PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN
Di
susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen
pembimbing: Bpk. Shidiq Pramono
Disusun
oleh:
ELY
YANTI (13690008)
ERNY
NUR .F. (136900 )
PANJI
RIZKY (13690004)
RAGIL
.R. (136900 )
ROHMATUN
NIKMAH (13690024)
YULIANI
DEWI INDAH .M.(13690044)
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada
umumnya setiap orang merasa mengerti tentang apa pendidikan itu, akan tetapi
apabila kepadanya di tunjukan lebih jauh mengenai arti yang esensial, mengenai
dasar dan tujuan serta mengenai berbagai persoalan lain tentang pendidikan itu.
Mengenai pengertian pendidikan itu sendiri
dapat kita temukan berbagai definisi, tergantung dari sudut pandang mana kita
akan mengkajinya.
Pendidikan itu pada dasarnya merupakan suatu
perbuatan atau tindakan yang di lakukan dengan maksud agar anak atau orang yang
di hadapnya itu akan meningkat pengetahuannya, kemampuannya akhlaknya, bahkan
pula seluruh pertandingan.
Mengingat perkembangan zaman yang amat pesat,
pendidikan sangatlah berperan penting bagi kelangsungan hidup yang lebih baik
dan terarah, bahkan kita sering mempertanyakan bagaimana peran pendidikan dalam
pembangunan. Pendidikan berasal dari bahasa latin “ Educare “ yang berarti
keluar , pendidikan adalah proses membimbing manusia dari kegelapan kebodohan
menuju kecerahan pengetahuan atau dari tidak tahu menjadi tahu. Dalam arti luas
pendidikan baik formal atau informal meliputi segala hal yang memperluas
pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri dan tentang diri mereka.
Dalam kehidupan manusia sangat diperlukan apa
yang namanya pendidikan, oleh karena itu biasanya pendidikan itu dilakukan
dalam bentuk pembelajaran dalam sebuah sekolah formal maupun informal, seperti
SD, SLTP, SLTA bahkan sampai perguruan tinggi. Apabila dalam kehidupan manusia
tidak dibarengi dengan pendidikan otomatis kehidupan manusia itu tidak akan
terarah dengan baik, tetapi sebaliknya apabila kehidupan manusia dengan
dibarengi dengan pendidikan maka kehidupannya pun akan terarah dan menjadi
lebih baik.
Sedangkan pembangunan berarti perbaikan untuk
menuju ke arah yang lebih maju, perbaikan dari yang belum ada menjadi ada,
perbaikan dari yang jelek menjadi baik. Karena pembangunan itu membangun dan
memperbaiki.
Mengingat hal ini sangat penting untuk di
bahas , oleh karena itu kami sebagai penyusun makalah ini akan mengambil judul
“ Peran Pendidikan Dalam Pembangunan”.
B.
Rumusan
Masalah
a) Makna pembangunan nasional?
b) Arti pendidikan?
c) Peranan manusia dalam pembangunan?
d) Keterkaitan antara pendidikan dan pembangunan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Makna
Pembangunan Nasional
Pembangunan
berasal dari kata bangun yang berarti membuat, mendirikan atau membina. Jadi,
pembangunan adalah usaha yang dilakukan secara terencana dalam melakukan
perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat, kesejahteraan dan kualitas hidup manusia.
Pembangunan berarti perbaikan untuk menuju ke
arah yang lebih maju, perbaikan dari yang belum ada menjadi ada, perbaikan dari
yang jelek menjadi baik. Karena pembangunan itu membangun dan memperbaiki.
Dalam pengertian ini berarti setiap orang pasti berkeinginan untuk melakukan
pembangunan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat dan negara.
Pembangunan nasional merupakan rangkaian
program pembangunan yang menyeluruh, terarah dan terpadu yang berlangsung
secara terus menerus untuk mewujudkan Tujuan Nasional seperti yang dimaksudkan
dalam Pembukaan UUD 1945. “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan memajukan Kesejahteraan Umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.”
Landasan
pembangunan Nasional sendiri menurut GBHN adalahPANCASILA(landasan Idiil) dan
UUD 1945 (landasan konstitusional). Tujuan Pembangunan Nasional sudah tertuang
dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan Kesejahteraan Umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.” Yang maksud dari tujuan itu adalah “Mewujudkan suatu masyarakat adil
dan spiritual berdasarkan Pancasila, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam
suasana peri kehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta
dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai”.
Lalu, hakekat dari Pembangunan Nasional adalah pembangunan Manusia seutuhnya
dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Azas dasar
Pembangunan Nasional adalah memberikan watak dan corak kepada Pembangunan
Nasional bangsa Indonesia, yaitu (tujuh azas) : Manfaat, Usaha Bersama dan
Kekeluargaan, Demokrasi, Adil dan merata, Perikehidupan dalam keseimbangan
(keduniaan dan akherat, materiil dan spiritual, jiwa dan raga, rohaniyah dan
jasmaniyah), Kesadaran Hukum dan Kepercayaan pada diri sendiri (bersendikan
kepada Kepribadian bangsa)
Sedangkan Modal
dasar Pembangunan Nasional adalah : Kemerdekaan dan kedaulatan Bangsa
Indonesia, Kedudukan Geografi Indonesia (strategis), Sumber kekayaan alam,
Jumlah penduduk yang sangat besar (nomor lima di dunia setelah RRC, Amerika Serikat,
Uni Soviet, India), Rohaniyah dan Mental
(Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa), Budaya, Potensi
Efektif Bangsa (termasuk kekuatan sosial politik, Parpol dan Golkar, Lembaga
Sosial Kemasyarakatan, Lembaga Keagamaan), Angakatan Bersenjata (sebagai
kekuatan HANKAM dan SOSPOL).
B.
Arti
Pendidikan
Mengenai
pengertian pendidikan itu sendiri dapat kita temukan berbagai definisi,
tergantung dari sudut pandang mana kita akan mengkajinya, akan tetapi pada
umumnya tiada yang berbeda pendapat, bahwa pendidikan itu pada dasarnya,
merupakan suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan dengan maksud agar anak
atau orang yang dihadapi itu akan meningkat pengetahuannya, kemampuannya,
akhlaknya, bahkan seluruh pribadinya.
Oleh karena itu
mari kita sementara beranggapan bahwa pendidikan itu pada dasarnya merupakan
upaya orang tua dalam membimbing anak atau si- terdidik agar meningkat menjadi
lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan bagi anak, bagi manusia. Pendidikan
bukan sekedar kemungkinan melainkan merupakan suatu keharusan untuk dapat hidup
sebagai manusia.
Apabila manusia
yang baru lahir itu tidak mendapatkan pendidikan, maka sulit dibayangkan ia
dapat hidup terus.
Pendidikan berasal
dari bahasa latin “ Educare “ yang berarti keluar , pendidikan adalah proses
membimbing manusia dari kegelapan kebodohan menuju kecerahan pengetahuan atau
dari tidak tahu menjadi tahu. Dalam arti luas pendidikan baik formal atau
informal meliputi segala hal yang memperluas pengetahuan manusia tentang
dirinya sendiri dan tentang diri mereka. Dalam kehidupan manusia sangat
diperlukan apa yang namanya pendidikan, oleh karena itu biasanya pendidikan itu
dilakukan dalam bentuk pembelajaran dalam sebuah sekolah formal maupun
informal, seperti SD, SLTP, SLTA bahkan sampai perguruan tinggi.
Apabila dalam kehidupan manusia tidak
dibarengi dengan pendidikan otomatis kehidupan manusia itu tidak akan terarah
dengan baik, tetapi sebaliknya apabila kehidupan manusia dengan dibarengi
dengan pendidikan maka kehidupannya pun akan terarah dan menjadi lebih baik.
Dalam rencana pembangunan lima tahunan juga ditegaskan bahwa pendidikan adalah
menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga , masyarakat dan pemerintah
serta diusahakan agar dapat dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan
masing- masing individu.
Adapun Fungsi Pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Fungsi manifes
b. Fungsi laten
Fungsi manifes sudah terdapat dalam kurikulum sedangkan fungsi laten
tidak tercantum kurikulum . menurut Paul B. Harton dan Chester L. Huni fungsi
manifes yaitu :
1. Mempersiapkan masyarakat untuk dapat mencari pekerjaan
2. Mengembangkan bakat seseorang
3. Sebagai tempat terjadinya sosialisasi kebudayaan kepada warga
masyarakat.
Tujuan pranata pendidikan ialah memberikan ilmu pengetahuan, pendidikan
sikap, dan melatih keterampilan kepada warga agar warga dapat mandiri dalam
mencari pekerjaan.
Ada anggapan bahwa
semakin tinggi pendidikan yang dicapai seseorang akan semakin besar peluang
yang dicapai seseorang akan semakin besar peluang untuk mendapatkan pekerjaan
yang mendatangkan penghasilan yang cukup besar dan ini bisa membangun kehidupan
yang sejahtera . tinggi rendahnya seseorang dapat di jadikan ukuran dalam
menentukan lulus sosial apa lagi di era reformasi ini, seseorang ingin melamar pekerjaan
salah satu saratnya harus mengerjakan ijazah yang dimilikinya dengan demikian
tinggal pendidikan di Indonesia masih memegang peranan penting.
Menurut pendapat Ki Hajar Dewantara pusat pendidikan ada tiga macam
yaitu
1. Lingkungan pendidikan keluarga (Informal)
2. Lingkungan pendidikan sekolah (Formal)
3. Lingkungan pendidikan masyarakat (Non Formal)
a. Lingkungan pendidikan keluarga (Informal)
Pendidikan keluarga (informal) merupakan bentuk yang sebenarnya dari
konsep pendidikan seumur hidup (Life long education). Adapun
Ciri- ciri pendidikan keluarga sebagai berikut :
1. Proses pendidikan tidak terikat oleh waktu dan tempat
2. Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya guru dan murid,
tetapi berlangsung antara anggota keluarga.
3. Proses pendidikan tidak terkait oleh jenjang usia
4. Proses pendidikan tidak menggunakan metode tertentu, seperti dalam
pendidikan formal
5. Proses pendidikan tanpa kurikulum tertentu.
b. Lingkungan pendidikan sekolah (Formal)
Pusat pendidikan formal adalah sekolah yang merupakan perangkat
masyarakat, dengan di serahi kewajiban dan menjalankan tugas- tugas pendidikan
perangkat itu di kota. Dan di kelola secara resmi mengikuti garis- garis atau
kebutuhan yang pasti.
Adapun ciri- ciri pendidikan sekolah (formal) yaitu :
1. Kegiatan belajar mengajar diselenggarakan di dalam kelas atau dalam
ruangan .
2. Persyaratan usia dan pengelompokan usia dilakukan untuk menentukan
jenjang kelas.
3. Waktu belajar diatur dengan jadwal yang sudah dibuat sebelumnya
4. Materi pelajaran disusun berdasarkan kurikulum dan dijabarkan dalam
silabus secara resmi.
5. Ada sistem evaluasi belajar dan laporan hasil belajar (RAPOR)
6. Ada tanda tamat belajar ( STTB ) yang merupakan penghargaan dari
pemerintah.
Contoh pendidikan formal adalah jenjang pendidikan yang diupayakan oleh
pemerintah secara resmi negeri atau swasta, seperti SD, MI, SLTP/MTs, SMU/MAN
dan Perguruan Tinggi.
c. Lingkungan pendidikan masyarakat (Non Formal)
Pendidikan di
lingkungan masyarakat di luar sekolah , istilah yang umum digunakan untuk
menyebut pendidikan, itu adalah non formal. Pelayanan pendidikan yang diberikan
berupa keterampilan praktis serta sikap mental fungsional yang mampu
meningkatkan mutu.
Adapun ciri- cirinya adalah :
1. Program yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
2. Bahan pelajaran menjurus kepada hal yang bersifat praktis dibutuhkan
oleh masyarakat umumnya yang dapat digunakan .
3. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan program singkat
4. Biaya relatif lebih murah apa bila di bandingkan dengan biaya
formal.
5. Busana peserta berbeda – beda
6. Jejang kelas tidak menunjukkan tingkatan yang tegas.
7. Pelaksanaan kegiatan disusun dengan melalui perencanaan yang baik
8. Tujuan pendidikan terarah untuk mendapatkan pelajaran atau meningkatkan
pendapatan
9. Waktu belajar serta tempat disesuaikan dengan masyarakat yang
membutuhkan.
Contoh pendidikan non formal : kursus komputer, menjahit, memasak,rias
dan lain- lain.
C.
Peranan
Manusia dalam Pembangunan
peningkatan
optimalisasi dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada era globalisasi
seperti saat ini semakin memiliki nilai strategis untuk dibicarakan. dari
rangkaian pembicaraan yang terjadi, diharapkan akan memunculkan
pemikiran-pemikiran, ide-ide serta gagasan-gagasan yang inovatif, kreatif serta
berwawasan ke depan bagi kemajuan hubungan yang lebih erat antara pemerintah
dan masyarakat. Dari pembicaraan itu juga, bisa saja ditemukan
kesimpulan-kesimpulan yang baik bagi pengembangan serta peningkatan partisipasi
masyarakat.
Sebagaimana kita
tahu, saat ini, partisipasi masyarakat telah berada dalam posisi yang semakin
penting. Ini terjadi sebagai konsekuensi logis dari terbukanya kran kebebasan
berekspresi masyarakat akibat proses reformasi yang terjadi tahun 1998 di
Indonesia. Dampaknya, masyarakat menjadi lebih kritis dan terbuka mengakaji
serta mengkritisi kebijakan-kebijakan yang akan dan sedang dilakukan
pemerintah.
Dari kondisi
tersebut, bermunculanlah lembaga-lembaga yang tumbuh di tengah masyarakat yang
bukan saja sebagai wujud kepedulian terhadap nasib mereka sendiri. Ternyata
lembaga-lembaga atau organisasi itu ada pula yang tumbuh menjadi alat-alat atau
sarana-sarana bagi mediasi kepentingan masyarakat, termasuk pula kepada
pemerintah. Terkait dengan hal itulah, adalah hal yang wajar saat ini jikalau
pemerintah sendiri melihat hal ini dengan bijak serta berbaik sangka.
Pemerintah harus pula siap menjadi lebih terbuka, akuntabilitas serta lebih
transparan menghadapi iklim yang terjadi di masyarakat saat ini.
Berbagai rencana
pembangunan yang dimiliki pemerintah semestinya sudah mulai mengajak
partisipasi masyarakat. Karena tanpa didukung peran serta masyarakat,
pembangunan yang dilaksanakan akan menjadi kurang efektif. Dari tahun ke tahun,
proses pembangunan yang dilakukan pemerintah ternayta juga semakin dikritisi
oleh masyarakat. Dan dampaknya, tumbuh bias-bias negatif dari masyarakat
terhadap proses pembangunan yang sedang atau akan dilakukan. Salah satu gejala
negatif yang muncul di tengah masyarakat, yakni tumbuhnya sebuah sikap yang
apatis terhadap proyek pembangunan yang dilaksanakan pemerintah.
Sekurang-kurangnya, ternyata masyarakat ada yang tidak peduli dengan proses
pembangunan yang sedang dan akan dilakukan.
Ini jelas
menunjukkan adanya sebuah gejala kurangnya partisipasi masyarakat terhadap
agenda pembangunan. Kasus ini misalnya muncul dalam beberapa peristiwa
penolakan masyarakat terhadap beberapa proyek pembangunan yang akan dilakukan
pemerintah. Salah satu indikasi yang mungkin timbul bisa jadi karena berangkat
dari adanya ketidakberdayaan masyarakat untuk menghadapi masalah internal
mereka.
Dari sana tumbuh gejala-gejala kekecewaan yang akhirnya bisa saja
terakumulasi pada pemerintah, termasuk ketika pemerintah justeru bermaksud
memperbaiki masyarakat lewat agenda pembangunan yang dilakukan. Di samping hal
tersebut, bisa jadi pemerintah yang memang kurang melibatkan masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan.
Meskipun kritik-kritik di atas ada benarnya,
tetapi dengan hanya menyalahkan masyarakat tanpa mencari faktor-faktor
penyebabnya maka permasalahannya tidak dapat dipecahkan. Yang lebih penting
adalah mencari solusi yang sifatnya komprehensif dan sistematis, sehingga
setiap masalah yang ada bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Peran Masyarakat Dalam Pembangunan Bangsa.
Apabila
kita cermati keadaan yang terjadi di sekitar lingkungan kita, masyarakat kecil
atau masyarakat kelas bawah ternyata bukanlah masyarakat yang secara
keseluruhan hanya mampu menggantungkan kehidupannya pada pihak lain, dalam hal
ini terutama pada pemerintah. Mereka juga bukan seluruhnya dapat dikatakan akan
menjadi beban pembangunan bangsa. Kenapa bisa dikatakan seperti itu, bukan lain
karena diantara mereka juga pada dasarnya tumbuh semangat untuk mandiri dan
lepas dari ketergantungan pada pihak lain.
peran yang
dilakukan masyarakat dalam berpartisipasi dalam peningkatan pembangunan daerah
adalah, diantarnya :
ü Peran di Bidang Pendidikan
Pendidikan adalah permasalahan
besar yang menyangkut nasib dan masa depan
bangsa dan negara. Karena itu, tuntutan reformasi politik, ekonomi, sosial, hak azasi manusia, sistem pemerintahan dan
agraria tidak akan membuahkan hasil yang
baik tanpa reformasi sistem pendidikan. Krisis multidimensi yang melanda negara dan bangsa Indonesia
dewasa ini, tidak hanya disebabkan oleh krisis ekonomi,
sosial dan politik, melainkan juga oleh krisis pada sistem pendidikan nasional.
ü Peran di Bidang Ekonomi
Sebagian
besar masyarakat Indonesia adalah petani dan buruh. Ironisnya, sejumlah besar petani kita, bekerja
dan hidup di atas lahan yang bukan milik mereka sendiri. Mereka
yang merasa “memiliki” lahan pun kadangkala tanpa hak kepemilikan yang resmi.
Legalisasi serta sertifikasi tanah yang ada baru mencakup sebagian kecil dari lahan yang diolah para petani. Di tengah kondisi itu, pemerintah belum mengupayakan perbaikan maksimal nasib para petani. Wajarlah ketika akhirnya di Jawa Tengah para petani yang kecewa
kepada pemerintah membakar gabah
yang merupakan hasil panen dari
kerja keras dan banting
tulang mereka selama ini.
Sedangkan
nasib para buruh di Indonesia, ternyata tidak begitu jauh dari para petani.
Karena umumnya para buruh kita berangkat dari latar belakang pendidikan yang
rendah, maka mereka cenderung tidak punya pilihan selain hanya menjadi buruh
selamanya. Artinya, hampir bisa dikatakan ketika usia mereka masih belia dan masuk
ke sektor ini, hingga kemudian mereka menjadi
tua, dalam prakteknya mereka
mengalami kesulitan untuk bisa beralih ke profesi
lain yang lebih baik. Terkadang
para buruh ini pula yang pada akhirnya justeru
melahirkan buruh-buruh generasi
selanjutnya yang akan menggantikan
mereka. Lingkaran kemiskinan yang terjadi di kalangan petani dan buruh ternyata menyebabkan rentannya
kehidupan ekonomi mereka. Kondisi ini pula
pada perkembangan selanjutnya berimplikasi pada perekonomian sebagian besar penduduk Indonesia.
ü Peran di Bidang Politik
Pada
dataran konseptual, banyak pihak yang menyangka bahwa politik pada dasarnya adalah hal yang hanya berurusan
dengan kekuasaan. Padahal secara substansial,
politik sebenarnya menyangkut juga kehidupan manusia secara luas. Makanya dalam kehidupan praktis,
kita menjumpai istilah politik ekonomi, politik pendidikan serta istilah politik lain yang dihubungkan dengan
persoalan yang terjadi.
Namun begitu,
dalam konteks pembicaraan politik saat ini, kita akan memfokuskan pada dua hal pembahasan. Pertama,
politik yang kita maknai sebagai wahana (arena)
perjuangan tempat elemen dalam masyarakat bersaing mendapat porsi dalam kekuasaan yang ada dalam bentuk
institusi legislatif dan eksekutif yang adadi berbagai
tingkatan. Kedua, ketika masalah pertama tadi telah dilampaui, maka keadaannya menjadi bergeser ke dalam manajemen
kekuasaan tersebut. Secara substansi
harusnya kekuasaan mampu memberikan jawaban kepada publik, akan diarahkan kemana kekuasaan yang telah
diraih. Secara ideal, siapapun yang pada akhirnya
berkuasa secara syah sekaligus secara legal formal aturan demokrasi bisa terpenuhi harusnya mengarahkan
kekuasaan yang ada pada pencapaian sebesar- besarnya
bagi pengurusan kepentingan masyarakat.
ü Peran di Bidang Sosial Budaya
Karya
sastra dan kesenian yang tumbuh di tengah masyarakat ternyata kadangkala mampu membuat banyak orang
terpengaruh, baik secara langsung ataupun
tidak langsung. Pengaruh ini, baik
sebatas visi dan pandangan hidup atau malah
pada perilaku keseharian. Dengan
begitu kesan yang mungkin ditimbulkan oleh
sebuah produk kesenian haruslah
mampu terkontrol. Artinya, seni dan produk
berkesian secara ideal
seyogianya berada dalam koridor tatanan normatif
yang mampu menjembatani
kebebasan berekspresi dan etika yang berlaku
di tengah masyarakat.
Dunia seni dan
produk kesenian pada dasarnya adalah produk budaya masyarakat. Kalau kita amati dalam perjalanannya di
tengah kehidupan bangsa, kadangkala seni dan
produk budaya bangsa ini pula yang mampu menjadikan bangsa kita dihormati dan dihargai oleh bangsa lain. Dengan
begitu, seni adalah asset besar bangsa yang kalau
bisa dikelola dengan baik serta tetap memegang etika yang baik akan justeru menaikkan derajat bangsa.
ü Peran di Bidang Mental Spiritual (Keagamaan)
Untuk
meningkatkan kehidupan keberagamaan masyarakat, diperlukan sistem yang tepat, terpadu dan sistemik.
Untuk membangun hal tersebut, tentu saja
pemerintah tidak bisa
berdiri sendiri, diperlukan peran masyarakat yang lebih luas. Pendidikan agama
yang selama ini berjalan tentu saja tidak akan memadai
untuk sekedar memahamkan
orang.
Dalam
hal ini, fungsi kontrol pemerintah adalah memotivasi dan mengevaluasi aktifitas pendidikan
agama yang dilakukan masyarakat. Pemerintah dalam
batas yang memungkinkan, ikut memfasilitas program pendidikan tersebut, misalnya dengan menggelar berbagai kajian dan
pelatihan peningkatan keberagamaan
masyarakat.
Diakui atau tidak,
sebagian masyarakat dari hari ke hari ternyata semakin meningkat ilmu
pengetahuan dan penguasaan teknologinya. Namun begitu, masih ada pula
masyarakat yang masih bergelut dengan kehidupan yang berada di lingkaran garis
kemiskinan. Keanekaragaman seperti ini, kalau mampu di menej dengan baik akan
mampu mempercepat proses pembangunan yang ada.. Artinya kalangan masyarakat
yang mampu, kalau bisa diajak dengan baik untuk bisa terlibat dengan pemerintah
membantu peningkatan mereka yang berada di garis kemiskinan maka akan
mempercepat proses pembangunan yang dilakuakan.Walaupun begitu, ada memang
masyarakat yang cukup kritis terhadap proses pembangunan yang dilakukan
pemerintah. Oleh karenanya, untuk memperkecil persepsi serta cara pandang yang
berbeda terhadap pembangunan yang dilakukan, maka pemerintah pun secara ideal
semakin mampu mendekatkan dirinya dengan masyarakat, sehingga nantinya akan
menjadi satu kesatuan yang mampu sinergis bagi kemajuan pembangunan di masa
yang akan datang. Untuk itu perlu kiranya dipikirkan, dikaji ulang serta
ditingkatkan hal-hal sebagai berikut :
i.
Perluasan
Partisipasi Publik
Partisipasi
ini bisa berupa layanan hotline telepon, sms, internet dan lain-lain yang
semakin mempermudah masyarakat berkomunikasi dengan pemerintah. Mereka dengan
sarana yang semakin mudah akan dengan mudah menyampaikan keluhan, masukan serta
gagasan atau ide-ide yang akan memacu semakin cepatnya respon dan kemajuan di
sebuah tempat. Dengan begitu secara keseluruhan, masyarakat merasa bahwa
pemerintah ternyata amat dekat dengan kehidupan mereka.
ii.
Pelibatan
Publik dalam Agenda Pembangunan
Partisipasi
publik dalam agenda pembangunan bisa saja secara teknis mengacu pada bagian
pertama, namun secara mekanisme dapat pula dibuka ruang-ruang publik yang lebih
luas yang bisa berupa public hearing, diskusi, seminar agenda pembangunan atau
lewat berbagai acara atau media yang pada intinya mengajak masyarakat terlibat
dalam rencana-rencana pembangunan yang akan dilakukan. Dari sana diharapkan
tumbuh semangat memiliki dan rasa tanggungjawab dari masyaraakat terhadap
sarana prasarana yang dibangun atau pada pembangunan secara keseluruhan.
iii.
Penciptaan
Transparansi Kebijakan Pembangunan
Transparansi
perlu dilakukan oleh pemerintah di berbagai tingkatan. Ini diperlukan bagi
tumbuhnya iklim saling menghargai dan menghormati serta saling membantu antara
masyarakat dengan pemerintah. Di samping itu, kalau hal ini mampu dilakukan
maka akuntabilitas pemerintah akan terwujud dengan baik.
D.
Keterkaitan
Antara Pendidikan dan Pembangunan
Pendidikan sebagai
upaya maksimal dan menyeluruh yang hasilnya tidak langsung dapat dirasakan dan
dilihat, ada proses yang cukup panjang antara dimulainya usaha dengan
ketercapaian hasil dari usaha tersebut. Satu hal yang pasti adalah bahwa
pendidikan memberikan andil yang besar pada pembangunan dan hal tersebut
dipandang sebagai satu kesatuan umum yang menyebabkan pendidikan menjadi bagian
atau komponen penting dalam pembangunan. Dengan demikian, antara pendidikan dan
pemabangunan memiliki keterkaitan yang cukup erat agar mampu mendukung satu
sama lain.
1.Hubungan pendidikan dan pembangunan nasional
Hubungan
pendidikan dan pembangunan nasional dicerminkan dalam pendidikan danpembangunan
ekonomi, dalam hal ini paradigma yang berlaku adalah semakin banyak masyarakat
yang terdidik dalam batas-batas tertentu maka akan meningkatkan pendapatan
perkapita penduduk. Dengan kata lain masyarakat terdidik memiliki peluang kerja
dan peluang usaha produktif yang lebih
tinggi. Dengan demikian akumulasi masyarakat yang terdidik akan menghasilkan
posisi tawar yang lebih tinggi sehingga terjadi peningkatan pendapatan dalam
arti luas. Akan tetapi, dalam praktik pelaksanannya dibanyak negara berkembang
(pada tahun 1980-an) peningkatan pada aspek pendidikan tidak disertai dengan
peningkatan pendapatan masyarakatnya. Bahkan sebaliknya, semakin tingginya dana
untuk pembangunan di bidang pendidikan justru kondisi pelaksanaan pembangunan
di negara-negara berkembang tersebut (terutama di kawasan asia).
Di negara berkembang seperti indonesia, pembangunan di bidang
pendidikan selalu terhalang dengan masalah yang bersifat menetap dan terus
berlangsung, seperti:
a) Pembangunan bidang pendidikan selalu berkaitan
dengan perluasan kesempatan belajar di kalangan masyarakat luas, sehingga
kuantitas harus terkejar dalam pencapaian target kuantitatif (pembangunan
gedung sekolah, pengadaan guru, alat laboratorium, peralatan olahraga, dll).
b) Pembangunan bidang pendidikan selalu berkaitan
dengan peningkatan mutu (kualitas) yang harus terpenuhi untuk mengajar
ketinggalan dengan negara maju.
c) Pembangunan bidang pendidikan selalu
mempertanyakan relevansi antara output (keluaran) dengan kebutuhan pasar. Sebab
sejauh pengamatan hasil produksi pendidikan tidak pernah memiliki relevansi
yang kuat terhadap kebutuhan pasar. Lulusan yang dihasilkan oleh sekolah selama
ini tidak pernah sesuai dengan angkatan kerja yang dibutuhkan oleh dunia industri.
Tiga pemasalahan
pokok tersebut menyebabkan pendidikan
berada posisi yang sulit untuk meningkatkan pembangunan pada sektor ekonomi
dalam bentuk peningkatan pendapatan masyarakat. Pembangunan bidang pendidikan,
seperti halnya dengan pembangunan bidang lain membutuhkan reorientasi yang
lebih luas sehingga dapat mengakomodasi banyak kebocoran dan bias. Pembangunan
yang dilaksanakan harus berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
2.Meningkatkan pembangunan nasional dengan mengandalkan kemampuan SDM
Seperti yang telah
diketahui, bahwa kemajuan suatu negara bukan berdasarkan pada sumber daya alam
(sda) yang dimiliki oleh negara tersebut. Bahkan banyak di antara negara-negara
yang justru tidak mempunyai sumber daya alam yang cukup namun negara tersebut dapat
berkembang dan maju melebihi negara yang mempunyai sumber daya alam yang cukup.
Sebagai contoh, negara kita indonesia, terkenal di dunia luas sebagai negara
yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Akan tetapi pada kenyataannya
kekayaan alam yang terdapat di dalamnya tidak menjamin majunya suatu
negara,bahkan seringkali hanya menjadi incaran negara-negara maju untuk
mendapatkan bahan baku murah sekaligus daerah pemasaran yang menguntungkan.
Berbeda halnyadengan negara lain yang meskipun dengan sumber daya alam yang
terbatas namun tetap dapat mengembangkan potensinya dengan maksimal (misalnya
singapura).
Pendidikan merupakan kunci dari perbedaan tersebut. Pendidikan sangat
diperlukan untuk memajukan sebuah negara. Kualitas pendidikanh menentukan kualitas
sumber daya manusia (sdm) yang dibutuhkan untuk mengelola dan menjalankan roda
pembangunan serta sangat menentukan kemajuan sebuah bangsa. Begitu pentingnya
pendidikan, bahkan manusia yang menggunakan teknologi dari hasil pembangunan
tersebut pun haruslah memiliki pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan.
Meningkatkan
pembangunan nasional dengan mengandalkan kemampuan sdm ini tidak terlepas dari
peran pendidikan. Pendidikan yang diperlukan ialah pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan berkualitas yang dimaksud adalah pendidikan yang memiliki tujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa demi kemajuan indonesia. Dengan demikian,
pendidikan yang berkualitas mampu menghasilkan SDM yang berkualitas pula. SDM yang berkualitas itu adalah SDM yang cerdas,
terampil, siap terjun di masyarakat, mampu mengatasi keterpurukan bangsa
dibidang ekonomi, dan mampu bersaing dengan negara maju.
Dengan demikian, SDM yang berkualitas sangat diperlukan oleh negara
berkembang seperti indonesia. Karena jika anak bangsanya cerdas, negaranya akan
maju dan berkembang.
3.Esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temunya
Status pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi
pembangunan serta antara keduanya dirumuskan sebagai berikut:
I.
Pendidikan
merupakan usaha untuk diri manusia.sedangkan pembangunan merupakan usaha dari
diri manusia.
II.
Pendidikan
menghasilkan sumber daya manusia yang menunjang pembangunan sedagkan
pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan saran dan
seterusnya).
4.Sumbangan pendidkan pada pembangunan
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari berbagai
segi di antaranya:
a. Segi sasaran pendidikan
Pendidikan
disini bertujuan untuk mencetak manusia yang menjadi sumber daya pembangunan
yang manusiawI.
b. Segi lingkungan pendidikanKlasifikasi ini
menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai lingkugan. Yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, lingkugan masyarakat ataupun dalam sistem
pendidikan prajabatan dan dalam jabatan.
c. Segi jenjang pendidikan
Jenjang
pendidikan meliputi pendidikan dasar (basic education), pendidikan lanjutan
menengah dan pendidikan tinggi.
d. Segi pembidangan kerja atau sektor kehidupan.
Pembidangan
kerja menurut sektor kehidupan meliputi bidang ekonomi, hukum, sosial, politik,
keuangan, perhubungan, komunikasi, pertanian, pertambangan, dan pertahanan.
Fuad Hasan
menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang terentang antara “potensi” dengan
“aktualisasi”, dan di antara rentang itu ada upaya pendidikan. Pendidikan
tersebut berperan untuk mengembangkan yaitu menghidup suburkan potensi-potensi
kebaikan dan mengerdilkan potensi-potensi kejahatan. Pendidikan sangat penting
peranannya dalam merubah potensi manusia menjadi aksidensi dari naluri menjadi
nurani, sehingga manusia menjadi sumber daya atau modal utama pembangunan yang
manusiawi. Manusia dipandang sebagai subjek pembangunan karena dengan segenap
kemampuannya menggarap lingkungan secara dinamis dan kreatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan berasal
dari bahasa latin “ Educare “ yang berarti keluar , pendidikan adalah proses
membimbing manusia dari kegelapan kebodohan menuju kecerahan pengetahuan atau
dari tidak tahu menjadi tahu, pembangunan berarti perbaikan untuk menuju ke
arah yang lebih maju, perbaikan dari yang belum ada menjadi ada, perbaikan dari
yang jelek menjadi baik. Karena pembangunan itu membangun dan memperbaiki.
Jadi, pendidikan
merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha ke
luar dari diri manusia. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang
menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan.
Sehingga, pendidikan dan pembangunan merupakan satu kesatuan yang saling
bertimbal balik satu sama lain. Semakin baik pendidikannya, maka pembangunannya
pun juga semakin baik dan sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
·
Tirtarahadja,
Umar dan Sulo La, S.L. 2005. Pengantar pendidikan. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA.
·
Dasuki
Hafizh. Pembinaan Kehidupan Beragam di Indonesia. 1981. Penerbit PT
Karya Unipress: Jakarta
·
SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL.http://dwiayuindaswarynhb.blogspot.com
·
Dirto
Hadisusanto, dkk. 1995. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: FIP IKIP
YOGYAKARTA.
·
Noeng
Muhadjir. 1987. Ilmu Pendidikan dan Pembaharuan Sosial Suatu Teori
Pendidikan. Yogyakarta: Rake Serasin.
·
Sutari Imam
Barnadib. 1989. Pengantar ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: Andi
Offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar