MODEL
PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Keberhasilan proses pembelajaran
seorang guru tidak terlepas dari proses bagaimana guru itu mampu mngaplikasikan
model-model pembelajaran selain kompetensi
profesional yang harus dimiliki.
Penggunaan
model-model pembelajaran bertujuan untuk mengefektifkan proses pembelajaran
sehingga menciptaan hasil belajar yang optimal dan meraih hasil belajar yang baik. Untuk mengembangkan
model-model pembelajaran guru diharapkan mengetahui tentang model-model
pembelajaran yang akan diguankan dalam proses pebelajaran.
Model pemebelajaran yang efektif
mempunyai keterikatan antara pemahaman guru dan kondisi fasilitas di sekolah
yang tersedia. Fasilitas
sekolah juga memberikan sumbangan yang besar dalam proses pencapaian
keberhasilan hasil belajar siswa.
Dengan
pentingnya hal tersebut pada pembahasan kali ini akan membahas tentang salah satu model
pembelajaran yang bisa diterapakan oleh guru
untuk menunjang proses keberhasilan dalam proses pembelajaran khususnya model pembelajaran koopratif model CIRC.
BAB II
ISI
A.
Pengertian Model Pembelajar CIRC
CIRC dari segi bahasa dapat diartikan
sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan
secara menyeluruh kemudian mengkomposisikanya menjadi bagian-bagian yang
penting,
Model
pembelajaran cooperative integrated
reading and composition (CIRC) atau dalam bahasa Indonesianya koopratif terpadu
membaca dan menulis merupakan model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya
merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis yaitu sebuah
program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis
untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar dan sekolah yang lebih tinggi. Namun, CIRC telah berkembang bukan
hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti
pelajaran fisika.
Dalam pendekatan pembelajaran kooperatif menekankan tujuan-tujuan kelompok
dan tanggung jawab individual. Menurut Slavin terkait dengan tiga
studi tentang program CIRC, menemukan efek positif terhadap kemampuan membaca
siswa, termasuk di dalamnya peningkatan nilai dalam ujian membaca dan bahasa
yang terstandarisasi.
Dengan
strategi pembelajaran CIRC ini diharapkan siswa akan dapat bekerja sama dengan
kelompoknya mengingat strategi CIRC ini merupakan salah satu jenis pembelajaran
kooperatif. Dalam strategi pembelajaran CIRC ini terdapat urutan penyajian yang
harus diikuti yaitu partner reading, story structure, and related
writing, words out loud, word meaning, story re-tell dan spelling.
B.
Sejarah Perkembangan Model Pembelajaran CIRC
Model pembelajaran CIRC pertama kali di kenalkan oleh Robert E. Slavin , Farnish , Stevans
dan Madden. Alasan mereka mengembangkan model pembelajaran ini karena mereka merasa
khawatir dengan kurangnya minat pembelajaran membaca, menulis, dan berhasa di
antara para guru dan kegiatan tersebut masih dilakukan secara tradisional.
Penerapan
model pembelajaran CIRC pada dasarnya lebih sering di gunakan dalam pengajaran
bahasa dan tidak banyak di gunakan dalam proses pembelajaran berhitung seperti
matematika atau fisika. Namun, karna model pembelajaran ini sangat bermanfaat
dalam proses menganalisis sebuah masalah dan menarik sebuah kesimpulan maka
model pembelajaran ini dalam perkembangannya tidak hanya di gunakan dalam
pelajaran bahasa tapi juga dalam pelajaran eksak.
C.
Karakteristik
dari Model Belajar CIRC
Dari
pengertian model pembelajaran CIRC kita dapat mengetahui bahwa model
pembelajaran ini adalah model pembelajaran aktif yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Penekanan
proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan
pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau
permasalahan yang dibahas,
b. Siswa tidak
hanya mendengarkan ceramah secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang
berkaitan dengan materi pelajaran,
c. Penekanan pada
eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran.
d. Siswa lebih
banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi,
e. Umpan-balik
yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
D. Sintaks atau Langkah-langkah Model
Pembelajaran CIRC
Model CIRC memiliki langkah-langkah penerapan
sebagai berikut :
1.
Guru membentuk kelompok-kelompok
yang masing-masing terdiri dari 4 siswa.
2.
Guru memberikan wacana sesuai denan topik pembelajaran.
3.
Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok kemudian
memberikan tanggapan terhadap wacana yang di tulis pada lembar kertas.
4.
Siswa mempresentasikan/membacakan hasil diskusi kelompok.
5.
Guru memberikan penguatan (reinforcement)
6.
Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan.
Dari setiap
langkah di atas, kita dapat melihat beberapa tahapan pengajaran, sebagai
berikut:
Tahap 1: Pengenalan Konsep
Pada fase
ini, guru mulai mengenalkan suatu konsep atau istilah baru yang mengacu pada
hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan bisa di dapat dari keterangan
guru, buku paket, atau media lainnya.
Tahap 2 : Eksplorasi dan Aplikasi
Tahap ini
memberi peluang pada siswa untuk mengungkap pengetahuan awal, mengembangkan
pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka alami dengan bimbingan
guru. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik kognitif sehingga mereka akan
berusaha melakukan pengujian dan berdiskusi untuk menjelaskan hasil observasi.
Pada dasarnya , tujuan fase ini adalah untuk membangkitkan minat dan rasa ingin
tahu siswa serta menerapkan konsepsi awal siswa terhadap kegiatan pembelajaran
dengan memulai dari hal yang konkret. Selama proses ini, siswa belajar melalui
tindakan-tindakan dan reaksi-reaksi mereka sendiri dalam situasi baru yang
masih berhubungan, dan hal ini terbukti sangat efektif untuk menggiring siswa
merancang eksperimen serta demonstrasi untuk diujikan.
Tahap 3 : Publikasi.
Pada fase
ini, siswa mampu mengomunikasikan hasil temuan-temuan serta membuktikan dan
memperagakan materi yang di bahas. Penemuan dapat bersifat sesuatu yang baru
atau sekadar membuktikan hasil pengamatan. Siawa dapat memberikan pembuktian
terkaan gagasan-gagasan barunyya untuk di ketahui oleh teman-teman sekelas.
Dalam hal ini, siswa harus siap memberi dan menerima kritik atau saran untuk
saling memperkuat argumen.
Dalam
pembelajaran CIRC, setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok.
Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep
dan menyelesaikan tugas , sehingga terbentuk pemahaman dan pengalaman belajar
yang lama. Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari
tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah menenggah. Proses pembelajaran ini
mendidik siswa berinteraksi dengan lingkungan.
E. Kelebihan Model Pembelajaran CIRC
Model pembelajaran ini memiliki
beberapa kelebihan di antaranya sebagai berikut:
1.
Pengalaman dan kegiatan belajar siswa akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak;
2.
Kegiatan yang di pilih sesuai dengan dan bertolak dari minat dan kebutuhan
siswa;
3.
Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar
siswa akan dapat bertahan lebih lama;
4.
Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan ketrampilan berpikir siswa;
5.
Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang pragmatis (bermanfaat) sesuai
dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan siswa; 6.
6.
Pembelajaran terpdu dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa kearah
belajar yang dinamis, optimal , dan tepat guna;
7.
Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan interaksi sosial siswa,
seperti kerja sama, toleransi , komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang
lain;
8.
Membangkitkan motivasi belajar serta memperluas wawasan dan aspirasi guru
dalam mengajar.
IV
PEMBAHASAN
A.
Penerapan
Model Pembelajaran CIRC
Model pembelajaran CIRC ini lebih mudah di terapkan
pada pelajaran yang mengandung bacaan atau yang berupa bahasa, seperti mata
pelajaran fisika. Pada makalah ini kelompok kami akan menerapkan model
pembelajaran CIRC dengan sebuah materi bacaan sebagai berikut:
Perkembangan
Model Atom
Konsep atom pertama kali dikemukakan oleh Demokritos
yang tidak didukung oleh eksperimen yang meyakinkan, sehingga tidak dapat
diterima oleh beberapa ahli ilmu pengetahuan dan filsafat.
Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805),
kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911) dan disempurnakan
oleh Bohr (1914).
ü Empat
Pengembangan Model Atom
1.
Model Atom Dalton
Model Atom Dalton, John Dalton
mengemukakan hipotesa tentang atom berdasarkan hukum kekekalan massa
(Lavoisier) dan hukum perbandingan tetap (Proust).
Teori yang diusulkan Dalton:
Teori yang diusulkan Dalton:
- Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang
sudah tidak dapat dibagi lagi.
- Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat
kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur
yang berbeda.
- Atom-atom bergabung membentuk senyawa
dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri
atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
- Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan
atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan
model atom sebagai bola pejal seperti ada tolak peluru. Teori atom Dalton tidak
dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Bagaimana mungkin
suatu bola pejal dapat menghantarkan listrik, padahal listrik
adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat
menyebabkan terjadinya daya hantar listrik.
2.
Model Atom Thomson
Kelemahan
dari Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson, eksperimen yang dilakukannya tabung
sinar kotoda. Hasil eksperimennya menyatakan ada partikel bermuatan negatif
dalam atom yang disebut elektron. Thomson mengusulkan model atom seperti roti
kismis atau kue onde-onde. Suatu bola pejal yang permukaannya dikelilingi
elektron dan partikel lain yang bermuatan positif sehingga atom
bersifat netral.
Kelemahan model Thomson ini tidak
dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negative dalam bola atom tersebut.
3.
Model Atom Rutherford
Model Atom
Rutherford, Eksperimen yang dilakukan Rutherford adalah penembakan lempeng
tipis dengan partikel alpha. Ternyata partikel itu ada yang diteruskan,
dibelokkan atau dipantulkan. Berarti di dalam atom terdapat susunan-susunan
partikel bermuatan positif dan negatif.
Hipotesa
dari Rutherford adalah atom yang tersusun dari inti atom dan elektron yang
mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti
atom. Model atom Rutherford seperti tata surya.
Kelemahan
dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam
inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini
disertai pemancaran energi sehingga lama-kelamaan energi elektron akan
berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam
inti
Ambilah
seutas tali dan salah satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan ujung
yang lain Anda pegang. Putarkan tali tersebut di atas kepala Anda. Apa yang
terjadi? Benar. Lama kelamaan putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala
Anda karena putarannya lemah dan Anda pegal memegang tali tersebut. Karena
Rutherford adalah telah dikenalkan lintasan/kedudukan elektron yang nanti
disebut dengan kulit.
4.
ModelAtom Niels Bohr
Kelemahan
dari Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr dengan percobaannya menganalisa
spektrum warna dari atom hidrogen yang berbentuk garis.
Hipotesis Bohr adalah :
Hipotesis Bohr adalah :
- Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan
dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
- Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke
yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron
atom itu tidak akan berkurang.
Jika
berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap
energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan
energi.
Kelebihan
atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat
berpindahnya elektron. Kelemahan model atom ini adalah: tidak dapat menjelaskan
spekrum warna dari atom berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom yang
lebih sempurna dari model atom Bohr.
Dari materi bacaan tersebut di
harapkan siswa dapat menemukan hal-hal penting terkait materi yang di berikan
serta menyimpulkan hasil belajar mereka dengan baik.
V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjalasan tentang model
pembelajaran CIRC kita dapat mengetahui bahwa dengan model pembelajan ini kita
dapat membuat peserta didik belajar secara mandiri untuk menganalisis masalah,
menemukan ide pokok dalam permasalahan dan menyimpulkannya. Dengan begitu
peserta didik akan menjadi lebih kreatif dalam mengembangkan gagasannya dan
mengutarakan pendapatnya. Namun model pembelajaran ini hanya cocok di terapkan
pada mata pelajaran yang menggunakan bahasa dan mengandung bacaan sedangkan
pada pelajaran berhitung seperti matematika dapat di terapkan namun
penerapannya kurang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA:
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana.2012.Konsep Strategi Pembelajan.Bandung:Refika
Aditama
Huda, miftahul. 2013 . Model – Model Pengajaran Dan Pembelajaran : Isu – Isu Metodis Dan
Paradigmatis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
Suprihatiningrum, jamil . 2012 . Strategi Pembelajaran : Teori & Aplikas
Yuliana, Atik.2013.
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Circ Untuk
Meningkatkan Keterampilan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita.pdf
http//:WWW.Wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar