Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS.Al-Ahzab:21)

Sabtu, 14 Desember 2013

makalah tentang pendidikan dan pembangunan



PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen pembimbing: Bpk. Shidiq Pramono


Disusun oleh:



ELY YANTI                            (13690008)
ERNY NUR .F.                     (136900  )
PANJI RIZKY                        (13690004)
RAGIL .R.                             (136900  )
ROHMATUN NIKMAH    (13690024)
YULIANI DEWI INDAH .M.(13690044)





BAB 1
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
        Pada umumnya setiap orang merasa mengerti tentang apa pendidikan itu, akan tetapi apabila kepadanya di tunjukan lebih jauh mengenai arti yang esensial, mengenai dasar dan tujuan serta mengenai berbagai persoalan lain tentang pendidikan itu.
Mengenai pengertian pendidikan itu sendiri dapat kita temukan berbagai definisi, tergantung dari sudut pandang mana kita akan mengkajinya.
Pendidikan itu pada dasarnya merupakan suatu perbuatan atau tindakan yang di lakukan dengan maksud agar anak atau orang yang di hadapnya itu akan meningkat pengetahuannya, kemampuannya akhlaknya, bahkan pula seluruh pertandingan.
Mengingat perkembangan zaman yang amat pesat, pendidikan sangatlah berperan penting bagi kelangsungan hidup yang lebih baik dan terarah, bahkan kita sering mempertanyakan bagaimana peran pendidikan dalam pembangunan. Pendidikan berasal dari bahasa latin “ Educare “ yang berarti keluar , pendidikan adalah proses membimbing manusia dari kegelapan kebodohan menuju kecerahan pengetahuan atau dari tidak tahu menjadi tahu. Dalam arti luas pendidikan baik formal atau informal meliputi segala hal yang memperluas pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri dan tentang diri mereka.
Dalam kehidupan manusia sangat diperlukan apa yang namanya pendidikan, oleh karena itu biasanya pendidikan itu dilakukan dalam bentuk pembelajaran dalam sebuah sekolah formal maupun informal, seperti SD, SLTP, SLTA bahkan sampai perguruan tinggi. Apabila dalam kehidupan manusia tidak dibarengi dengan pendidikan otomatis kehidupan manusia itu tidak akan terarah dengan baik, tetapi sebaliknya apabila kehidupan manusia dengan dibarengi dengan pendidikan maka kehidupannya pun akan terarah dan menjadi lebih baik.
Sedangkan pembangunan berarti perbaikan untuk menuju ke arah yang lebih maju, perbaikan dari yang belum ada menjadi ada, perbaikan dari yang jelek menjadi baik. Karena pembangunan itu membangun dan memperbaiki.
Mengingat hal ini sangat penting untuk di bahas , oleh karena itu kami sebagai penyusun makalah ini akan mengambil judul “ Peran Pendidikan Dalam Pembangunan”.
B.      Rumusan Masalah
a)      Makna pembangunan nasional?
b)      Arti pendidikan?
c)       Peranan manusia dalam pembangunan?
d)      Keterkaitan antara pendidikan dan pembangunan?


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Makna Pembangunan Nasional
                Pembangunan berasal dari kata bangun yang berarti membuat, mendirikan atau membina. Jadi, pembangunan adalah usaha yang dilakukan secara terencana dalam melakukan perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, kesejahteraan dan kualitas hidup manusia.
 Pembangunan berarti perbaikan untuk menuju ke arah yang lebih maju, perbaikan dari yang belum ada menjadi ada, perbaikan dari yang jelek menjadi baik. Karena pembangunan itu membangun dan memperbaiki. Dalam pengertian ini berarti setiap orang pasti berkeinginan untuk melakukan pembangunan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat dan negara.
Pembangunan nasional merupakan rangkaian program pembangunan yang menyeluruh, terarah dan terpadu yang berlangsung secara terus menerus untuk mewujudkan Tujuan Nasional seperti yang dimaksudkan dalam Pembukaan UUD 1945. “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan Kesejahteraan Umum, mencerdaskan  kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
                Landasan pembangunan Nasional sendiri menurut GBHN adalahPANCASILA(landasan Idiil) dan UUD 1945 (landasan konstitusional). Tujuan Pembangunan Nasional sudah tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan Kesejahteraan Umum, mencerdaskan  kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Yang maksud dari tujuan itu adalah “Mewujudkan suatu masyarakat adil dan spiritual berdasarkan Pancasila, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana peri kehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai”. Lalu, hakekat dari Pembangunan Nasional adalah pembangunan Manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
                Azas dasar Pembangunan Nasional adalah memberikan watak dan corak kepada Pembangunan Nasional bangsa Indonesia, yaitu (tujuh azas) : Manfaat, Usaha Bersama dan Kekeluargaan, Demokrasi, Adil dan merata, Perikehidupan dalam keseimbangan (keduniaan dan akherat, materiil dan spiritual, jiwa dan raga, rohaniyah dan jasmaniyah), Kesadaran Hukum dan Kepercayaan pada diri sendiri (bersendikan kepada Kepribadian bangsa)
                Sedangkan Modal dasar Pembangunan Nasional adalah : Kemerdekaan dan kedaulatan Bangsa Indonesia, Kedudukan Geografi Indonesia (strategis), Sumber kekayaan alam, Jumlah penduduk yang sangat besar (nomor lima di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Uni Soviet, India), Rohaniyah dan Mental  (Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa), Budaya, Potensi Efektif Bangsa (termasuk kekuatan sosial politik, Parpol dan Golkar, Lembaga Sosial Kemasyarakatan, Lembaga Keagamaan), Angakatan Bersenjata (sebagai kekuatan HANKAM dan SOSPOL).
B.      Arti Pendidikan
                Mengenai pengertian pendidikan itu sendiri dapat kita temukan berbagai definisi, tergantung dari sudut pandang mana kita akan mengkajinya, akan tetapi pada umumnya tiada yang berbeda pendapat, bahwa pendidikan itu pada dasarnya, merupakan suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan dengan maksud agar anak atau orang yang dihadapi itu akan meningkat pengetahuannya, kemampuannya, akhlaknya, bahkan seluruh pribadinya.
                Oleh karena itu mari kita sementara beranggapan bahwa pendidikan itu pada dasarnya merupakan upaya orang tua dalam membimbing anak atau si- terdidik agar meningkat menjadi lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan bagi anak, bagi manusia. Pendidikan bukan sekedar kemungkinan melainkan merupakan suatu keharusan untuk dapat hidup sebagai manusia.
                Apabila manusia yang baru lahir itu tidak mendapatkan pendidikan, maka sulit dibayangkan ia dapat hidup terus.
                Pendidikan berasal dari bahasa latin “ Educare “ yang berarti keluar , pendidikan adalah proses membimbing manusia dari kegelapan kebodohan menuju kecerahan pengetahuan atau dari tidak tahu menjadi tahu. Dalam arti luas pendidikan baik formal atau informal meliputi segala hal yang memperluas pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri dan tentang diri mereka. Dalam kehidupan manusia sangat diperlukan apa yang namanya pendidikan, oleh karena itu biasanya pendidikan itu dilakukan dalam bentuk pembelajaran dalam sebuah sekolah formal maupun informal, seperti SD, SLTP, SLTA bahkan sampai perguruan tinggi.
                 Apabila dalam kehidupan manusia tidak dibarengi dengan pendidikan otomatis kehidupan manusia itu tidak akan terarah dengan baik, tetapi sebaliknya apabila kehidupan manusia dengan dibarengi dengan pendidikan maka kehidupannya pun akan terarah dan menjadi lebih baik. Dalam rencana pembangunan lima tahunan juga ditegaskan bahwa pendidikan adalah menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga , masyarakat dan pemerintah serta diusahakan agar dapat dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing- masing individu.

Adapun Fungsi Pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Fungsi manifes
b. Fungsi laten
Fungsi manifes sudah terdapat dalam kurikulum sedangkan fungsi laten tidak tercantum kurikulum . menurut Paul B. Harton dan Chester L. Huni fungsi manifes yaitu :
1. Mempersiapkan masyarakat untuk dapat mencari pekerjaan
2. Mengembangkan bakat seseorang
3. Sebagai tempat terjadinya sosialisasi kebudayaan kepada warga masyarakat.
Tujuan pranata pendidikan ialah memberikan ilmu pengetahuan, pendidikan sikap, dan melatih keterampilan kepada warga agar warga dapat mandiri dalam mencari pekerjaan.
                Ada anggapan bahwa semakin tinggi pendidikan yang dicapai seseorang akan semakin besar peluang yang dicapai seseorang akan semakin besar peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang mendatangkan penghasilan yang cukup besar dan ini bisa membangun kehidupan yang sejahtera . tinggi rendahnya seseorang dapat di jadikan ukuran dalam menentukan lulus sosial apa lagi di era reformasi ini, seseorang ingin melamar pekerjaan salah satu saratnya harus mengerjakan ijazah yang dimilikinya dengan demikian tinggal pendidikan di Indonesia masih memegang peranan penting.

Menurut pendapat Ki Hajar Dewantara pusat pendidikan ada tiga macam yaitu
1. Lingkungan pendidikan keluarga (Informal)
2. Lingkungan pendidikan sekolah (Formal)
3. Lingkungan pendidikan masyarakat (Non Formal)

a. Lingkungan pendidikan keluarga (Informal)
Pendidikan keluarga (informal) merupakan bentuk yang sebenarnya dari konsep pendidikan seumur hidup (Life long education). Adapun
Ciri- ciri pendidikan keluarga sebagai berikut :
1. Proses pendidikan tidak terikat oleh waktu dan tempat
2. Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya guru dan murid, tetapi berlangsung antara anggota keluarga.
3. Proses pendidikan tidak terkait oleh jenjang usia
4. Proses pendidikan tidak menggunakan metode tertentu, seperti dalam pendidikan formal
5. Proses pendidikan tanpa kurikulum tertentu.

b. Lingkungan pendidikan sekolah (Formal)
Pusat pendidikan formal adalah sekolah yang merupakan perangkat masyarakat, dengan di serahi kewajiban dan menjalankan tugas- tugas pendidikan perangkat itu di kota. Dan di kelola secara resmi mengikuti garis- garis atau kebutuhan yang pasti.

Adapun ciri- ciri pendidikan sekolah (formal) yaitu :
1. Kegiatan belajar mengajar diselenggarakan di dalam kelas atau dalam ruangan .
2. Persyaratan usia dan pengelompokan usia dilakukan untuk menentukan jenjang kelas.
3. Waktu belajar diatur dengan jadwal yang sudah dibuat sebelumnya
4. Materi pelajaran disusun berdasarkan kurikulum dan dijabarkan dalam silabus secara resmi.
5. Ada sistem evaluasi belajar dan laporan hasil belajar (RAPOR)
6. Ada tanda tamat belajar ( STTB ) yang merupakan penghargaan dari pemerintah.

Contoh pendidikan formal adalah jenjang pendidikan yang diupayakan oleh pemerintah secara resmi negeri atau swasta, seperti SD, MI, SLTP/MTs, SMU/MAN dan Perguruan Tinggi.

c. Lingkungan pendidikan masyarakat (Non Formal)
                Pendidikan di lingkungan masyarakat di luar sekolah , istilah yang umum digunakan untuk menyebut pendidikan, itu adalah non formal. Pelayanan pendidikan yang diberikan berupa keterampilan praktis serta sikap mental fungsional yang mampu meningkatkan mutu.
Adapun ciri- cirinya adalah :
1. Program yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
2. Bahan pelajaran menjurus kepada hal yang bersifat praktis dibutuhkan oleh masyarakat umumnya yang dapat digunakan .
3. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan program singkat
4. Biaya relatif lebih murah apa bila di bandingkan dengan biaya formal.
5. Busana peserta berbeda – beda
6. Jejang kelas tidak menunjukkan tingkatan yang tegas.
7. Pelaksanaan kegiatan disusun dengan melalui perencanaan yang baik
8. Tujuan pendidikan terarah untuk mendapatkan pelajaran atau meningkatkan pendapatan
9. Waktu belajar serta tempat disesuaikan dengan masyarakat yang membutuhkan.

Contoh pendidikan non formal : kursus komputer, menjahit, memasak,rias dan lain- lain.
               
