BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
suasana belajar-mengajar dilapangan dalam lingkungan sekolah-sekolah sering
kita jumpai beberapa masalah. Para siswa meskipun mendapat nilai-nilai yang
tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, namun mereka tampak kurang mampu
menerapkan perolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampila maupun sikap, ke
dalam situasi yang lain.
Para
siswa memang memiliki sejumlah pengetahuan, namun banyak pengetahuan itu diterima
dari guru sebagai informasi, sedangkan mereka sendiri tidak dibiasakan untuk
mencoba menemukan sendiri pengetahuan atau informasi itu. Akibatnya pengetahuan
itu tidak bermakna dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan
contoh permasalahan diatas, pada pembahasan kali ini, kelompok kami menyusun
makalah yang berjudul “Pendekatan Keterampilan Proses”. Di dalam
makalah ini akan di bahas tentang pengertian pendekatan keterampilan proses, tujuan
keterampilan proses sains, ciri-ciri keterampilan proses dan lain-lain akan
kita bahas lebih lanjut.
Sebagai
calon guru tentunya terdapat upaya untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan
kegiatan belajar-mengajar yakni dengan keterpaduan antara kegiatan guru dengan
kegiatan siswa.
Tugas utama
guru adalah menciptakan suasana di dalam proses belajae-mengajar agar terjadi
interaksi belajar-mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan
baik dan sungguh-sungguh. Untuk itu, guru diharuskan memiliki kemampuan untuk
memiliki interaksi belajar-mengajar yang baik dengan siswanya.
Pada makalah
kelompok kami akan memberikan gambaran umum mengenai pendekatan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar melalui pendekatan ketrampilan proses
sains, mengenai apa saja tujuan dari keterampilan proses sains, serta apa saja
alasan yang melandasi untuk diterapkannya pendekatan ketrampilan proses maupun
keterampilan proses dasar sains dalam kegiatan belajar-mengajar.
BAB II
ISI
A.
Pengertian Pendekatan
keterampilan proses
Pendekatan
keterampilan proses merupakan belajar-mengajar yang mengarah kepada
pengembangan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Pendekatan
keterampilan proses sebagai pendekatan yang menekankan pada penumbuhan dan
pengembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik agar mereka
mampu memproses informasi sehingga ditemukan hal-hal yang baru yang bermanfaat
baik berupa fakta konsep maupun pengembangan sikap dan nilai.
Sejalan
dengan asumsi diatas, maka belajar-mengajar dipandang sebagai suatu proses yang
harus dialami oleh setiap peserta didik atau siswa. Belajar-mengajar tidak
hanya menekankan kepada apa yang dipelajari, tetapi juga menekankan bagaimana
ia harus belajar. Oleh karena itu, untuk memenuhi hal tersebut, pendekatan
belajar mengajar yang harus digunakan adalah pendekatan keterampilan proses.
Sebagai konsekuensi dari pendekatan keterampilan proses ini, maka siswa
berperan sebagai subyek dalam belajar. Ia bukan sekedar penerima informasi,
tetapi sebaliknya sebagai pencari informasi. Oleh karena itu, siswa harus aktif
dan terampil untuk mampu mengelola perolehannya, hasil belajarnya atau
pengalamannya.
Beberapa
keunggulan dari pendekatan keterampilan proses ini adalah sebagai berikut:
1.
Siswa terlibat langsung
pada objek nyata sehingga pemahaman siswa terhadap konsep mata pelajaran akan
semakin mudah.
2.
Siswa menemukan sendiri
konsep-konsep yang dipelajari.
3.
Siswa akan menjadi
lebih kritis.
4.
Melatih siswa untuk
bertanya dan terlibat aktif dalam pembelajaran.
B.
Tujuan Pendekatan
Keterampilan Proses
Pengembangan
pendekatan keterampilan proses merupakan salah satu upaya yang penting untuk
memperoleh keberhasilan belajar yang optimal. Materi pembelajaran akan lebih
mudah dikuasai dan dihayati oleh siswa bila siswa sendiri mengalami peristiwa
belajar tersebut. Selain itu tujuan pendekatan keterampilan proses ini adalah:
1. Memberikan
motivasi belajar kepada siswa karena dalam keterampilan proses ini siswa dipacu
untuk senantiasa berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
2. Untuk
lebih memperdalam konsep, pengertian dan fakta yang dipelajari siswa karena
hakikatnya siswa sendirilah yang mencari dan menemukan konsep tersebut.
3. Untuk
mengembangkan pengatahuan teori dengan kenyataan hidup masyarakat sehingga
antara teori dengan kenyataan hidup akan serasi.
4. Sebagai
persiapan dan latihan dalam mengahadapi kenyataan hidup dalam masyarakat sebab
siswa telah dilatih untuk berfikir logis dalam memecahkan masalah.
5. Mengembangkan
sikap percaya diri, bertanggung jawab, dan rasa kesetiakawanan sosial dalam
menghadapi berbagai problem kehidupan.
C.
Cici-ciri Pendekatan
keterampilan Proses
Pada dasarnya keterampilan proses ini
dilaksanakan dengan menekankan pada begaimana siswa belajar, begaimana siswa
mengolah problemnya sehingga dapat ditemukan penyelesaian dari masalah tersebut.
Yang dimaksud dengan perolehan itu adalah hasil belajar siswa yang diperoleh
dari pengalaman dan pengamatan lingkungan yang diolah menjadi suatu konsep yang
diperoleh dengan jalan belajar secara aktif melalui keterampilan proses.
D.
Jenis-jenis
Keterampilan Proses
Funk (1985)
dalam Dimyati dan Mudjiono, (2002: 140) mengutarakan bahwa berbagai
keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
a.
Keterampilan proses dasar (basic skill)
Keterampilan proses dasar meliputi
kegiatan yang berhubungan dengan observasi, klasifikasi, pengukuran,
komunikasi, prediksi, inferensi. Bila kita kaji lebih lanjut sebagai berikut:
1.
Observasi
Melalui kegiatan mengamati, siswa
belajar tentang dunia sekitar yang fantastis. Manusia mengamati objek-objek dan
fenomena alam dengan melibatkan indera penglihat, pembau, pengecap, peraba,
pendengar. Informasi yang diperoleh itu, dapat menuntut interpretasi siswa
tentang lingkungan dan menelitinya lebih lanjut. Kemampuan mengamati merupakan
keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu serta hal terpenting
untuk mengembangkan keterampilan proses yang lain. Mengamati merupakan
tanggapan terhadap berbagai objek dan peristiwa alam dengan pancaindra. Dengan
obsevasi, siswa mengumpulkan data tentang tanggapan-tanggapan terhadap objek
yang diamati.
2.
Klasifikasi
Sejumlah besar objek, peristiwa, dan
segala yang ada dalam kehidupan di sekitar, lebih mudah dipelajari apabila
dilakukan dengan cara menentukan berbagai jenis golongan. Menggolongkan dan
mengamati persamaan, perbedaan dan hubungan serta pengelompokan objek
berdasarkan kesesuaian dengan berbagai tujuan. Keterampilan mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat
khususnya sehingga didapatkan golongan atau kelompok sejenis dari objek
peristiwa yang dimaksud.
3.
Komunikasi
Manusia mulai belajar pada awal-awal
kehidupan bahwa komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan masalah.
Keterampilan menyapaikan sesuatu secara lisan maupun tulisan termasuk
komunikasi. Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai penyampaikan dan
memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara,
visual, atau suara dan visual (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 143). Contoh membaca
peta, tabel, garfik, bagan, lambang-lambang, diagaram, demontrasi visual.
4.
Pengukuran
Mengukur dapat diartikan sebagai
membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Keterampilan dalam menggunakan alat dalam memperoleh data dapat
disebut pengukuran.
5.
Prediksi
Predeksi merupakan keterampilan
meramal yang akan terjadi, berdasarkan gejala yang ada. Keteraturan dalam
lingkungan kita mengizinkan kita untuk mengenal pola dan untuk memprediksi
terhadap pola-pola apa yang mungkin dapat diamati. Dimyati dan Mudjiono (2002:
144) menyatakan bahwa memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau
membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan
perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta,
konsep, dan prinsip dalam pengetahuan.
6.
Inferensi
Melakukan inferensi adalah
menyimpulkan. Ini dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan
keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang
diketahui.
b.
Keterampilan
terintegrasi (integarted skill).
Keterampilan terintegrasi merupakan
perpaduan dua kemampuan keterampilan proses dasar atau lebih. Keterampilan
terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik,
diskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan,
hipotesis ekperimen. Bila kita kaji lebih lanjut sebagai berikut.
1.
Identifikasi Variabel
Keterampilan mengenal ciri khas dari
faktor yang ikut menentukan perubahan.Dalam penyelidikan ilmiah para ilmuan
sering mengendalikan variable eksperimen atau penelitian.
2.
Tabulasi
Keterampilan penyajian data dalam
bentuk tabel, untuk mempermudah pembacaan hubungan antarkomponen (penyusunan
data menurut lajur-lajur yang tersedia).
3.
Grafik
Keterampilan penyajian dengan garis
tentang turun naiknya sesuatu keadaan.
4.
Deskripsi
hubungan variabel
Keterampilan membuat
sinopsis/pernyataan hubungan faktor-faktor yang menentukan perubahan. Variabel
adalah faktor yang berpengaruh. Sebagai contoh, guru dapat melatih anak-anak
dalam mengendalikan variabel untuk membuktikan bahwa tanaman jagung yang diberi
pupuk akan lebih cepat tumbuh.
5.
Perolehan
dan proses data
Keterampilan melakukan langkah
secara urut untuk memperoleh data. Data yang dikumpulkan melalui observasi,
penghitungan, pengukuran, eksperimen dapat dicatat dan disajikan dalam bentuk
grafik, tabel, histogram, atau diagram.
6.
Analisis penyelidikan
Keterampilan menguraikan pokok
persoalan atas bagian-bagian dan terpecahkannya permasalahan berdasarkan metode
yang konsisten untuk mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip dasar.
7.
Hipotesis
Keterampilan merumuskan dugaan sementara. Hipotesis
menyatakan hubungan antara dua variabel atau mengajukan perkiraan penyebab
suatu terjadi. Dengan berhipotesis di ungkapkan cara melakukan pemecahan
masalah.
8.
Ekperimen
Keterampilan melakukan percobaan
untuk membuktikan suatu teori/penjelasan berdasarkan pengamatan dan penalaran.
Keterampilan proses seperti yang
diutarakan oleh Funk merupakan keterampilan proses yang harus diaplikasikan
pada pendidikan di sekolah oleh guru. Pembelajaran sains menekankan pada
pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengembangkan sikap ilmiah.
Hal ini bisa tercapai apabila dalam pembelajaran menggunakan pendekatan
keterampilan proses baik keterampilan proses dasar maupun keterampilan proses
terintegrasi (terpadu) seperti terungkap di atas.
Keterampilan memperoleh pengetahuan
yang ingin dibentuk adalah daya pikir dan kreasi. Daya pikir dan daya kreasi
merupakan indikator perkembangan kognitif. Para ahli psikologi pendidikan
menemukan bahwa pekembangan kognitif bukan merupakan akumulasi kepingan
informasi atau kepingan perubahan informasi yang terpisah, tetapi merupakan
pembentukan oleh anak suatu kerangka atau jaringan mental untuk memahami
lingkungan.
E.
Langkah-langkah Pelaksanaan Keterampilan
Proses
Langkah-langkah yang dilakukan
dalam pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA antara lain.
1. Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dimaksudkan untuk mengarahkan peserta didik pada pokok
permasalahan agar peserta didik siap mengikuti kegiatan belajar mengajar, baik
secara mental, emosional maupun fisik. Kegiatan pendahuluan ini dilakukan
dengan pengulasan bahan atau materi yang pernah dialami peserta didik yang ada
keterkaitan atau hubungan dengan materi atau bahan yang akan diajarkan.
Selanjutnya dengan menggugah dan mengarahkan perhatian peserta didik dengan
mengajukan pertanyaan, pendapat dan saran, menunjukkan gambar yang berhubungan
dengan materi.
2. Inti
Dalam kegiatan inti ini yang perlu dilakukan adalah menjelaskan materi
pelajaran yang diikuti dengan peragaan, demonstrasi, gambar, modal. Tujuan
kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan mengamati dengan cepat,
cermat dan tepat. Kegiatan-kegiatan yang tergolong dalam langkah-langkah proses
belajar mengajar atau bagian inti yang bercirikan keterampilan proses,
meliputi: merumuskan hasil pengamatan dengan merinci, mengelompokkan atau
mengklasifikasikan materi pelajaran yang diserap dari kegiatan pengamatan,
menafsirkan hasil pengelompokkan dengan menunjukkan sifat, hal dan peristiwa
atau gejala yang terkandung pada tiap-tiap kelompok, meramalkan sebab akibat
kejadian atau peristiwa lain yang mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat
suatu perlakuan yang berbeda, menerapkan pengetahuan keterampilan sikap yang
diperoleh dari kegiatan sebelumnya pada peristiwa yang baru atau berbeda,
merencanakan penelitian, serta mengkomunikasikan hasil kegiatan pada orang lain dengan diskusi, ceramah dan
lain-lain.
Guru mengawali kegiatan dengan mengajukan masalah keterampilan proses. Jika
pengetahuan materi siswa belum cukup untuk menjawab masalah tersebut, maka guru
membimbing siswa kearah jawaban yang benar atau menjelaskan materi yang belum
dipahami siswa. Guru memberikan pekerjaan kepada siswa aecara berkeliling.
Kemudian guru memberikan pertanyaan lanjutan lalu mendorong siswa untuk membuat
kesimpulan dari jawaban yang bervariasi, sampai kepada kesimpulan yang
diinginkan. Guru selalu memantau belajar siswa, untuk mengetahui apakah materi yang diinginkan sudah dipahami, siswa diberi kesempatan untuk
bertanya dan meminta penjelasan guru.
3. Penutup
Pada kegiatan penutup ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji ulang
kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan dan menyimpulkan hasil yang
telah diperoleh. Mengadakan tes akhir untuk mengetahui seberapa dalam siswa
menangkap materi yang disampaikan. Dapat dengan memberikan tugas seperti PR.
.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Apikasi
Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses sangat
cocok diterapkan dalam pembelajaran IPA/Sains karena dalam pembelajaran
IPA/Sains menekankan pada penerapan keterampilan proses. Selain itu, pembelajaran IPA/Sains menekankan pada metode
ilmiah dengan pengaplikasiannya lewat sebuah penelitian sains. Di bawah
terdapat beberapa aplikasi dari pendekatan keterampilan proses yang dapat
diaplikasikan dalam pembelajaran IPA/sains.
1.
Pengamatan
Misalnya siswa diminta untuk
mengidentifikasi beberapa benda tentang berapa
massanya, volumenya, kerapatan molekulnya, bentuknya, dan teksturnya.
Nama benda
|
Massa
|
Volume
|
Kerapatan
molekul
|
Bentuk
|
Tekstur
|
Batu
|
|
|
|
|
|
Kelereng
|
|
|
|
|
|
Spons
|
|
|
|
|
|
Kayu
|
|
|
|
|
|
2. Klasifikasi
Misalnya
siswa diminta untuk mengelompokkan besaran menurut Satuan Internasional (SI)
apakah termasuk dalam besaran pokok atau besaran turunan.
Besaran Turunan
|
Basaran Pokok
|
Massa, panjang, kecepatan, gaya,
arus listrik, waktu, energi, momentum
|
3. Komunikasi
Dalam hal ini siswa dapat diminta untuk
mengutarakan gagasan misalnya mengutarakan mengenai penelitian yang sudah
dilakukan tentang Hukum I Newton baik lisan maupun tulisan, misal mengubah data
dari tabel ke grafik.
Massa benda
(kg)
|
Besar gaya (N)
|
9
|
90
|
18
|
180
|
22
|
220
|
25
|
250
|
4. Pengukuran
Hal ini dapat diaplikasikan misalnya
dengan memiminta siswa mengukur suhu suatu air mendidih dengan termometer,
mengukur diameter kawat dengan mikrometer skrup, serta menghitung besar suatu
arus listrik DC dengan amperemater.
5. Prediksi
Di sini siswa diminta memprediksi suatu
keadaan misalnya apabila apa yang akan terjadi es batu dibiarkan ditempat yang
panas.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Pendekatan
keterampilan proses merupakan belajar-mengajar yang mengarah kepada
pengembangan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
2. Tujuan
pendekatan keterampilan proses adalah untuk memberikan motivasi belajar kepada
siswa, memperdalam konsep, mengembangkan pengetahuan teori, sebagai persiapan
dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup.
3.
Ciri-ciri pendekatan
keterampilan proses adalah dilaksanakan dengan
menekankan pada begaimana siswa belajar, begaimana siswa mengolah problemnya
sehingga dapat ditemukan penyelesaian dari masalah tersebut. Selain itu pada
pendekatan keterampilan proses siswa juga harus aktif dalam mencari informasi.
4.
Jenis-jenis
keterampilan proses adalah
a.
Keterampilan
prose dasar: observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi,
inferensi.
b.
Keterampilan
terinregrasi: identifikasi variabel, tabulasi grafik, deskripsi hubungan
variabel, perolehan dan proses data, analisis dan penyelidikan, hipotesis, dan eksperimen.
5. Langkah-langkah yang diambil dalam pendekatan ini yaitu pendahuluan
mengarahkan peserta didik pada pokok permasalahan agar peserta didik siap
mengikuti kegiatan belajar mengajar, baik secara mental, emosional maupun
fisik. Inti menjelaskan materi pelajaran
yang diikuti dengan peragaan, demonstrasi, gambar, modal. Dan penutup, mengkaji
ulang kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan dan menyimpulkan hasil
yang telah diperoleh.
DAFTAR
PUSTAKA
Suprihatiningrum,
Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Komalasari,
Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual
Konsep dan Aplikasi. Bandung:
Refika Aditama.
Semiawan,
Conny. Dkk. 1990. Pendekatan Keterampilan
Proses. Jakarta: Gramedia.
Uzer
Usman, Moh. Dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya
Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://www.academia.edu/6663252/2_22_Contoh_Penerapan_Pendekatan_Scientific_dalam_Pembelajaran_IPA_Pitagiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar