Bab
I
Pendahuluan
Sebagai seorang manusia kita pasti menginginkan kehidupan yang tenang dan bahagia.
Untuk mencapai keinginan itu kita pasti membutuhkan tuntunan dalam manjalankan
hidup, yaitu agama. Dengan agama hidup kita akan lebih terarah karena kita senantiasa
dituntut untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam mendalami agama kita juga
membutuhkan sebuah keyakinan karena kita mempelajari hal yang ghaib. Dengan hal
tersebut mendorong kita untuk selalu berbuat baik.
Dalam agama Islam kita mengenal konsep Iman dan Ihsan. Kedudukan Ihsan dalam kehidupan merupakan
hal yang penting. Kadang kala kita sebagai seorang
muslim yang sudah diberikan tuntunan masih saja melakukan hal-hal yang tidak
baik. Ini diakibatkan karena tingkat keimanan yang tidak stabil. Kita tahu
bahwa Ihsan merupakan realisasi dari Iman.
Oleh karena itu, kita harus mengetahui
bagaimana kaitan antara Islam, Iman, dan Ihsan.
Karena dari ketiga konsep di atas merupakan kunci untuk
mencapai suatu kehidupan yang bahagia.
Ø Rumusan
Masalah
1.
Apakah
pengertian dari Islam, Iman,
dan Ihsan?
2.
Bagaimana posisi
Islam, Iman,
dan Ihsan dalam kehidupan sehari-hari ?
3.
Bagaimanakah
hubungan antara Islam, Iman,
dan Ihsan?
Ø Tujuan
1.
Untuk
menjelaskan pengertian Islam, Iman,
dan Ihsan.
2.
Untuk
menjelaskan posisi Islam, Iman,
dan Ihsan dalam kehidupan sehari – hari.
3.
Untuk
menjelaskan hubungan antara Islam, Iman,
dan Ihsan.
Bab
II
Pembahasan
A. PENGERTIAN
1. ISLAM
Pengertian Islam secara
etimologis berasal
dari bahasa Arab yang mempunyai bermacam-macam arti diantaranya:
1. Salam
artinya Selamat, aman, sejahtera. Yaitu aturan hidup yang dapat menyelamatkan
manusia didunia dan akhirat.
2. Aslama
artinya menyerah atau masuk Islam. Yakni mengajarkan penyerahan diri, tunduk
dan patuh
kepada Alloh.
3. Silmun
artinya keselamatan atau perdamaian.
4. Salamun
artinya tangga atau kendaraan.
Sedangkan menurut terminologis, Islam adalah tunduk
dan patuh lahir dan batin,
kepada ajaran yang telah dibawa oleh
Nabi Muhammad SAW. Ada juga yang mengatakan bahwa Islam adalah agama Alloh yang diwahyukan kepada
rasul-rasul-Nya sejak nabi pertama yaitu Adam AS hingga nabi terakhir Muhammad SAW.
Pengertian islam
secara etimologis berasal dari bahasa Arab yaitu salima artinya selamat. Dari
kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh.
Secara terminologis, islam adalah tunduk dan patuh lahir batin, kepada apa yang
telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW (Jamaludin Kafie, 1981:15). Seperti yang
terdapat dalam HR.Muslim, islam adalah bersaksi bahwasannya tidak ada Tuhan
melainkan Allah, dan sesungguhnya Nabi Muhammad itu utusan Allah.
Agama islam
adalah agama yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW dan dipelihara serta dipahamkan
dengan rapi dan teliti oleh para sahabat beliau dan orang-orang yang hidup pada
zaman itu, yang mengajarkan manusia berserah diri dan tunduk sepenuhnya kepada
Allah untuk menuju keselamatan di dunia dan di akhirat.
Ø Islam
adalah agama yang paling diridhoi disisi Allah dan sebagai agama yang benar
ajaranya, dikuatkan dengan alasan dan bukti sebagai berikut:
1. Jelas
asal usulnya yaitu sebagai agama wahyu yang terakhir.
2. Dibawakan
oleh nabi terakhir Muhammad SAW.
3. Diterangkan dalam
kitab sucinya yaitu Al-Quran.
4. Ajaranya
tidak bertentangan dengan fitrah manusia.
5. Mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia dan dapat diamalkan secara praktis
oleh pemeluknya.
Ø
Karakteristik Islam:
1. Ajarannya sederhana, rasional dan
praktis
2. Kesatuan
antara kebendaan dan kerohanian
3. Islam memberi
petunjuk seluruh segi kehidupan
4. Keuniversalan
dan kemanusiaan
5. Keseimbangan
antara individu dan masyarakat
6. Ketetapan dan
perubahan (membuka ruang ijtihad)
7. Al-Quran
sebagai pedoman, terjamin kesucian dan kemurniannya.
Sebagai agama Samawi terakhir, Islam merupakan agama universal yang merupakan
penyempurnaan, pelurus terhadap penyimpangan dari agama Samawi sebelumnya. Agama Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia baik Ibadah,
sosial, hukum, ekonomi, politik dan lain-lain yang menjadi pedoman hidup seluruh umat manusia agar
tercapai kehidupan yang diridhoi Alloh SWT.
Secara garis besar, aspek tersebut terdiri dari 3 hal yaitu:
- Aqidah, merupakan fondasi dari agama Islam yang sifat ajaranya pasti, mutlak kebenaranya, terperinci dan monoteistis yang intinya adalah mengesakan Alloh SWT.
- Syariah, secara bahasa berarti “Jalan yang harus dilalui”. Sedangkan menurut istilah adalah “Ketentuan Alloh yang mengatur hubungan manusia dengan Alloh, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam sekitarnya. Syariah terbagi menjadi 2 bidang yaitu:
a. Ibadah
ialah hubungan manusia dengan Alloh SWT. Ibadah sendiri terbagi menjadi 2 macam yaitu Mahmudah
dan Ghoiru Mahmudah.
b. Muamalah
adalah aturan tentang hubungan manusia dengan manusia dalam rangka memenuhi
kepentingan hidupnya.
- Akhlaq, menurut bahasa berarti “Perbuatan spontan”. Sedangkan menurut istilah adalah aturan tentang perilaku lahir dan batin yang membedakan antara yang hal terpuji dan hal tercela. Akhlak yang benar menurut Islam adalah yang dilandasi iman. Karena akhlaq merupakan realisasi dari iman seseorang. Secara garis besar akhlaq mencakup manusia kepada Alloh, diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap alam sekitar.
Selain itu kita juga mengetahui adanya 5 rukun Islam,
yaitu :
1.
Syahadat
Yang intinya kita mengakui bahwa tiada
tuhan selain Alloh SWT dan nabi Muhammad SAW adalah
utusan Alloh SWT.
2.
Shalat
Merupakan salah satu kewajiban umat dengan mendirikan
shalat lima waktu dalam satu hari satu malam.
3.
Zakat
Zakat ini bertujuan untuk menyucikan jiwa dan
harta benda kita. Zakat ada 2 macam yaitu fitrah dan mal. Zakat ini dikeluarkan
oleh Muzakki dan diterima oleh 8 asnaf Mustakhik.
4.
Puasa
Dalam Islam 2 macam puasa, yaitu puasa wajib contohnya : puasa
bulan Ramadhan, puasa nadzar, dan juga puasa denda. Yang kedua adalah puasa
sunnah, contohnya : puasa senin-kamis, dll.
5.
Haji
Merupakan ibadah yang hanya
diwajibkan satu kali seumur hidup bagi muslim yang mampu menjalankannya. Yang intinya menapak tilas kisah nabi Ibrahim AS.
Islam adalah
agama perdamaian dengan ajaran pokoknya
adalah keesaan Tuhan dan keesaan seantero umat manusia. Islam ingin menciptakan
kehidupan dunia yang damai dan rukun diantara umat manusia. Islam itu menuntut
pemeluknya supaya percaya kepada semua agama didunia yang mendahuluinya yang
diturunkan oleh Tuhan. Adalah merupakan sesuatu prinsip yang fundamental dalam
Islam, bahwa seorang muslim juga harus percaya kepada para nabi dan rosul yang
dibangkitkan sebelum nabi Muhammmad[1].
Dan juga Islam adalah satu-satunya agama yang diridhoi Alloh SWT sebagaimana
firman-Nya dalam Al Qur’an yang artinya :
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan tlah Kucukupkan
kpadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agama bagimu.” (Q. S Al Maidah ayat 3)
Apabila Islam
di maknai secara umum, yaitu segala sesuatu yang turun
kepada Nabi Muhammad dari syariatnya, maka telah mencakup makna Iman juga di
dalamnya. Serta apabila di maknai secara khusus,
yaitu amalan anggota badan, maka Iman tidak termasuk ke dalamnya. Sehingga muncul istilah “Iman dan Islam jika berpisah maka berkumpul,
dan jika berkumpul maka berpisah.” yaitu jika Islam dan Iman berada pada
pembahasan masing-masing, penyebutan Islam saja berarti telah mencakup juga
Iman ke dalamnya. dan penyebutan Iman saja berarti telah mencakup Islam di
dalamnya. Karena tidak ada orang yang beriman akan tetapi tidak islam. Dan tidak bisa disebut orang islam jika mengaku islam tetapi tidak mempunyai iman, contohnya seperti orang munafiq.
Ø
Dalil-dalil
Sesungguhnya
agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang
yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,
karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap
ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
Surat ali Imran 19
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidak- lah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi (surat Al-Imran:85).
2.
IMAN
Iman secara etimologis berarti 'percaya'. Perkataan iman
diambil dari kata kerja 'aamana'-- yukminu' yang berarti 'percaya' atau
'membenarkan'. Secara terminologis iman adalah mempercayai dengan hati,
mengikrarkan, dan mengamalkan dengan perbuatan, segala apa yang dibawa Nabi Muhammad SAW (Jamaludin
Kafie, 1981:23). Dalam HR. Muslim iman ialah hendaknya kamu beriman kepada
Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, utusan-utusanNya, hari kemudian, dan hendaknya kamu beriman
dengan qada dan qadarNya ketentuan baik dan buruknya dari Allah ta’ala.
Iman merupakan bentuk musytaq dari al-amnu
yang berarti keamanan, kedamaian dan merupakan lawan kata al-khauf, yang
berarti ketakutan, kekhawatiran, larangan (Abu Bakar Ahmad bin al-Husain al-Baihaqi, Syu`abul
Iman, Beirut: Dar al-Kutub al-`Ilmiyyah, 1410, I, hlm.3)
Iman berarti juga percaya (A.W. Munawwir, Kamus
al-Munawwir, Yogyakarta: Pustaka Progress, 1984, hlm. 45) atau membenarkan.
Mu`min berarti orang yang percaya, orang yang beriman, sedang mu`minun
merupakan jama` mudzakkar salim yang berarti orang-orang yang beriman.
Katakanlah (hai
orang-orang mu`min), Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada
kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub dan anak
cucunya dan apa yang diturunkan kepada Musa serta apa yang diberikan kepada
Nabi-nabi dari Tuhannya,… Q.S. al-Baqarah(2):136
v
Tahap-tahap Iman:
1.
Iman orang yang bertaqlid atau imannya orang awam.
2.
Iman ahli ilmu atau para ulama’.
3.
Iman nabi-nabi dan rasul.
è Iman orang-orang yang bertaqlid atau iman orang awam
iman
kepada Allah dan mengenaliNya dengan hanya mendengar kabar dari orang lain dan
mengikuti kata-kata orang lain tentang wujudnya Allah. Ini adalah peringkat
iman yang lemah.
è Iman ahli ilmu atau iman para Ulama’
Keimanan
kepada Allah dan mengenalinya dengan berfikir tentang kejadian alam ini dan
mengemukakan bukti (dalil) dan ada bukti akal (dalil aqli) atau bukti Al-Quran dan
hadith (dalil naqli).
Iman nabi-nabi dan rasul-rasul
è
Iman nabi-nabi dan rasul.
Iman kepada Allah dan mengenalinya dengan hujah dan
bukti. Iman mereka yang paling sempurna dan tinggi kerena mereka senantiasa
kukuh dan takut melanggar perintah Allah. Mereka tidak melakukan dosa serta
mereka terpelihara dari melakukan dosa.
Rasulullah SAW telah bersabda,
الإِيْمَانُ
بِضْعٌ وَسَبْعُونَ شُبْعَةً فَأَفْضَلْهَا قَوْلُ لاَ إِلَـٰـهَ إِلاَّ اللَّه
وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَٰى عَنِ الطَّرِيقِ وَالأْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ
الإِيْمَانِ .
Cabang-cabang
Iman ada tujuh puluh lebih cabang, yang
paling utama ucapan LAA ILAAHA ILLA
ALLAH dan yang paling rendah ialah
mengalihkan benda yang berbahaya
ditempat lalu lalang. Dan sikap malu adalah sebahagian dari cabang iman.
3.
IHSAN
Secara
etimologis, ihsan berasal dari kata (mufrod) hasan, yang artinya baik. Ihsan
secara terminologis mempunyai arti apabila kita beribadah seolah-olah kita
melihat Allah dan bila tidak melihatnya, maka Allah pasti melihat kita (MGMD,
2004:9). Menurut HR. Muslim ihsan ialah hendaknya kamu menyembah Allah
seakan-akan kamu melihatnya. Dan jika kamu tidak melihatnya, maka sesungguhnya
Allah melihat kamu.
Ihsan ditakrifkan
dengan
makna membuat sesuatu kebaikan dengan penuh keikhlasan
kepada
Allah SWT dan melakukan secara tekun dan terbaik. Kesempurnaan
amalan seseorang itu adalah bergantung kepada sifat ihsan yang wujud
dalam
diri setiap muslim. Bahkan ibadah yang dikerjakan oleh seseorang itu mungkin menjadi sia-sia
dan tidak mendatangkan sebarang kesan yang baik kiranya tidak
disertai dengan sifat ihsan.
Tegasnya ihsan adalah merupakan asas penting untuk kesempurnaan dalam mengerjakan sesuatu ibadah kepada
Allah SWT yang memberi nikmat dan kelebihan. Namun sebenarnya makna
ihsan ini lebih luas. Perbuatan-perbuatan baik meliputi semua tingkah laku yg
mengangkatkan taraf manusia serta mendidik jiwa seseorang dan menghampirkan
dirinya kepada penciptanya.
´
Ihsan mempunyai landasan yaitu:
1. Landasan
Qauli
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan
untuk berbuat Ihsan terhadap segala sesuatu” (HR. Muslim). Tuntutan untuk
berbuat Ihsan dalam Islam yaitu secara maksimal dan optimal.
2. Landasan
Kauny
Dengan melihat fenomena dalam kehidupan ini, secara
sunnatulloh setiap orang suka akan berbuat yang Ihsan.
Alasan berbuat Ihsan:
a. Adanya
monitoring Allah (muraqabatulloh)
b. Adanya
kebaikan Allah (Ihsanulloh)
Dengan adanya muraqaabatulloh dan
Ihsanulloh maka sudah selayaknya kita berihsanuniyat (berniat yang baik).
Karena akan mengarahkan kita kepada:
a. Ikhlasunniyat
(niat yang ikhlas)
b. Itqanul
‘amal (amal yang rapi)
c. Jaudatul
adaa’ (penyelesaian yang baik)
Ihsan ini harus kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga jika kita berbuat baik, maka perbuatan itu
selalu kita niatkan untuk Allah. Sebaliknya jika terbersit niat kita untuk
berbuat keburukan, kita tidak mengerjakannya karena Ihsan tadi.
Orang yang ihsannya kuat akan rajin
berbuat kebaikan karena dia berusaha membuat senang Allah yang selalu
melihatnya. Sebaliknya dia malu berbuat kejahatan karena dia selalu yakin Allah
melihat perbuatannya.
Ihsan dianalogkan sebagai atap
bangunan Islam (rukun Iman adalah pondasi dan rukun Islam adalah bangunanya).
Ihsan berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan keIslaman seseorang. Jika
seseorang berbuat Ihsan, maka amal-amal islam lainnya akan terpelihara dan
tahan lama sesuai dengan fungsinya sebagai atap bangunan.
Dalil-dalil:
Jika kamu berbuat baik
(berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat,
maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi
(kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan
muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu
memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja
yang mereka kuasai. Surat al isra’ 7
Dan carilah
pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Surat Al Qashash 77
B.
POSISI
ISLAM, IMAN, dan IHSAN
Seseorang
yang akan mendirikan sebuah rumah yang pertama dibangun adalah pondasinya.
Begitu juga dengan seseorang yang beragama, dia harus tahu cara untuk
membangunnya. Pondasi dari agama islam
merupakan iman. Diibaratkan sebuah rumah, apabila pondasinya tidak kuat maka
bangunannya akan mudah runtuh.
Selanjutnya
sebuah rumah yang dibangun adalah dinding dari bangunan tersebut. Islam
merupakan dinding dari berdirinya agama. Terakhir, sebuah rumah yang didirikan
adalah atapnya. Atap dari sebuah agama adalah ihsan.
C.
HUBUNGAN ISLAM, IMAN dan IHSAN
Telah
di jelaskan sebelumnya pengertian islam, iman, dan ihsan . Nah, dalam ketiga
hal ini terdapat hubungan antara ketiganya. Lebih jelasnya hubungan – hubungan
atau keterkaitan antar ketiga hal tersebut :
è Iman itu bisa dikatakan sebagai
landasan awal. Seperti sebagai
pondasi dalam keberadaan suatu rumah. Sedangkan Islam merupakan entitas yang berdiri diatasnya. Maka, apabila iman
seseorang lemah, maka islamnya pun akan condong, lebih lebih akan rubuh. Dalam
realitanya mungkin pelaksanaan sholat akan tersendat-sendat, sehingga tidak
dilakukan pada waktunya, atau malah mungkin tidak terdirikan. Zakat tidak
tersalurkan, puasa tak terlaksana, dan lain sebagainya. Sebaliknya, iman akan
kokoh bila islam seseorang ditegakkan. Karena iman terkadang bisa menjadi
tebal, kadang pula menjadi tipis, karena amal perbuatan yang akan mempengaruhi
hati. Sedang hati sendiri merupakan wadah bagi iman itu. Jadi, bila seseorang
tekun beribadah, rajin taqorrub, maka akan semakin tebal imannya, sebaliknya
bila seseorang berlarut-larut dalam kemaksiatan, kebal akan dosa, maka akan
berdampak juga pada tipisnya iman.
Ihsan bisa diumpamakan sebagai hiasan rumah, bagaimana
rumah tersebut bisa terlihat mewah, terlihat indah, dan megah. Sehingga padat
menarik perhatian dari banyak pihak. Sama halnya dalam ibadah, bagaimana ibadah
ini bisa mendapatkan perhatian dari sang kholiq, sehingga dapat diterima
olehnya. Tidak hanya asal menjalankan perintah dan menjauhi larangannya saja,
melainkan berusaha bagaimana amal perbuatan itu bisa bernilai plus
dihadapan-Nya. Sebagaimana yang telah disebutkan diatas kedudukan kita hanyalah
sebagai hamba, budak dari tuhan, sebisa mungkin kita bekerja, menjalankan
perintah-Nya untuk mendapatkan perhatian dan ridhonya. Disinilah hakikat dari
ihsan.
è Lalu
Iman berkaitan dengan aqidah islam , islam berkaitan dengan syariah, ihsan
berkaitan dengan khuluqiya. Dari tiga hal tersebut dapat kita pahami dalam
perkembangan ilmu keislaman , ilmu terkelompokan menjadi aqidah, fiqih, akhlaq.
è
Diantara pengelompokan kata dalam
agama islam ialah iman, islam dan ihsan. Berdasarkan sebuah hadist yang
terkenal, ketiga istilah itu memberikan umat ide tentang rukun iman, rukun
islam dan penghayatan terhadap Tuhan yang maha Hadir dalam hidup. Setiap
pemeluk islam mengetahui dengan pasti bahwa islam tidak absah tanpa iman, dan
iman tidak sempurna tanpa ihsan. Dari pengertian tersebut memiliki arti
masing-masing istilah terkait satu denga yang lain. Bahkan tumpang tindih
sehingga satu dari ketiga istilah tersebut mengandung makna dua istilah yang
lainnya. Dari pengertian inilah kita mengerti bahwa islam, iman dan ihsan adalah
Trilogi ajaran Ilahi.
Bab
III
Penutup
A.
Kesimpulan
Islam, iman, dan ihsan merupakan
suatu aspek yang membentuk sebuah rangkaian kesatuan yang saling mengait satu
sama lain. Kita bisa menganalogikan islam, iman, dan ihsan sebagai sebuah
rumah. Dimana iman sebagai pondasi, islam sebagai dinding dan ihsan sebagai
atapnya. Jika diantara ketiganya ada yang hilang, maka maka rumah tersebut
tidak akan sempurna. Dalam kehidupan, jika diantara ketiga aspek tersebut ada
yang hilang dalam diri seseorang, maka orang tersebut tidak akan merasakan dalam
hatinya, muslim yang menjaga rukun islam akan selalu dekat dengan Tuhannya dan
muslim yang selalu berihsan akan selalu baik dalam hubungan dengan
lingkungannya. Ihsan merupakan perbuatan atau wujud pengaplikasian dari iman dan
islam itu sendiri.
B.
Saran
Setelah mengikuti penjelasan di
atas, maka dapat dipahami dan dimengerti bahwa islam, iman, ihsan merupakan
trilogi ajaran ilahi yang harus diwujudkan dalam ucapan hati, ucapan lisan,
amalan hati, amalan lisan, dan anggota badan maka marilah hati, lisan, dan
anggota badan kita dalam beribadah kepada Allah kita penuhi dengan yakin dan
mantap.
Penuhilah hati kita dengan
meningkatkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cinta pada diri, orang
tua, dan manusia seluruhnya. Marilah cinta kita pada seseorang adalah karena
cinta kepada Allah dan benci kita kepada seseorang adalah karena Allah benci
kepadanya.
Begitu juga dengan lisan, kita
sibukkan untuk membaca Alquran, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, untuk berdzikir
kepada Alah, untuk mempelajari, dan mengajarkan Alquran serta untuk bicara yang
baik.
Masukkan komentar Anda...bgaimana cara mengaplikasikan imam,islam,dan ihsan dalM khidupan sehari hari?
BalasHapusMasukkan komentar Anda...bgaimana cara mengaplikasikan imam,islam,dan ihsan dalM khidupan sehari hari?
BalasHapus