C.      Peranan Manusia dalam Pembangunan
                peningkatan optimalisasi dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada era globalisasi seperti saat ini semakin memiliki nilai strategis untuk dibicarakan. dari rangkaian pembicaraan yang terjadi, diharapkan akan memunculkan pemikiran-pemikiran, ide-ide serta gagasan-gagasan yang inovatif, kreatif serta berwawasan ke depan bagi kemajuan hubungan yang lebih erat antara pemerintah dan masyarakat. Dari pembicaraan itu juga, bisa saja ditemukan kesimpulan-kesimpulan yang baik bagi pengembangan serta peningkatan partisipasi masyarakat.
                Sebagaimana kita tahu, saat ini, partisipasi masyarakat telah berada dalam posisi yang semakin penting. Ini terjadi sebagai konsekuensi logis dari terbukanya kran kebebasan berekspresi masyarakat akibat proses reformasi yang terjadi tahun 1998 di Indonesia. Dampaknya, masyarakat menjadi lebih kritis dan terbuka mengakaji serta mengkritisi kebijakan-kebijakan yang akan dan sedang dilakukan pemerintah.
                Dari kondisi tersebut, bermunculanlah lembaga-lembaga yang tumbuh di tengah masyarakat yang bukan saja sebagai wujud kepedulian terhadap nasib mereka sendiri. Ternyata lembaga-lembaga atau organisasi itu ada pula yang tumbuh menjadi alat-alat atau sarana-sarana bagi mediasi kepentingan masyarakat, termasuk pula kepada pemerintah. Terkait dengan hal itulah, adalah hal yang wajar saat ini jikalau pemerintah sendiri melihat hal ini dengan bijak serta berbaik sangka. Pemerintah harus pula siap menjadi lebih terbuka, akuntabilitas serta lebih transparan menghadapi iklim yang terjadi di masyarakat saat ini.
                Berbagai rencana pembangunan yang dimiliki pemerintah semestinya sudah mulai mengajak partisipasi masyarakat. Karena tanpa didukung peran serta masyarakat, pembangunan yang dilaksanakan akan menjadi kurang efektif. Dari tahun ke tahun, proses pembangunan yang dilakukan pemerintah ternayta juga semakin dikritisi oleh masyarakat. Dan dampaknya, tumbuh bias-bias negatif dari masyarakat terhadap proses pembangunan yang sedang atau akan dilakukan. Salah satu gejala negatif yang muncul di tengah masyarakat, yakni tumbuhnya sebuah sikap yang apatis terhadap proyek pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. Sekurang-kurangnya, ternyata masyarakat ada yang tidak peduli dengan proses pembangunan yang sedang dan akan dilakukan.
                Ini jelas menunjukkan adanya sebuah gejala kurangnya partisipasi masyarakat terhadap agenda pembangunan. Kasus ini misalnya muncul dalam beberapa peristiwa penolakan masyarakat terhadap beberapa proyek pembangunan yang akan dilakukan pemerintah. Salah satu indikasi yang mungkin timbul bisa jadi karena berangkat dari adanya ketidakberdayaan masyarakat untuk menghadapi masalah internal mereka.
Dari sana tumbuh gejala-gejala kekecewaan yang akhirnya bisa saja terakumulasi pada pemerintah, termasuk ketika pemerintah justeru bermaksud memperbaiki masyarakat lewat agenda pembangunan yang dilakukan. Di samping hal tersebut, bisa jadi pemerintah yang memang kurang melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.
                 Meskipun kritik-kritik di atas ada benarnya, tetapi dengan hanya menyalahkan masyarakat tanpa mencari faktor-faktor penyebabnya maka permasalahannya tidak dapat dipecahkan. Yang lebih penting adalah mencari solusi yang sifatnya komprehensif dan sistematis, sehingga setiap masalah yang ada bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Peran Masyarakat Dalam Pembangunan Bangsa.
                Apabila kita cermati keadaan yang terjadi di sekitar lingkungan kita, masyarakat kecil atau masyarakat kelas bawah ternyata bukanlah masyarakat yang secara keseluruhan hanya mampu menggantungkan kehidupannya pada pihak lain, dalam hal ini terutama pada pemerintah. Mereka juga bukan seluruhnya dapat dikatakan akan menjadi beban pembangunan bangsa. Kenapa bisa dikatakan seperti itu, bukan lain karena diantara mereka juga pada dasarnya tumbuh semangat untuk mandiri dan lepas dari ketergantungan pada pihak lain.
                peran yang dilakukan masyarakat dalam berpartisipasi dalam peningkatan pembangunan daerah adalah, diantarnya :
ü  Peran di Bidang Pendidikan
                                Pendidikan adalah permasalahan besar yang menyangkut nasib dan masa            depan bangsa dan negara. Karena itu, tuntutan reformasi politik, ekonomi, sosial, hak azasi manusia, sistem pemerintahan dan agraria tidak akan membuahkan hasil    yang baik tanpa reformasi sistem pendidikan. Krisis multidimensi yang melanda                 negara dan bangsa Indonesia dewasa ini, tidak hanya disebabkan oleh krisis        ekonomi, sosial dan politik, melainkan juga oleh krisis pada sistem pendidikan           nasional.
ü  Peran di Bidang Ekonomi
                                Sebagian besar masyarakat Indonesia adalah petani dan buruh. Ironisnya,           sejumlah besar petani kita, bekerja dan hidup di atas lahan yang bukan milik mereka      sendiri.                 Mereka yang merasa “memiliki” lahan pun kadangkala tanpa hak         kepemilikan yang             resmi. Legalisasi serta sertifikasi tanah yang ada baru              mencakup sebagian kecil dari     lahan yang diolah para petani. Di tengah kondisi itu,        pemerintah belum   mengupayakan perbaikan maksimal nasib para petani. Wajarlah ketika akhirnya di          Jawa Tengah para petani yang kecewa kepada        pemerintah membakar gabah yang         merupakan hasil panen dari kerja keras dan                 banting tulang mereka selama ini.
                                Sedangkan nasib para buruh di Indonesia, ternyata tidak begitu jauh dari              para                       petani. Karena umumnya para buruh kita berangkat dari latar     belakang pendidikan      yang rendah, maka mereka cenderung tidak punya pilihan selain hanya menjadi     buruh selamanya. Artinya, hampir bisa dikatakan ketika usia           mereka masih belia dan                masuk ke sektor ini, hingga kemudian mereka   menjadi tua, dalam prakteknya         mereka mengalami kesulitan untuk bisa beralih ke           profesi lain yang lebih baik.         Terkadang para buruh ini pula yang pada akhirnya justeru melahirkan buruh-buruh              generasi selanjutnya yang akan                 menggantikan mereka. Lingkaran kemiskinan yang terjadi di kalangan petani dan             buruh ternyata menyebabkan rentannya kehidupan ekonomi mereka. Kondisi ini            pula pada perkembangan selanjutnya berimplikasi pada perekonomian sebagian           besar penduduk Indonesia.
ü  Peran di Bidang Politik
                                Pada dataran konseptual, banyak pihak yang menyangka bahwa politik pada      dasarnya adalah hal yang hanya berurusan dengan kekuasaan. Padahal secara            substansial, politik sebenarnya menyangkut juga kehidupan manusia secara luas.                Makanya dalam kehidupan praktis, kita menjumpai istilah politik ekonomi, politik    pendidikan serta istilah politik lain yang dihubungkan dengan persoalan yang terjadi.
                Namun begitu, dalam konteks pembicaraan politik saat ini, kita akan memfokuskan         pada dua hal pembahasan. Pertama, politik yang kita maknai sebagai wahana               (arena) perjuangan tempat elemen dalam masyarakat bersaing mendapat porsi     dalam kekuasaan yang ada dalam bentuk institusi legislatif dan eksekutif yang adadi          berbagai tingkatan. Kedua, ketika masalah pertama tadi telah dilampaui, maka keadaannya menjadi bergeser ke dalam manajemen kekuasaan tersebut. Secara      substansi harusnya kekuasaan mampu memberikan jawaban kepada publik, akan          diarahkan kemana kekuasaan yang telah diraih. Secara ideal, siapapun yang pada        akhirnya berkuasa secara syah sekaligus secara legal formal aturan demokrasi bisa                 terpenuhi harusnya mengarahkan kekuasaan yang ada pada pencapaian sebesar-           besarnya bagi pengurusan kepentingan masyarakat.
ü  Peran di Bidang Sosial Budaya
                                Karya sastra dan kesenian yang tumbuh di tengah masyarakat ternyata                                 kadangkala                 mampu membuat banyak orang terpengaruh, baik secara langsung         ataupun tidak    langsung. Pengaruh ini, baik sebatas visi dan pandangan hidup atau malah pada         perilaku keseharian. Dengan begitu kesan yang mungkin ditimbulkan     oleh sebuah       produk kesenian haruslah mampu terkontrol. Artinya, seni dan                 produk berkesian            secara ideal seyogianya berada dalam koridor tatanan    normatif yang mampu                 menjembatani kebebasan berekspresi dan etika yang   berlaku di tengah masyarakat.
                Dunia seni dan produk kesenian pada dasarnya adalah produk budaya masyarakat.         Kalau kita amati dalam perjalanannya di tengah kehidupan bangsa, kadangkala seni         dan produk budaya bangsa ini pula yang mampu menjadikan bangsa kita dihormati           dan dihargai oleh bangsa lain. Dengan begitu, seni adalah asset besar bangsa yang           kalau bisa dikelola dengan baik serta tetap memegang etika yang baik akan justeru                 menaikkan derajat bangsa.
ü  Peran di Bidang Mental Spiritual (Keagamaan)
                                Untuk meningkatkan kehidupan keberagamaan masyarakat, diperlukan               sistem yang                 tepat, terpadu dan sistemik. Untuk membangun hal tersebut, tentu       saja pemerintah               tidak bisa berdiri sendiri, diperlukan peran masyarakat yang            lebih luas. Pendidikan    agama yang selama ini berjalan tentu saja tidak akan      memadai untuk sekedar               memahamkan orang.
                                Dalam hal ini, fungsi kontrol pemerintah adalah memotivasi dan                mengevaluasi aktifitas pendidikan agama yang dilakukan masyarakat. Pemerintah         dalam batas yang memungkinkan, ikut memfasilitas program pendidikan tersebut,   misalnya dengan menggelar berbagai kajian dan pelatihan peningkatan                 keberagamaan masyarakat.

                Diakui atau tidak, sebagian masyarakat dari hari ke hari ternyata semakin meningkat ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologinya. Namun begitu, masih ada pula masyarakat yang masih bergelut dengan kehidupan yang berada di lingkaran garis kemiskinan. Keanekaragaman seperti ini, kalau mampu di menej dengan baik akan mampu mempercepat proses pembangunan yang ada.. Artinya kalangan masyarakat yang mampu, kalau bisa diajak dengan baik untuk bisa terlibat dengan pemerintah membantu peningkatan mereka yang berada di garis kemiskinan maka akan mempercepat proses pembangunan yang dilakuakan.Walaupun begitu, ada memang masyarakat yang cukup kritis terhadap proses pembangunan yang dilakukan pemerintah. Oleh karenanya, untuk memperkecil persepsi serta cara pandang yang berbeda terhadap pembangunan yang dilakukan, maka pemerintah pun secara ideal semakin mampu mendekatkan dirinya dengan masyarakat, sehingga nantinya akan menjadi satu kesatuan yang mampu sinergis bagi kemajuan pembangunan di masa yang akan datang. Untuk itu perlu kiranya dipikirkan, dikaji ulang serta ditingkatkan hal-hal sebagai berikut :
                                 i.            Perluasan Partisipasi Publik
Partisipasi ini bisa berupa layanan hotline telepon, sms, internet dan lain-lain yang semakin mempermudah masyarakat berkomunikasi dengan pemerintah. Mereka dengan sarana yang semakin mudah akan dengan mudah menyampaikan keluhan, masukan serta gagasan atau ide-ide yang akan memacu semakin cepatnya respon dan kemajuan di sebuah tempat. Dengan begitu secara keseluruhan, masyarakat merasa bahwa pemerintah ternyata amat dekat dengan kehidupan mereka.
                               ii.            Pelibatan Publik dalam Agenda Pembangunan
Partisipasi publik dalam agenda pembangunan bisa saja secara teknis mengacu pada bagian pertama, namun secara mekanisme dapat pula dibuka ruang-ruang publik yang lebih luas yang bisa berupa public hearing, diskusi, seminar agenda pembangunan atau lewat berbagai acara atau media yang pada intinya mengajak masyarakat terlibat dalam rencana-rencana pembangunan yang akan dilakukan. Dari sana diharapkan tumbuh semangat memiliki dan rasa tanggungjawab dari masyaraakat terhadap sarana prasarana yang dibangun atau pada pembangunan secara keseluruhan.
                              iii.            Penciptaan Transparansi Kebijakan Pembangunan
Transparansi perlu dilakukan oleh pemerintah di berbagai tingkatan. Ini diperlukan bagi tumbuhnya iklim saling menghargai dan menghormati serta saling membantu antara masyarakat dengan pemerintah. Di samping itu, kalau hal ini mampu dilakukan maka akuntabilitas pemerintah akan terwujud dengan baik.

D.      Keterkaitan Antara Pendidikan dan Pembangunan
                Pendidikan sebagai upaya maksimal dan menyeluruh yang hasilnya tidak langsung dapat dirasakan dan dilihat, ada proses yang cukup panjang antara dimulainya usaha dengan ketercapaian hasil dari usaha tersebut. Satu hal yang pasti adalah bahwa pendidikan memberikan andil yang besar pada pembangunan dan hal tersebut dipandang sebagai satu kesatuan umum yang menyebabkan pendidikan menjadi bagian atau komponen penting dalam pembangunan. Dengan demikian, antara pendidikan dan pemabangunan memiliki keterkaitan yang cukup erat agar mampu mendukung satu sama lain.

1.Hubungan pendidikan dan pembangunan nasional

                Hubungan pendidikan dan pembangunan nasional dicerminkan dalam pendidikan danpembangunan ekonomi, dalam hal ini paradigma yang berlaku adalah semakin banyak masyarakat yang terdidik dalam batas-batas tertentu maka akan meningkatkan pendapatan perkapita penduduk. Dengan kata lain masyarakat terdidik memiliki peluang kerja dan peluang usaha produktif  yang lebih tinggi. Dengan demikian akumulasi masyarakat yang terdidik akan menghasilkan posisi tawar yang lebih tinggi sehingga terjadi peningkatan pendapatan dalam arti luas. Akan tetapi, dalam praktik pelaksanannya dibanyak negara berkembang (pada tahun 1980-an) peningkatan pada aspek pendidikan tidak disertai dengan peningkatan pendapatan masyarakatnya. Bahkan sebaliknya, semakin tingginya dana untuk pembangunan di bidang pendidikan justru kondisi pelaksanaan pembangunan di negara-negara berkembang tersebut (terutama di kawasan asia).
Di negara berkembang seperti indonesia, pembangunan di bidang pendidikan selalu terhalang dengan masalah yang bersifat menetap dan terus berlangsung, seperti:
a)      Pembangunan bidang pendidikan selalu berkaitan dengan perluasan kesempatan belajar di kalangan masyarakat luas, sehingga kuantitas harus terkejar dalam pencapaian target kuantitatif (pembangunan gedung sekolah, pengadaan guru, alat laboratorium, peralatan olahraga, dll).
b)      Pembangunan bidang pendidikan selalu berkaitan dengan peningkatan mutu (kualitas) yang harus terpenuhi untuk mengajar ketinggalan dengan negara maju.
c)       Pembangunan bidang pendidikan selalu mempertanyakan relevansi antara output (keluaran) dengan kebutuhan pasar. Sebab sejauh pengamatan hasil produksi pendidikan tidak pernah memiliki relevansi yang kuat terhadap kebutuhan pasar. Lulusan yang dihasilkan oleh sekolah selama ini tidak pernah sesuai dengan angkatan kerja yang dibutuhkan oleh dunia industri.

                Tiga pemasalahan pokok  tersebut menyebabkan pendidikan berada posisi yang sulit untuk meningkatkan pembangunan pada sektor ekonomi dalam bentuk peningkatan pendapatan masyarakat. Pembangunan bidang pendidikan, seperti halnya dengan pembangunan bidang lain membutuhkan reorientasi yang lebih luas sehingga dapat mengakomodasi banyak kebocoran dan bias. Pembangunan yang dilaksanakan harus berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

2.Meningkatkan pembangunan nasional dengan mengandalkan kemampuan SDM

                Seperti yang telah diketahui, bahwa kemajuan suatu negara bukan berdasarkan pada sumber daya alam (sda) yang dimiliki oleh negara tersebut. Bahkan banyak di antara negara-negara yang justru tidak mempunyai sumber daya alam yang cukup namun negara tersebut dapat berkembang dan maju melebihi negara yang mempunyai sumber daya alam yang cukup. Sebagai contoh, negara kita indonesia, terkenal di dunia luas sebagai negara yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Akan tetapi pada kenyataannya kekayaan alam yang terdapat di dalamnya tidak menjamin majunya suatu negara,bahkan seringkali hanya menjadi incaran negara-negara maju untuk mendapatkan bahan baku murah sekaligus daerah pemasaran yang menguntungkan. Berbeda halnyadengan negara lain yang meskipun dengan sumber daya alam yang terbatas namun tetap dapat mengembangkan potensinya dengan maksimal (misalnya singapura).
Pendidikan merupakan kunci dari perbedaan tersebut. Pendidikan sangat diperlukan untuk memajukan sebuah negara. Kualitas pendidikanh menentukan kualitas sumber daya manusia (sdm) yang dibutuhkan untuk mengelola dan menjalankan roda pembangunan serta sangat menentukan kemajuan sebuah bangsa. Begitu pentingnya pendidikan, bahkan manusia yang menggunakan teknologi dari hasil pembangunan tersebut pun haruslah memiliki pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan.
                Meningkatkan pembangunan nasional dengan mengandalkan kemampuan sdm ini tidak terlepas dari peran pendidikan. Pendidikan yang diperlukan ialah pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas yang dimaksud adalah pendidikan yang memiliki tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa demi kemajuan indonesia. Dengan demikian, pendidikan yang berkualitas mampu menghasilkan SDM yang berkualitas pula. SDM  yang berkualitas itu adalah SDM yang cerdas, terampil, siap terjun di masyarakat, mampu mengatasi keterpurukan bangsa dibidang ekonomi, dan mampu bersaing dengan negara maju.
Dengan demikian, SDM yang berkualitas sangat diperlukan oleh negara berkembang seperti indonesia. Karena jika anak bangsanya cerdas, negaranya akan maju dan berkembang.

3.Esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temunya
Status pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta antara keduanya dirumuskan sebagai berikut:
                                I.            Pendidikan merupakan usaha untuk diri manusia.sedangkan pembangunan merupakan usaha dari diri manusia.
                              II.            Pendidikan menghasilkan sumber daya manusia yang menunjang pembangunan sedagkan pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan saran dan seterusnya).
4.Sumbangan pendidkan pada pembangunan
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari berbagai segi di antaranya:
a.       Segi sasaran pendidikan
Pendidikan disini bertujuan untuk mencetak manusia yang menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawI.
b.      Segi lingkungan pendidikanKlasifikasi ini menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai lingkugan. Yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkugan masyarakat ataupun dalam sistem pendidikan prajabatan dan dalam jabatan.
c.       Segi jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan meliputi pendidikan dasar (basic education), pendidikan lanjutan menengah dan pendidikan tinggi.
d.      Segi pembidangan kerja atau sektor kehidupan.
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi bidang ekonomi, hukum, sosial, politik, keuangan, perhubungan, komunikasi, pertanian, pertambangan, dan pertahanan.
                Fuad Hasan menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang terentang antara “potensi” dengan “aktualisasi”, dan di antara rentang itu ada upaya pendidikan. Pendidikan tersebut berperan untuk mengembangkan yaitu menghidup suburkan potensi-potensi kebaikan dan mengerdilkan potensi-potensi kejahatan. Pendidikan sangat penting peranannya dalam merubah potensi manusia menjadi aksidensi dari naluri menjadi nurani, sehingga manusia menjadi sumber daya atau modal utama pembangunan yang manusiawi. Manusia dipandang sebagai subjek pembangunan karena dengan segenap kemampuannya menggarap lingkungan secara dinamis dan kreatif.
               
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
                Pendidikan berasal dari bahasa latin “ Educare “ yang berarti keluar , pendidikan adalah proses membimbing manusia dari kegelapan kebodohan menuju kecerahan pengetahuan atau dari tidak tahu menjadi tahu, pembangunan berarti perbaikan untuk menuju ke arah yang lebih maju, perbaikan dari yang belum ada menjadi ada, perbaikan dari yang jelek menjadi baik. Karena pembangunan itu membangun dan memperbaiki.
                Jadi, pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha ke luar dari diri manusia. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan. Sehingga, pendidikan dan pembangunan merupakan satu kesatuan yang saling bertimbal balik satu sama lain. Semakin baik pendidikannya, maka pembangunannya pun juga semakin baik dan sebaliknya.


DAFTAR PUSTAKA
·         Tirtarahadja, Umar dan Sulo La, S.L. 2005. Pengantar pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
·         Dasuki Hafizh. Pembinaan Kehidupan Beragam di Indonesia. 1981. Penerbit PT Karya Unipress: Jakarta
·         SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.http://dwiayuindaswarynhb.blogspot.com
·         Dirto Hadisusanto, dkk. 1995. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: FIP IKIP YOGYAKARTA.
·         Noeng Muhadjir. 1987. Ilmu Pendidikan dan Pembaharuan Sosial Suatu Teori Pendidikan. Yogyakarta: Rake Serasin.
·         Sutari Imam Barnadib. 1989. Pengantar ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: Andi Offset.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar