Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS.Al-Ahzab:21)

Senin, 19 Mei 2014

makalah tentang teori perkembangan belajar sosial



Teori Perkembangan Belajar Sosial
Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu : Siti Fatimah, M.Pd






Disusun oleh :
Arizal Pratama13690052
Khairul Bayu Nugraha13690031
Tri Gonggo13690034
Agita Fajar13690005
Nafi’atus Sholihah13690045
Khusnul Khotimah13690042
Anik Masruroh13690010
Eli Yanti13690008
Ai Muthi Nahdianti13690053
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
201
3




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungannya. Dengan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup.
Belajar dilakukan melalui proses pendidikan. Pendidikan tentu saja tidak dapat dilepaskan dari kegiatan belajar itu sendiri. Belajar tidak hanya terjadi dalam pendidikan formal atau pendidikan dalam sebuah lembaga tertentu semata, melainkan proses belajar tersebut juga dapat dialami dalam kehidupan sehari-hari baik itu dalam keluarga, maupun masyarakat.
Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu (yang), terjadi dalam waktu tertentu. Perubahan yang terjadi itu harus secara relatif menetap (permanen) yang tidak hanya terjadi pada perilaku saat ini nampak (immediate behavior) tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior). Hal lain yang perlu diperhatikan ialah bahwa perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pengalaman.
Sejak dahulu hingga saat ini, para ahli terus mencari dan berusaha menemukan makna sesungguhnya dari proses belajar yang terjadi pada manusia itu sendiri. Selain mencari makna sesungguhnya dari kegiatan belajar tersebut, para ahli juga berusaha merumuskan teori-teori belajar menurut analisisnya dari penelitian yang mereka lakukan. Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari belajar. Dengan munculnya teori belajar dari para ahli tersebut, tentu akan mempengaruhi pola dan kebijakan pendidikan yang diterapkan pemerintah pada saat itu pula.
Selain itu karena manusia sering dikatakan sebagai makhluk monodalisme, yaitu manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Manusia selain sebagai makhluk individual yang memiliki kehidupan sendiri, manusia juga tidak dapat dilepaskan dari ubungan dan peran sertanya dengan kehidupan sosial. Begitu juga dengan kegiatan belajar, manusia tidak bisa dilepaskan dalam peranannya sebagai makhluk sosial. Sehingga muncul berbagai teori belajar yang berkaitan dengan kemasyarakatan atau disebut juga dengan teori belajar sosial.
Bermunculannya teori belajar inilah yang akan diangkat dan dibahas dalam makalah ini terutama yang berkaitan tentang teori perkembangan belajar sosial.

B.     Rumusan Masalah
1)      Apa pengertian belajar?
2)      Bagaimana teori belajar sosial menurut tokoh-tokoh?
3)      Bagaimana pengaplikasian teori perkembangan belajar sosial dengan pembelajaran fisika?

C.    Tujuan
1)      Mengetahui pengertian belajar
2)      Mengetahui teori belajar sosial menurut tokoh-tokoh
3)      Mengetahui pengaplikasian teori perkembangan belajar sosial dengan pembelajaran fisika



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan yang kita lakukan di sekolah, hampir seluruh kegiatan yang  di lakukan adalah kegiatan belajar atau dapat dikatakan bahwa belajar merupakan kegiatan pokok. Sehingga sukses atau tidaknya anak dalam mengikuti pendidikan di sekolah sangat bergantung dari bagaimana dia melakukan proses pembelajaran.
              Sehingga dengan keterangan diatas akan muncul apakah pengertian belajar itu? Apakah sama antara belajar dengan latihan, menghafal, atau mengumpulkan fakta? Terdapat perbedaan pendapat mengenai pengertian belajar,
a.       Menurut James O. Whittaker
Belajar merupakan proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan pengalaman[1]
b.      Cronbach
Menurut Cronbach dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology, belajar adalah Learning is shown by change in behaviour as a result of experience.[2]Jadi yang dinamakan belajar efektif yaitu melalui pengalaman.
c.       Howard L. Kingsley
Belajar adalah proses diamana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.[3]
              Menurut psikologi, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada individu sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnnya. Sehingga dari beberapa pengertian tadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
              Belajar merupakan proses dari perkembangan manusia. Manusia dapat melakukan perubahan-perubahan kualitatif yang mengacu pada perubahan tingkah laku berdasarkan hasil dari belajar. Semua aktivitas yang kita lakukan sehari-hari merupakan hasil dari belajar dan kita hidup serta  bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Dapat dikatakan bahwa belajar itu bukan hanya sekedar pengalaman melainkan belajar itu adalah suatu proses untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi terutama dalam hal tingkah laku, belajar itu bukan sebagai hasil sehingga belajar itu berlangsung secara aktif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
              Namun tidak setiap perubahan tingkah laku pada individu itu dikatakan sebagai belajar, karena ada istilah lain yang hampir mirip dengan belajar, yakni kematangan. Kematangan yakni proses dimana tingkah laku dimodifikasi sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan struktur serta fungsi-fungsi jasmani.
Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar:
1.      Perubahan yang terjadi secara sadar, maksudnya individu menyadari bahwa ada perubahan yang terjadi pada dirinya setelah ia belajar.
2.      Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, maksudnya perubahan yang terjadi pada individu tersebut berlangsung secara terus menerus dan tidak statis.
3.      Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif; perubahan aktif yakni perubahan yang dilakuakan itu tidak berlangsung dengan sendirinya melainkan adanya usaha untuk melakukan perubahan tersebut. Perubahan poditif yang dimaksud yakni bahwa perubahan tersebut senantiasa tertuju untuk memperoleh hal-hal yang lebih baik serta mempunyai tujuan.
4.      Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara; Ini berarti bahwa perubahanyang kita lakukan tidak untuk beberapa saat saja.
5.      Perubahan dalam belajar, bertujuan dan terarah; ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai dan dalam melakukan perubahan itu terjadi secara sadar.
6.      Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku; maksudnya bahwa hasil belajar kita adalah perubahan tingkah laku kita yang berdifat menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan dan sebagainya.
2.      Teori Perkembangan Belajar Sosial
Teori belajar dan teori social merupakan lingkup dari teori lingkungan yang mana teori lingkungan beranggapan bahwa sesudah tahun pertama, potensi untuk melakukan tingkah laku yang lebih tinggi tidak tergantung dari perubahan spontan pada struktur diri organisme dengan teknik-teknik yang tepat. Jadi, bila anak hidup dalam suatu lingkungan tertentu maka anak tadi akan memperlihatkan pola tingkah laku yang khas lingkungannya tadi.[4]
2.1 Teori Perkembangan Belajar Sosial Menurut Tokoh-Tokoh
a.      Albert Bandura
Albert Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta Kanada, pada 04 Desember 1925. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di desa kecil dan juga mendapat pendidikan disana. Pada tahun 1949 beliau mendapat pendidikan di University of British Columbia, dalam jurusan psikologi. Dia memperoleh gelar Master didalam bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelar doctor (Ph.D). Bandura menyelesaikan program doktornya dalam bidang psikologi klinik, setelah lulus ia bekerja di Standford University.
Teori perkembangan belajar menurut Albert Bandura adalah:
        Bandura berpendapat manusia dapat berfikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri, sehingga mereka bukan semata-mata yang menjadi objek pengaruh lingkungan. Sifat kausal bukan dimiliki sendirian oleh lingkungan, karena orang dan lingkungan saling mempengaruhi.
Teori belajar social Bandura didasarkan pada tiga konsep, antara lain:
1)      Determinis Resiprokal (reciprocal determinism): pendekatan yang menjelaskan tingkah laku manusia dalam bentuk interaksi timbal-balik yang terus menerus antara determinan kognitif, behavioral dan lingkungan.
2)      Tanpa Renforsemen (beyond reinforcement)
3)      Kognisi dan Regulasi diri (Self-regulation/cognition): Teori belajar tradisional sering terhalang oleh ketidaksenangan atau ketidak mampuan mereka untuk menjelaskan proses kognitif. Konsep bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri sendiri (self regulation), mempengaruhi tingkah laku dengan cara mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, mengadakan konsekuensi bagi bagi tingkahlakunya sendiri.

b.      Lev Vygotsky
Teori  perkembangan belajar sosial menurut Lev Vygotsky adalah:
Lev Vygotsky (1896-1934) menekankan pentingnya pola sosiokultural di mana individu menjadi salah satu unsurnya, maksudnya interaksi social memainkan peran fundamental dalam perkembangan kognisi. Selain genetika dan lingkungan, perkembangan dipengaruhi oleh campuran kekuatan social yang mengitari individu. Perubahan-perubahan kualitatif yang terus terjadi di lingkungan dan pada diri individu menghasilkan pencapaian perkembangan baru dan menandai titik tolak perkembangan baru. Menurut Vygotsky, interaksi social mempengaruhi perubahan pemikiran anak (dan selanjutnya perilaku mereka), dank arena perilaku berakar pada konteks social di mana perilaku itu berlangsung, maka perbedaan pemikiran maupun perilaku akan bergantung pada perbedaan cultural di mana semua itu terjadi. Perkembangan anak juga bergantung pada interaksi anak dengan orang lain dan dengan sarana-sarana tertentuyang disediakan oleh kultur dan membantu membentuk pandangan dunia anak.
Ada empat ide pokok yang menjadi dasar teori Vygotsky:
1)      Anak-anak membangun pengetahuan mereka sendiri. Artinya, anak-anak adalah peserta aktif dalam perkembangan mereka. Anak-anak adalah peserta aktif bukan hanya ketika membentuk keinginan dan kebutuhan mereka sendiri, namun juga ketika membentuk jenis, tipe, dan kualitas pengetahuan yang mereka perlukan untuk melangsungkan keberadaan mereka sehari-hari.
2)      Perkembangan tidak bisa dipisahkan dari konteks sosialnya.Dalam ungkapan yang sederhana, perkembangan dan konteks social adalah hal yang satu dan sama. Proses perkembanganbersandar pada pematangan dan efek-efek lingkungan, dan prose situ selalu terjadi dalam konteks social tertentu.
3)      Pembelajaran bisa mengarahkan perkembangan.Pembelajaran menjadi persiapan bagi terjadinya perkembangan. Dengan demikian guru yang mempersiapkan atau yang menunjukkan langkah awal dengan memberikan tugas tertentu untuk dikerjakan oleh anak untuk membimbingnya kea rah tingkatan perkembangan yang semakin kompleks.
4)      Bahasa memainkan peranan sentral dalam perkembangan mental. Dalm pandangan Vygotsky, bahasa adalah sarana cultural yang memungkinkan pikiran anak untuk tumbuh dan bertambah luas. Bahasa memberikan label untuk ide-ide baru yang terpampang pada anak dan memungkinkan anak untuk memperluas ide-ide yang ada ke dalam wilayah baru.
c.       Julian B. Rotter
              Adalah seorang pencipta dari skala locus of control, dilahirkan di Brooklyn (Amerika) pada tanggal 22 Oktober 1916.Dari murid sekolah dasar dan menengah Rotter sudah menyukai sesuatu yang berhubungan dengan psikologi. Rotter bertugas sebagai ketua Eastern Psychological Association.
Teori perkembangan belajar sosial Rotter dilandaskan atas lima hipotesis:
1.      Teori belajar sosial berasumsi bahwa manusia berinteraksi dengan lingkungan yang berarti untuknya. Reaksi manusia terhadap kehidupan tergantung pada arti atau kepentingan yang mereka kaitkan dengan suatu kejadian. Penguatan tidak bergantung hanya pada stimulus eksternal, tetapi pada arti yang diberikan oleh kapasitas kogmitif dari manusia. Demikian pula karakteristik personal seperti kebutuhan atau sifat, apabila hanya berdiri sendiri, tidak dapat menyebabkan suatu perilaku.
2.      Kepribadian manusia bersifat dipelajari. Dengan demikian, kepribadian tidak diatur atau ditentukan berdasarkan suatu usia perkembangan tertentu, melainkan dapat diubah atau dapat dimodifikasi selama manusia mampu untuk belajar. Kita belajar dari pengalaman masa lalu, tetapi pengalaman tersebut tidak sepenuhnya konstan, diwarnai oleh perubahan yang masuk sehingga mempengaruhi presepsi saat ini.
3.      Kepribadian mempunyai sifat yang mendasar, yang berarti kepribadian manusia mempunyai stabilitas yang relatif. Manusia belajar untuk mengevaluasi pengalaman baru atas dasar penguatan terdahulu. Evaluasi yang relative konsisten ini akan membawa pada stabilitas yang lebih besar dab kesatuan dari kepribadian.
4.      Motivasi terarah berdasarkan tujuan. Manusia paling merasa diberikan  penguatan oleh perilaku yang menggerakkan mereka ke arah suatu tujuan yang telah mereka antisipasi. Pernyataan ini merujuk pada hokum efek empiris yang mendifinisikan penguatan sebagai tindakan, kondisi, atau kejadian apapun yang mempengaruhi pergerakan manusia menuju suatu tujuan.
5.      Bahwa manusia  mampu mengantisipasi kejadian. Di samping itu mereka menggunakan persepsi atas pergerakan kearah kejadian yang diantisipasi  sebagai kriteria untuk mengevaluasi penguatan.[5]
3.      Aplikasi Teori Perkembangan Belajar Sosial Pada Pembelajaran Fisika
Banyak peristiwa dalam kehidupan kita yang melibatkan Ilmu Fisika baik yang  disadari maupun tanpa disadari. Semakin kita memahami teori tentang fisika maka kita akan semakin  mengetahui bahwa Fisika mempunyai cakupan yang amat sangat luas. Salah satunya adalah dalam  aplikasi ilmu Fisika yaitu GLB. Gerak  Lurus Beraturan (GLB) merupakan gerak yang memiliki kecepatan yang konstan. Walaupun GLB sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, karena biasanya kecepatan gerak benda selalu berubah-ubah. Misalnya ketika seseorang  mengendarai sepeda motor atau mobil, laju mobil pasti selalu berubah-ubah. Ketika ada kendaraan di depan, pasti sebagain besar  kecepatan kendaraan akan segera dikurangi. Hal ini untuk mengantisipasi agar  tidak terjadi  tabrakan dengan pengendara lain, terutama jika kondisi jalan yang ramai serta dalam  kondisi  jalan  tikungan dan rusak.
Selain GLB, GLBB juga sering kali teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. GLBB  merupakan gerak lurus berubah beraturan. Artinya, kecepatan gerak benda bertambah secara teratur atau berkurang secara teratur. Perubahan kecepatan tersebut dinamakan percepatan. Contoh riilnya pada kasus kendaraan beroda misalnya, ketika mulai bergerak dari keadaan diam, pengendara biasanya menekan pedal gas mobil tersebut atau menarik pedal gas motor. Pedal gas tersebut biasanya tidak ditekan atau ditarik dengan teratur sehingga walaupun kendaraan kelihatannya mulai bergerak dengan percepatan tertentu, besar percepatannya juga  tidak tetap alias selalu berubah-ubah. Contoh lain pada GLBB horizontal yang selalu kita jumpai dalam kehidupan adalah  gerak jatuh bebas. Misalnya ketika buah jambu yang lezat atau buah pepaya yang jatuh dari pohonnya. Sementara untuk gerak vertikal terdiri dari dua jenis, yakni gerak vertikal ke atas dan gerak vertikal ke bawah. Benda melakukan gerak vertikal ke atas atau ke bawah jika lintasan gerak benda lurus. Kalau lintasan miring, gerakan benda tersebut termasuk gerak parabola. Aplikasi gerak vertikal dalam kehidupan sehari-hari misalnya ketika kita melempar sesuatu tegak lurus ke bawah (permukaan tanah),  ini termasuk gerak vertikal.





















BAB III
KESIMPULAN





















DAFTAR PUSTAKA








[1]Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Hlm. 126
[2]Ibid: Hlm. 127
[3]Ibid
[4] F.J. Monks, A.M.P. Knoers  dkk. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Hlm. 10-11
[5]Jess dan Gregory. Teori Kepribadian. Hlm. 241-243

Tidak ada komentar:

Posting Komentar