BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan dasar saat ini harus mampu membekali setiap
peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai dan sikap.
Hal itu menuntut agar pendidik mampu memberikan yang terbaik demi tercapainya
tujuan tersebut. Terlebih lagi saat ini peserta didik diharapkan mampu
mengikuti arus perubahan zaman yang kian pesat. Berbagai mata pelajaran juga
dirancang agar peserta didik mampu bersaing dengan perkembangan yang ada. Salah
satunya pada mata pelajaran IPA (ilmu pengetahuan alam).
Ilmu
pegetahuan alam (IPA) lebih berkaitan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis dan bukan hanya sekedar penguasaan dari kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja,
akan tetapi IPA juga merupakan suatu proses penemuan. Peserta didik dapat
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar menggunakan pendidikan IPA sebagai
wahana, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di dalam
kehidupan sehari-hari yang digunakan untuk mengembangkan kompetensinya agar
dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Proses pembelajaran yang tepat adalah dengan menekankan pada
pemberian pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Dengan tujuan agar dapat
memenuhi kebutuhannya melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.
Selain itu, juga perlu dilakukan pemahaman mengenai cara menjaga dan memelihara
kelestarian lingkungan. Misalnya, pada tingkat SMP atau MTs diharapkan ada
penekanan pembelajaran S-T-M yaitu sains,
teknologi, dan masyarakat. Dengan pendekatan ini peserta didik dilatih untuk
selalu peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi yang sesuai
dengan realita kehidupan.
Pada
abad 20 ini, kepekaan terhadap ilmu pengetahuan khususnya ilmu sains dan
teknologi perlu ditingkatan. Oleh karena itu, peserta didik perlu dipersiapkan
untuk mengenal, memahami, dan menguasai IPTEK dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup. Upaya untuk mempersiapkan hal itu memang sudah dilakukan
melalui pendidikan formal sesuai dengan undang-undang n0 2 tahun 1989 .
pengantar sains dan teknologi pun sudah diajarkan sejak pendidikan dasar.
Dengan
menggunakan pendekatan S-T-M dinyatakan bahwa pendekatan tersebut memugkin
siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran dan dapat menampilkan peranan sains
dan teknologi didalam kehidupan masyarakat. dengan pendekatan S-T-M pula pembelajaran
buka hanya mentrasfer ilmu saja , tetapi juga berkaitan dengan bagaimana siswa
mampu memahami dampak dari pembelajaran atau hasil pembelajaran tersebut bai
dampak positif maupun dampak negatifnya.
BAB II
DASAR
TEORI
A. Pengertian Para Ahli
1. S-T-M
dikemukakan pertama kali oleh Ziman dalam bukunya teaching and learning about
science and society yang di
dalamnya disebut sebagai S-T-S (Science, Technology, and Society).
Ziman mengungkapkan beberapa kursus dan proyek-proyek khusus mengenai sains,
ternyata semua mempunyai pandangan yang sama, maksudnya adalah berhubungan
dengan pandangan sains dalam konteks sosial sejenis dengan suatu pendekatan
kurikulum yang dirancang untuk menjadikan konsep-konsep dan proses-proses yang
terdapat dalam sains tradisional dan program-program sosial lebih sesuai dan
relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari.
2. Middleton
menyatakan bahwa silabus Lesotho melalui Sains, Teknologi, dan Masayrakat
(S-T-M) mempunyai pandangan untuk mengembangkan kemampuan dalam memecahkan
permasalahan sains dan teknologi dengan konsep dan penerapan ilmiah untuk
mengembangkan kesadaran pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara
sederhana pandangan tersebut, pendekatan S-T-M dapat dirumuskan sebagai
pembelajaran sains yang tidak hanya menekankan pada konsep-konsep aja, tetapi
peranan sains dan teknologi di dalam lapisan kehidupan masyarakat.
3. Trowbridge
dan Bybee mengemukakan beberapa hubungan antara sains dan teknologi dengan
tujuan pendidikan. Pertama, sains diawali dengan pertanyaan tentang gejala alam
semesta dan teknologi yang berawal dari masalah tentang adaptasi manusia dengan
lingkungannya. Pertanyaan pada sains akan terjawab dengan menggunakan metode
inkuiri dan dibantu dengan penggunaan teknologi yang ada sehingga menghasilkan
penjelasan tentang fenomena-fenomena alam. Sebaliknya, persoalan pada teknologi
juga akan terpecahkan dengan penggunaan metode inkuiri dan dibantu dengan
teknologi yang ada. Teknologi meliputi proses, metode, dan tujuan yang terorganisasi
secara sistematik. Teknologi melibatkan usaha-usaha manusia untuk mengontrol
lingkungannya dan memanfaatkan sumber-sumber apa saja yang terdapat di dalam
lingkungan tersebut. Jadi, dalam
sains manusia berusaha memahami lingkungan dan dalam teknologi manusia berusaha
mengontrolnya.
4. Menurut Gregorio, pembelajaran sians dengan pendekatan
S-T-M dapat mempertemukan antara kebutuhan individu dan masyarakat untuk
kemajuan dan bertahan hidup. Penjelasan dan penyelesaian masalah pada kedua
bidang tersebut di samping memberikan jawaban dan permasalahan yang dihadapi
masyarakat, juga dapat menimbulkan pertanyaan baru bagi perkembangan sains dan
persoalan baru untuk perkembangan teknologi.
5. Pendekatan
S-T-M yaitu suatu usaha untuk menyajikan IPA dengan mempergunakan masalah-masalah
dari dunia nyata. Pendekatan ini mencakup aspek pendidikan, yaitu tujuan,
topic/masalah yang dieksplorasi, strategi pembelajaran, evaluasi, dan
persiapan/kinerja guru. Selain itu juga melibatkan peserta didik dalam
menentukan tujuan, prosedur pelaksanaan, pencarian informasi, dan dalam
evaluasi. Tujuan utamanya yaitu menghasilkan lulusan yang cukup bekal
pengetahuan sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah
dalam masyarakat dan dapat mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang
diambilnya.
6. Pendekatan
S-T-M merupakan inovasi pembelajaran sians yang berorientasi bahwa sains
sebagai bidang ilmu tidak terpisahkan dari realitas kehidupan masyarakat
sehari-hari dan melibatkan siswa secara aktif dalam mempelajari konsep-konsep
sains yang terkait.
7. Menurut
Poejiadi, pendekatan S-T-M merupakan pendekatan yang menekankan pada
konsep-konsep dan peranan sians serta teknologi dalam kehidupan masyarakat
serta menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial siswa terhadap dampak-dampak sains
dan teknologi yang terjadi dan sedang berlangsung di masyarakat. Pendekatan ini
melibatkan peserta didik dalam aktivitas mengidentifikasi, menganalisis, dan
menemukan solusi isu atau masalah-maslah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari;
mendorong peserta didik untuk menerapkan konsep-konsep dan proses dasar sains
dan teknologi dalam situasi kehidupan nyata; memberdayakan peserta didik
sebagai warganegara yang dapat mengambil keputusan dan tindakan, melakukan
perubahan, dan bertanggung jawab dalam kehidupan sekarang maupun masa yang akan
datang; memberikan arah pencapaian literasi ilmiah dan teknologi untuk semua.
Pendekatan S-T-M merupakan upaya pembelajaran sains di sekolah yang menekankan
pada konteks pembelajaran dan multidimensi atau domain hasil belajar peserta
didik (dengan mengintegrasikan domain konsep, keterampilan proses, kreativitas,
sikap, nilai-nilai, dan penerapan dalam pembelajaran dan penilaian) serta
keterkaitan antar-bidang studi/kurikulum (pendekatan terpadu atau multidisipliner).
B.
Ciri-ciri
Ciri-ciri pembelajaran dengan pendekatan S-T-M sebagai
berikut:
1.
Pembelajaran
dengan mengembangkan keterampilan proses dan cara berpikir tingkat tinggi (hinger order thingking) agar unsure
teknologi dari sains tampak.
2.
Mengaitkan dampak
lingkungan dengan melakukan model pembelajaran melalui kunjungan ke objek atau
ke situasi buatan denga sasaran yang memanfaatkan IPA dan teknologi yang
diterangkan pendidik.
3. Menggunakan model pembelajaran terminology cognitive agar siswa dapat menganalisis pengaruh IPA
dan teknologi bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Hardini, Isriani dan Dewi
Puspitasari. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep, dan
Implementasi). Yogyakarta: Familia.
How To Make Money From Your Sports Betting Tips - Work
BalasHapusBut หารายได้เสริม with sports betting, getting the tips you need is hard. It is an impossible task for you to find a good sport betting tipster. It's a challenging