajukan kebudayaan nasional
Indonesia”. Pendidikan dan kebudayaan saling berkaitan, karena berbagai aspek
kebudayaan akan mendukung program dan pelaksanaan pendidikan. didalam
Undang-undang pendidikan disebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak atas
kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperooleh
pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang sekurang-kurangnya setara dengan
pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan tamatan pendidikan dasar”.
2. Landasan Filosofi
Landasan filosofi berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikaan. Filsafat dan pendidikan
berhubungan erat karena filsafat merumuskan citra tentang manusia dan
masyarakat, sedangkan pendidikkan berusaha untuk menjawab berbagai pertanyaan
seputar pendidikan.
Empat madzab filsafat
pendidikan yang berpengaruh besar terhadap penyelenggaraan dan pemikiran pendidikan (Redja
Mudyahardja,et.al.,1992:144-150;Wayan Ardhana,1986: 14-18) yaitu:
1)
Esensialisme
merupakan
madzab filsafat pendidikan yang
berprinsip idealism dan realisme. Filsafat idealis memberikan dasar tinjauan
filosofis bagi mata pelajaran sejarah,sedangkan ilmu pengetahuan alam diajarkan
berdasarkan tinjauan yang realistik.
Menurut madzab esensialisme yang
termasuk the liberal arts yaitu: Penguasaan bahasa termasuk retorika,
Gramatika, Kesusasteraan, Ilmu kealaman, Matematika, Sejarah,dan Seni keindahan
2)
Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran
konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal. Perbedaannya ialah perenialisme menekankan
keabadian teori kehikmahan, yaitu :
Ø pengetahuan yang benar
Ø keindahan
Ø Kecintaan kepada
kebaikan
Dinamakan
perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang perenial. Prinsip
pendidikan antara lain :
Ø Konsep pendidikan
bersifat abadi
Ø Inti pendidikan harus
mengembangkan kekhususan makhluk yang unik,yaitu kemampuan berfikir
Ø Tujuan belajar adalah
mengenal kebenaran yang abadi dan universal
Ø Pendidikan merupakan
persiapan bagi kehidupan sebenarnya
Ø Kebenaran abadi
diajarkan melalui pelajaran dasar.
Juga sebaiknya kurikulumnya bersifat wajib dan berlaku umum yang
mencakup:
Ø Bahasa
Ø Logika
Ø Matematika
Ø Sejarah
Ø Ilmu pengetahuan alam
3) Pragmatisme
dan Progresivisme
Progresivisme
atau gerakan pendidikan progresif mengembangkan teori pendidikan yang
mendasarkan diri pada beberapa prinsip,antara lain :
Ø Anak harus bebas untuk
dapat berkembang secara wajar.
Ø Pengalaman langsung
merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar
Ø Guru harus menjadi
seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar
Ø Sekolah progresif harus
menjadi laboratorium untuk reformasi pedagogis dan eksperimentasi.
4) Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan
sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat,juga merupakan suatu kelanjutan yang logis
dari cara berfikir progresif dalam pendidikan.
3. Landasan kultural
Kebudayaaan
sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu
terkait dengan pendidikan,utamanya belajar,kebudayaan dalam arti luas tersebut
dapat berwujud:
Ø Ideal seperti
ide,gagasan,nilai dan sebagainya
Ø Kelakuan berpola dari
manusia dalam masyarakat, dan
Ø Fisik yakni benda hasil
karya manusia.
4. Landasan Sejarah
Sejarah merupakan rangkaian kejadian maupun peristiwa di masa lampau yang
membawa konsep-konsep tertentu. serangkaian cerita dimasa lalu tersebut dapat dijadikan sebagai acuan maupun
koreksi untuk segala permasalahan dan rencana dimasa mendatang. Catatan sejarah
menjadi referensi yang tidak ternilai harganya. Sejarah pendidikan dunia telah
diawali dari tahun 150-an Sebelum Masehi. Pendidikan zaman dahulu cenderung
menitikberatkan pada pengajaran yang berfokus pada ide, dunia surga, atau
akhirat. Setelah memasuki zaman realisme (abad ke-17) pengembangan pendidikan telah mengarah pada kehidupan
dunia dan bersumber pada keadaan di dunia pula.
Sosiologi
pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi
sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi
pendidikan meliputi empat bidang:
1)
Hubungan sisitem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang
mempelajari:
Ø Fungsi pendidikan dalam
kebudayaan
Ø Hubungan sistem pendidikan
dan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan
Ø Fungsi sistem pendidikan
dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan kebudayaan
Ø Hubungan pendidikan
dengan kelas sosial atau sistem status
Ø Fungsionalisasi sistem
pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras dan budaya.
2)
Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi:
Ø Sifat kebudayaan sekolah
khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah.
Ø Pola interaksi sosial
atau struktur masyarakat sekolah.
3)
Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya,yang mempelajari:
Ø Peranan sosial guru.
Ø Sifat kepribadian guru .
Ø Pengaruh kepribadian
guru terhadap tingkah laku siswa.
Ø Fungsi sekolah dalam
sosialisasi anak.
4)
Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah
dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya,yang meliputi:
Ø Pelukisan tentang
komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap organisasi sekolah
Ø Analisis tentangproses
pendidikan seperti tampak terjadi pada sistem sosial komunitas dalam fungsi
kependidikannya.
Ø Faktor-faktor demografi
dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah.
Ø Hubungan antara sekolah
dan komunitas dalam fungsi kependidikannya.
6. Landasan Psikologi
Pemahaman peserta didik yang berkaitan dengan proses kejiwaan merupakan
kunci keberhasilan pendidikan. Contoh aspek kejiwaan meliputi bakat, minat,
kecerdasan, akan tetapi kebutuhan dasar yang bermacam-macam pada manusia dan
perkembangan peserta didik termasuk perkembangan kepribadian.
7. Landasan Ekonomi
Saat ini sektor ekonomi mendapat perhatian lebih dari berbagai pihak
termasuk pemerintah. karena kondisi perekonomian suatu negara telah menjadi
tolok ukur kemajuan suatu negara. Maka pengembangan ekonomi sangat kompetitif
demi nama baik negara tersebut. Zaman sekarang ini ekonomi merupakan salah satu
faktor terpenting dalam penentuan maju dan mundurnya pendidikan di suatu
lembaga yang sedang berjalan dengan baik.
Pengembangan ekonomi dan pendidikan berjalan secara beriringan. Disamping
pengembangan ekonomi, dalam waktu yang hampir bersamaan upaya pengembangan
pendidikan juga terus digalakkan. Pendidikan yang diselenggarakan bertujuan
untuk mencetak generasi yang unggul dan siap untuk terjun dalam dunia kerja
yang berkualitas.
Kegunaan ekonoomi dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Untuk memenuhi segala kebutuhan pendidikan.
b. Membiayai segala keperluan administratif maupun bentuk kebutuhan lainnya.
c. Untuk materi pelajaran pendidikan ekonomi sederhana, agar bisa
mengembangkan individu yang berperilaku ekonomi (hemat, bersikap efisien,
memiliki keterampilan deduktif, memiliki etos kerja, mengerti prinsip-prinsip
ekonomi).
d. Membayar jasa kegiatan pendidikan.
e. Untuk memenuhi kebutuhan dasar dan kemauan para personalia pendidikan.
f. Meningkatkan motivasi kerja.
g. Membuat para personalia pendidikan lebih bergairah.
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran
proses pendidikan. walaupun ekonomi bukan faktor utama penentu keberhasilan
pendidikan, namun penggunaan sektor ekonomi tersebut tetap harus memperhatikan
efisiensinya. Keberhasilan pendidikan harus didukung oleh banyak pihak
diantaranya ialah dedikasi, keahlian dan keterampilan para pengelola
kependidikan. Sistem pendidikan yang dalam hal ini adalah kurikulum juga
memiliki andil yang cukup menentukan jalannya pendidikan.
8. Landasan Ilmiah dan Teknologi
Iptek merupakan salah satu meteri pengajaran sebagai bagian dari
pendidikan. Peran pendidikan dalam pewarisan dan pengembangan IPTEK sangat
penting. Perkembangan IPTEK akan segera
diakomodasi oleh pendidikan dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK.
Pengetahuan (knowledge) merupakan
segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta,
penalaran (rasio), intuisi, dan wahyu. Pngetahuan yang memenuhi kriteria dari
segi antologis, epistimologis dan aksiologis secara konsekuen dan penuh
disiplin biasa disebut ilmu ataupun ilmu pengetahuan (science); kata sifatnya
adalah ilmiah atu keilmuan sedangkan ahlinya disebut ilmuwan.
Landasan antologis dari ilmu
berkaitan dengan objek yang ditelaaha oleh ilmu adalah: bagaimana wujud haqiqi
dari objek tersebut. Ilmu membatasi objeknya pada fakta atau kejadian yang
bersifat empiris. Pengetahuan ini pada dasarnya merupakan abstraksi yang
disederhanakan dari fakta atau kejadian yang sangat kompleks. Sehingga, ilmu
mempunyai tiga asumsi tentang objek empiris,yang dapat ditangkap oleh alat
indra baik secara langsung maupun dengan alat bantu (kacamata). Objek ilmu
selalu berkaitan dengan pengalaman manusia yang dapat dipublikasikan kepada
orang lain. Sesuatu yang diluar jangkauan pengalaman contohnya pengalaman
setelah mati, karena objek ilmu membuktikan belum pernah ada orang yang bangkit
dari kubur setelah mati. Pengetahuan ilmiah pada dasarnya merupakan abstraksi
yang disederhanakan dengan fakta. Sehingga dapat digolongkan menjadi tiga asumsi objek empiris :
Ø Objek-objek
tertentu mempunyai keserupaan dengan yang satu maupun yang lain sehingga
memungkinkan untuk dilakukan klasifikasi
Ø Objek dalam
jangka waktu tertentu tidak mengalami perubahan (kelestarian relatif)
Ø Determinisme, bahwa
suatu gejala bukan merupakan kejadian yang kebetulan tetapi memiliki pola yang
bersifat tetap (Jujun S. Suriasumantri, 1978 : 5-8).
Landasan
epistemologi berkaitan dengan segenap proses untuk memperoleh pengetahuan
ilmiah yakni: bagaimana prosedurnya, apakah yang harus diperhatikan, dan sarana
apa yang membantu untuk mendapatkannya? Ilmu merupakan pengetahuan yang
diperoleh melalui proses tertentu disebut metode keilmuan.
Landasan
aksiologis berkaitan dengan manfaat atau kegunaan pengetahuan ilmiah. Ilmu
telah berjasa mengubah wajah dunia dalam berbagai bidang serta memajukan
kesejahteraan manusia. Namun kita juga menyaksikan bagaimana ilmu digunakan
untuk mengancam martabat dan kebudayaan manusia. Oleh karena itu ilmu sering
dianggap netral, ilmu itu bebas dari nilai-nilai yang baik ataupun yang buruk
dan sangat tergantung dari nilai moral ilmuwan.( Umar
Tirtarahardja,2008:114-115)
B . Asas-Asas Pendidikan
asas pendidikan
merupakan tumpuan berfikir, baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan
pendidikan. asa bersumber dari pemikiran
dan pengalaman sejarah
1. Asas Tut Wuri Handayani
Semboyan Tut Wuri Handayani yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara
menjadi inti dari sistem among pendidikan. Dua semboyan lain yang melengkapi
Tut Wuri Handayani adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha (Jika di depan memberi
contoh), Ing Madya Mangun Karsa(ditengah memberi motivasi). Pendidikan yang
berasas Tut Wuri Handayani berarti seorang pendidik yang berada yang berdiri di
belakang bertanggung jawab menyingkirkan segala sesuatu yang merintangi anak
didiknya.
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat atau pendidikan sepanjang masa oleh UNESCO
dijelaskan menjadi beberapa definisi:
a. Meliputi seluruh hiidup setiap individu.
b. mengarah pada pembentukan, pembaharuan, peningkatan, dan penyempurnaan
secara sistematis pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat meningkatkan
kondisi hidupnya.
c. tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu.
d. meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajarr mandiri.
e. mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi.
Proses belajar mengajar akan mendapat hasil yang lebih maksimal apabila
minimal memiliki dua misi, yaitu membelajarkan peserta didik dengan efisien dan
efektif serta meninkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri. sedangkan
kurikulum yang dapat mendukung proses pendidikan sepanjang masa selayaknya
memperhatikan dimensi vertikal dan horisontal.dimensi vertikal meliputi
keterkaitannya antartingkatan persekolahan dan antarpeserta didik. sedangkan
dimensi horisontal adalah keterkaitan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan
sekolah dan dari luar sekolah.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Setiap peserta
didik diharapkan memiliki kemandirian dalam belajar. Sehingga guru disekolah
adalah seorang fasilitator, motivator, organisator, dan informator. Kemandirian
dalam belajar ini harus ditanamkan sejak dini dan terus dikembangkan melalui
kegiatan kurikuler maupun ekstra-kurikuler. Baik asas tut wuri handayani
maupun belajar sepanjang hayat secara langsung erat kaitannya dengan asas
kemandirian dalam belajar. Asas tut wuri handayani bertolak pada prinsipnya
bertolak dari asumsi kemampuan siswa untuk mandiri, termasuk mandiri dalam
belajar.
Perwujudan
asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai
fasilitator dan motivator, di samping peran-peran lain: Informator,
organisator, dan sebagainya.
Pendidikan dan Kondisi Indonesia
Pendidikan membawa beban tujuan yang begitu besar demi
kemanjuan bangsa. Begitu pula Indonesia, pendidikan diharapkan mampu
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat bangsa Indonesia. Berbagai upaya telah
dilakukan untuk menyongsong kemajuan pendidikan di bangsa yang sarat akan budaya ini.
Konsep pendidikan di indonesia adalah berdasar pancasila.
Pengembangan nilai-nilai pada sila-sila pancasila kedalam diri setiap peserta
didik merupakan bagian dari proses pendidikan Indonesia. Hal ini berarti ilmu
pendidikan harus digali dari bumi Indonesia.
Pendidikan Indonesia telah ada sejak zaman kuno, kemudian
berlanjut di zaman Hindu Budha, pengaruh Islam, pendidikan zaman penjajahan,
orde lama, orde baru, dan masa reformasi.
Sejarah yang begitu panjang menuju setiap periodenya tentunya
membutuhkan semangat juang yang besar. Satu dari sederet pelajaran berharga
yang dapat kita ambil dari riwayat pendidikan indonesia adalah semangat
para tokoh-tokoh pendidikan maupun
organisasi yang berkecimpung dalam pendidikan selalu berjalan dengan semangat
yang tergenggam kuat di tangan mereka.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidikan memang telah disadari oleh banyak pihak, merupakan kebutuhan
yang penting. Telah terjadi pergeseran
yang menggembirakan, kini pendidikan ditempatkan dalam posisi kebutuhan
primer. jika mengingat tujuan pendidikan intuk membentuk manusia seutuhnya,
mari kita tengok sebentar pendidikan di Indonesia. Apakah telah berupaya untuk membentuk manusia seutuhnya? Membentuk
manusia tidak sekadar dari sisi kognitif saja, butuh pembentukan moral yang
baik. Namun kenyataannya, di Indonesia sebagian besar sekolah lebih
menikberatkan pada kualitas kognitif saja. Inilah tugas kita bersama dalam rangka menuju Indonesia yang
lebih maju.
Kesejahteraan pendidik kini lebih diperhatikan agar kualitas pengajaran
yang berjalan juga semakin baik. Pengadaan Dana untuk infrastruktur dan
operasional juga telah ditata dengan sedemikian rupa oleh para pejabat yang
berwenang. penyelewengan dana pendidikan harus mendapat perhatian lebih dari
berbagai pihak agar tidak menghambat kemajuan pendidikan di Indonesia.
Pendidikan diselenggarakan berdasarkan filsafat hidup serta berlandaskan
sosiokultural. Setiap masyarakat termasuk di Indonesia.
Landasan yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan
pendidikan yaitu landasan filosofi, sosiologis, dan kultural. sedangkan
landasan ilmiah dan teknologi yaitu landasan yang membekali tenaga kependidikan
dan tenaga sumber bahan ajaran hingga mendorong pendidikan itu menjemput masa
depan.
Asas-asas pendidikan yang memberikan corak khusus dalam penyenggaraan
pendidikan dan memberi corak hasil-hasil pendidikan yakni manusia dan
masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Rifa’i, Muhammad. 2010. Sejarah Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia.
Maunah, Binti. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta : Teras.
Langgulung, Hasan. Asas-asas Pendidikan Islam. Jakarta : Pustaka Al-Husna.
Umar Tirtaraharja, S.L.La Sulo. 2008. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar