Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS.Al-Ahzab:21)

Minggu, 19 Oktober 2014

makalah model pembelajaran CIRC

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

            Keberhasilan proses pembelajaran seorang guru tidak terlepas dari proses bagaimana guru itu mampu mngaplikasikan model-model pembelajaran selain kompetensi profesional yang harus dimiliki. Penggunaan model-model pembelajaran bertujuan untuk mengefektifkan proses pembelajaran sehingga menciptaan hasil belajar yang optimal dan meraih hasil belajar yang baik. Untuk mengembangkan model-model pembelajaran guru diharapkan mengetahui tentang model-model pembelajaran yang akan diguankan dalam proses pebelajaran.
            Model pemebelajaran yang efektif mempunyai keterikatan antara pemahaman guru dan kondisi fasilitas di sekolah yang tersedia. Fasilitas sekolah juga memberikan sumbangan yang besar dalam proses pencapaian keberhasilan hasil belajar siswa. Dengan pentingnya hal tersebut pada pembahasan kali ini akan membahas tentang salah satu model pembelajaran yang bisa diterapakan oleh guru  untuk menunjang proses keberhasilan dalam proses pembelajaran khususnya model pembelajaran koopratif model CIRC.

           






BAB II
ISI

A.    Pengertian Model Pembelajar CIRC

CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikanya menjadi bagian-bagian yang penting,
Model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) atau dalam bahasa Indonesianya koopratif terpadu membaca dan menulis merupakan model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar dan sekolah yang lebih tinggi. Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran fisika.
Dalam pendekatan pembelajaran kooperatif menekankan tujuan-tujuan kelompok dan tanggung jawab individual. Menurut Slavin terkait dengan tiga studi tentang program CIRC, menemukan efek positif terhadap kemampuan membaca siswa, termasuk di dalamnya peningkatan nilai dalam ujian membaca dan bahasa yang terstandarisasi.
Dengan strategi pembelajaran CIRC ini diharapkan siswa akan dapat bekerja sama dengan kelompoknya mengingat strategi CIRC ini merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif. Dalam strategi pembelajaran CIRC ini terdapat urutan penyajian yang harus diikuti yaitu partner reading, story structure, and related writing, words out loud, word meaning, story re-tell dan spelling.



B.     Sejarah Perkembangan Model Pembelajaran CIRC

Model pembelajaran CIRC pertama kali di kenalkan oleh Robert E. Slavin , Farnish , Stevans dan Madden. Alasan mereka mengembangkan model pembelajaran ini karena mereka merasa khawatir dengan kurangnya minat pembelajaran membaca, menulis, dan berhasa di antara para guru dan kegiatan tersebut masih dilakukan secara tradisional.  
Penerapan model pembelajaran CIRC pada dasarnya lebih sering di gunakan dalam pengajaran bahasa dan tidak banyak di gunakan dalam proses pembelajaran berhitung seperti matematika atau fisika. Namun, karna model pembelajaran ini sangat bermanfaat dalam proses menganalisis sebuah masalah dan menarik sebuah kesimpulan maka model pembelajaran ini dalam perkembangannya tidak hanya di gunakan dalam pelajaran bahasa tapi juga dalam pelajaran eksak.


C.    Karakteristik dari Model Belajar CIRC
Dari pengertian model pembelajaran CIRC kita dapat mengetahui bahwa model pembelajaran ini adalah model pembelajaran aktif yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.       Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas,
b.      Siswa tidak hanya mendengarkan ceramah secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran,
c.       Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran.
d.      Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi,
e.       Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.



D.    Sintaks atau Langkah-langkah Model Pembelajaran CIRC

 Model CIRC memiliki langkah-langkah penerapan sebagai berikut :

1.      Guru membentuk  kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 siswa.
2.      Guru memberikan wacana sesuai denan topik pembelajaran.
3.      Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok kemudian memberikan tanggapan terhadap wacana yang di tulis pada lembar kertas.
4.      Siswa mempresentasikan/membacakan hasil diskusi kelompok.
5.      Guru memberikan penguatan (reinforcement)
6.      Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan.
Dari setiap langkah di atas, kita dapat melihat beberapa tahapan pengajaran, sebagai berikut:
Tahap 1: Pengenalan Konsep
Pada fase ini, guru mulai mengenalkan suatu konsep atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan bisa di dapat dari keterangan guru, buku paket, atau media lainnya.

Tahap 2 : Eksplorasi dan Aplikasi
Tahap ini memberi peluang pada siswa untuk mengungkap pengetahuan awal, mengembangkan pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka alami dengan bimbingan guru. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik kognitif sehingga mereka akan berusaha melakukan pengujian dan berdiskusi untuk menjelaskan hasil observasi. Pada dasarnya , tujuan fase ini adalah untuk membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa serta menerapkan konsepsi awal siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan memulai dari hal yang konkret. Selama proses ini, siswa belajar melalui tindakan-tindakan dan reaksi-reaksi mereka sendiri dalam situasi baru yang masih berhubungan, dan hal ini terbukti sangat efektif untuk menggiring siswa merancang eksperimen serta demonstrasi untuk diujikan.

Tahap 3 : Publikasi.
Pada fase ini, siswa mampu mengomunikasikan hasil temuan-temuan serta membuktikan dan memperagakan materi yang di bahas. Penemuan dapat bersifat sesuatu yang baru atau sekadar membuktikan hasil pengamatan. Siawa dapat memberikan pembuktian terkaan gagasan-gagasan barunyya untuk di ketahui oleh teman-teman sekelas. Dalam hal ini, siswa harus siap memberi dan menerima kritik atau saran untuk saling memperkuat argumen.

Dalam pembelajaran CIRC, setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas , sehingga terbentuk pemahaman dan pengalaman belajar yang lama. Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah menenggah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi dengan lingkungan.


E.     Kelebihan Model Pembelajaran CIRC

Model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan di antaranya sebagai berikut:

1.      Pengalaman dan kegiatan belajar siswa akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak;
2.      Kegiatan yang di pilih sesuai dengan dan bertolak dari minat dan kebutuhan siswa;
3.      Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar siswa akan dapat bertahan lebih lama;
4.      Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan ketrampilan berpikir siswa;
5.      Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang pragmatis (bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan siswa; 6.
6.      Pembelajaran terpdu dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa kearah belajar yang dinamis, optimal , dan tepat guna;
7.      Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan interaksi sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi , komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain;
8.      Membangkitkan motivasi belajar serta memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam mengajar.


IV
PEMBAHASAN



A.    Penerapan Model Pembelajaran CIRC
Model pembelajaran CIRC ini lebih mudah di terapkan pada pelajaran yang mengandung bacaan atau yang berupa bahasa, seperti mata pelajaran fisika. Pada makalah ini kelompok kami akan menerapkan model pembelajaran CIRC dengan sebuah materi bacaan sebagai berikut:
Perkembangan Model Atom

Konsep atom pertama kali dikemukakan oleh Demokritos yang tidak didukung oleh eksperimen yang meyakinkan, sehingga tidak dapat diterima oleh beberapa ahli ilmu pengetahuan dan filsafat. Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911) dan disempurnakan oleh Bohr (1914).

ü  Empat Pengembangan Model Atom
1.      Model Atom Dalton
Model Atom Dalton, John Dalton mengemukakan hipotesa tentang atom berdasarkan hukum kekekalan massa (Lavoisier) dan hukum perbandingan tetap (Proust).
Teori yang diusulkan Dalton:
  • Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
  • Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
  • Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
  • Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti ada tolak peluru. Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Bagaimana mungkin suatu bola pejal dapat menghantarkan listrik, padahal listrik adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menyebabkan terjadinya daya hantar listrik.

2.      Model Atom Thomson
Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson, eksperimen yang dilakukannya tabung sinar kotoda. Hasil eksperimennya menyatakan ada partikel bermuatan negatif dalam atom yang disebut elektron. Thomson mengusulkan model atom seperti roti kismis atau kue onde-onde. Suatu bola pejal yang permukaannya dikelilingi elektron dan partikel lain yang bermuatan positif sehingga atom bersifat netral.
Kelemahan model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negative dalam bola atom tersebut.

3.      Model Atom Rutherford
Model Atom Rutherford, Eksperimen yang dilakukan Rutherford adalah penembakan lempeng tipis dengan partikel alpha. Ternyata partikel itu ada yang diteruskan, dibelokkan atau dipantulkan. Berarti di dalam atom terdapat susunan-susunan partikel bermuatan positif dan negatif.
Hipotesa dari Rutherford adalah atom yang tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti atom. Model atom Rutherford seperti tata surya.
Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama-kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti
Ambilah seutas tali dan salah satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan ujung yang lain Anda pegang. Putarkan tali tersebut di atas kepala Anda. Apa yang terjadi? Benar. Lama kelamaan putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala Anda karena putarannya lemah dan Anda pegal memegang tali tersebut. Karena Rutherford adalah telah dikenalkan lintasan/kedudukan elektron yang nanti disebut dengan kulit.





4.      ModelAtom Niels Bohr

Kelemahan dari Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr dengan percobaannya menganalisa spektrum warna dari atom hidrogen yang berbentuk garis.
Hipotesis Bohr adalah :
  • Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
  • Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang.
Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi.
Kelebihan atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya elektron. Kelemahan model atom ini adalah: tidak dapat menjelaskan spekrum warna dari atom berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom yang lebih sempurna dari model atom Bohr.
            Dari materi bacaan tersebut di harapkan siswa dapat menemukan hal-hal penting terkait materi yang di berikan serta menyimpulkan hasil belajar mereka dengan baik.











V
PENUTUP

Kesimpulan
Dari penjalasan tentang model pembelajaran CIRC kita dapat mengetahui bahwa dengan model pembelajan ini kita dapat membuat peserta didik belajar secara mandiri untuk menganalisis masalah, menemukan ide pokok dalam permasalahan dan menyimpulkannya. Dengan begitu peserta didik akan menjadi lebih kreatif dalam mengembangkan gagasannya dan mengutarakan pendapatnya. Namun model pembelajaran ini hanya cocok di terapkan pada mata pelajaran yang menggunakan bahasa dan mengandung bacaan sedangkan pada pelajaran berhitung seperti matematika dapat di terapkan namun penerapannya kurang maksimal.






















DAFTAR PUSTAKA:

Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana.2012.Konsep Strategi Pembelajan.Bandung:Refika Aditama
Huda, miftahul. 2013 . Model – Model Pengajaran Dan Pembelajaran : Isu – Isu Metodis Dan Paradigmatis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
Suprihatiningrum, jamil . 2012 . Strategi Pembelajaran : Teori & Aplikas
Yuliana, Atik.2013. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Circ Untuk
Meningkatkan Keterampilan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita.pdf
http//:WWW.Wikipedia.com








Tidak ada komentar:

Posting Komentar