Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS.Al-Ahzab:21)

Senin, 19 Mei 2014

makalah tentang teori psikodinamika



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Psikodinamika merupakan salah satu pendekatan yang cukup tua, tentu saja salah satunya disebabkan karena pendekatan ini merupakan pendekatan yang pertama kali muncul dalam dunia psikologi.
Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi, dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak usia dini.
Teori psikodinamika atau tradisi klinis berangkat dari dua asumsi dasar. Pertama, manusia bagian dari dunia binatag. Kedua, manusia adalah bagian dari sistem energi. Kunci utama untuk memahami manusia menurut paradigma psikodinamika adalah mengenali semua sumber terjadinya pelaku, baik itu berupa dorongan yang disadari maupun yang tidak disadari. Maka, untuk menembah pemahaman tentang teori psikodinamika, pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan teori tersebut secara menyeluruh.
B. Rumusan Masalah
1. Siapa tokoh yang berperan dalam teori perkembangan psikodinamika?
2. Bagaimana fase-fase perkembanganan menurut teori yang dikemukakan oleh  Sigmund Freud?
3. BagaimanaTeori Perkembangan Anak Perspektif Psikodinamika Erikson
4. Bagaimana pengaplikasian teori perkembangan psikodinamika terhadap pembelajaran fisika?
5. Bagaimana contoh  penerapan psikodinamika pada pembelajaran fisika


C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tokoh yang berperan dalam teori perkembangan psikodinamika
2. Untuk mengetahui fase-fase perkembanganan menurut teori yang dikemukakan oleh edmund freud.
3. Untuk mengetahui Teori Perkembangan Anak Perspektif Psikodinamika Erikson
4. Agar bisa mengaplikasikan teori perkembangan psikodinamika dalam pembelajaran fisika.
5. Agar bisa menerapkan dan atau memahami beberapa contoh dari teori perkembangan psikodinamika.



BAB II
ISI

Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembagan kepribadian. Teori ini di dasarkan pada asumsi bahwa prilaku berasal dari gerakan dan interaksi dalam fikiran manusia, kemudian pikiran merangsang prilaku dan keduanya saling mempengaruhi dan di pengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Setiap tindakan kita merupakan hasil interaksi dan pergerakan dalam fikiran kita. Kunci utama untuk memahami manusia menurut paradigma psikodinamika adalah mengenali semua sumber terjadinya prilaku, baik itu berupa dorongan yang di disadari maupun yang tidak di sadari.

A.    PENCETUS TEORI PSIKODINAMIKA

1.      SIGMUND FREUD
Sigmund Freud lahir, 6 Mei 1856 di Freiberg, dan meninggal di London, 23 September 1939 pada umur 83 tahun. Sigmund Freud adalah seorang Austria keturunan Yahudi dan pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi. Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan pernyataan bahwa perilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya.
Metode Freud yang digunakan untuk menyembuhkan penderita tekanan psikologis yaitu asosiasi bebas dan analisis mimpi. Dasar terciptanya metode tersebut adalah dari konsep alam bawah sadar, asosiasi bebas adalah metode yang digunakan untuk mengungkap masalah – masalah yang ditekan oleh diri seseorang. Sedangkan analisis mimpi, digunakan oleh Freud dari pemahamannya bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar, pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktivitas emosi lain, hingga aktivitas emosi yang sama sekali tidak disadari. Sehingga metode Analisis Mimpi dapat digunakan untuk mengungkap pesan bawah sadar atau permasalahan terpendam. Ketika permasalahan alam bawah sadar ini terungkap, maka untuk penyelesaianselanjutnya akan lebih mudah untuk diselesaikan.

2.      ERIK ERIKSON
Erik Erikson lahir di Frankfurt-am-Main, Jerman, 15 Juni 1902 – meninggal  di Harwich, Amerika Serikat pada umur 91 tahun.Erik Erikson  adalah seorang psikolog Jerman yang terkenal dengan  teori tentang delapan tahap perkembangan pada manusia.  Erikson menjadi terkenal karena upayanya dalam mengembangkan teori tentang tahap perkembangan manusia yang dirintis oleh Freud.


B.     TEORI PSIKODINAMIK

1.      Teori Perkembangan Anak Perspektif Psikodinamika Freud
Freud berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang di tentukan oleh komponen dasar yang bersifat sosio-efektif, yakni ketegangan yang ada pada diri seseorang itu ikut menentukandinamika di tengah-tengah lingkungannya. Sehingga Freud membagi struktur kepribadian atau jiwa seseorang menjadi tiga yaitu:
a.       Id (das es nafsu, keinginan, atau hasrat. Sejak lahir kita telah memiliki keinginan atau hasrat dan dorongan atas keinginannya.
b.      Ego (das ich  bisa di sebut juga dengan akal.
c.       Superego (das uaber es hati nurani
Selajutnya Freud menyatakan bahwa perkembangan kpribadian berlangsung melalui lima fase, yang berhubungan dengan kepekaan pada daerah-daerah erogen atau bagian tubuh tertentu yang sensitive terhadap rangsangan. Kelima fase perkembangan kepribadian adalah sebagai berikut:
a.      Fase oral (oral stage: O sampai kira-kira 18 bulan
    Pada tahap oral, sumber utama bayi berinteraksi terjadi melalui mulut, sehingga perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Mulut sangat penting untuk makan, dan bayi merasakan kesenangan dari rangsanga oral melaui kegiatan memuaskan seperti mencicipi dan mengisap. Karena bayi sepenuhnya bergantung pada pengasuh (yang bertanggung jawab untuk member makan bayi, bayi juga mengembangkanrasa kepercayaan dan kenyamanan melalui setimulusi oral. Konflik utama pada tahap ini adalah prioses penyapihan, anak harus menjadi kurang bergantung pada para pengasuh. Jika fiksasi terjadi pada tahap ini, Freud percaya induvidu akan memiliki maslah dengan ketergantungan atau agresi. Fiksasi oral dapat mengakibatkan maslah dengan minum, merokok makan, atau menggigit kuku.
b.      Fase anal (anal stage: kira-kira usia 18 bulan sampai 3 tahun
   Pada tahap anal, Freud percaya bahwa focus awal dari libio adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik untama pada tahap ini adalah pelatihan toilet. Anak harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan control ini menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian. Menurut Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara di mana orang tua melakukan  pendekatan pelatihan toilet. Orang uyang memanfaatkan pujian dan penghargaan untuk menggunakan toilet pada saat yang tepat mendorong hasil positif dan membantu anak-anak merasa mampu an produktif. Freud percaya bahwa pengalaman positif selama tahap ini  menjadikan dasar seseorang menjadi orang dewasayang kompeten, produktif, dan kreatif. Namun, tidak semua orangtua memberikan dukungan kepada anak-anak mereka selama tahap ini.Menurut Freud, pada fase ini apabila pengontrolan orangtua pada anak yang terlalu longgar akan mengakibatkan anak itu menjadi seorang yang boros dan memiliki kepribadian yang berantakan. Jika orang tua terlalu ketat atau terlalu dini memulai toilet traning kepada seorang anak maka kepribadian kuatlah yang akan berkembang di mana seorang anak akan menjadi tertib, kaku, dan obseif.
c.       Fase falis (phallic stage: kira-kira usia 3 samapai 6 tahun
   Pada tahap falis, focus utama dari libido adalah pada alat klamin. Anak-anak mulai menemukan antara pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sabagai saingan untuk memperoleh kasih sayang ibu. Kompleks Oedipus menggambarkan perasaan ini ingi memiliki ibu dan ada keinginan untuk menggantika ayah. Namun, anak juga merasa khawatir bahwa ia akan di hokum oleh ayah untuk perasaan ini, ketakutan ini di sebt Freud sebagai pengebirian kecemasan.

d.      Fase laten (latency stage: kira-kira 6 sampai pubertas
   Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energy seksual tetap ada, tetapi di arahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi social. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan ketrampilan social, komunikasi dan kepercayaan diri.
e.       Fase genital (genital stage: pubertas dan selanjutnya
   Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, induvidu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Di mana pada tahap-tahap awal hanya focus pada kebutuahan induvidu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, induvidu sekaranga harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan keseimbanagan antara berbagai bidang kehidupan.

2.      Teori Perkembangan Anak Perspektif Psikodinamika Erikson

    Menurut erikson ada delapan tahap perkembangan terbentang ketika kita melalui siklus kehidupan. Masing-masing tahap terdiri dari tugas perkembangan yang khas dan mengedepankan induvidu dengan suatu krisis yang harus di hadapi. Bagi Erilson krisis inibukanlah suatu bencana, tetapi suatu titik balik peningkatan kerentanan dan peningkatan potensi. Semakin berhasil induvidu menghadapi krisis, akan semakin sehat perkembangan mereka. Berikut adalah tahapan krisis perkembangan menurut erik Erikson:


a.      Kepercayaan vs ketidak percayaan12-18 bulan
Adalah suatu tahap psikososial  pertama yang di alami dalam tahun pertama kehidupan. Rasa percaya menuntut perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah kecil kekhawatiran akan masa depan. Kepercayaan pada bayi menentukan harapan bahwa dunia akan menjadi tempat tinggal yang baik dan menyenangkan.

b.      Autonomy vs rasa malu dan ragu (12-18 bulan hingga 3 tahun)
Adalah tahap perkembangan kedua yang berlangsung pada masa bayi dan baru mulai berjalan (1-3tahun). Setelah memperoleh rasa percaya kepada pengasuh mereka, bayi mulai menemukan bahwa prilaku mereka adalah atas kehendknya. Mereka menyadari kemauan mereka dengan rasa mandiri dan otonomi mereka. Bila bayi cenderung di batasi maka mereka akan cenderung mengembangkan rasa malu dan keragu-raguan.

c.       Inisiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun)
Merupakan tahap ketiga yang berlangsung selama tahun-tahun sekolah. Ketika mereka masuk dunia sekolah mereka lebih ditantang di banding ketika masih bayi. Anak-anak di harapkan aktif untuk menghadapi tantangan ini dengan rasa tanggung jawab atas prilaku mereka, mainan mereka, dan hewan peliharaan mereka. Anak-anak bertanggung jawab meningkatkan prakarsa. Namun, perasaan bersalah dapat muncul, bila anak tidak di beri kepercayaan dan di buat mereka sangat cemas.

d.      Indistri vs inverioritas (6 tahun-pubertas)
Berlangsung salama tahun-tahun sekolah dasar . tidak ada masalah lain yang lebih antusis dari pada akhir periode masa awal anak-anak yang penuh imajinasi. Ketika anak-anak memasuki tahun sekolah dasar, mereka mengarahkan energi mereka pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan intelektual. Yang berbahaya pada tahap ini adalah perasaan tidak kompeten dan tidak produktif.

e.       Identitas vs kekacauan identitas (pubertas dewasa awal)
Adalah tahap kelima yang di alami individu selama tahun-tahun masa remaja. Pada tahap ini mereka dinhadapkan oleh pencarian siapa mereka, bagaimana mereka nanti, dan kemana mereka akan menuju masa depannya. Satu dimensi yang penting adalah penjajakan pilihan-pilihan alternatif terhadap peran penjajakan karir merupakan hal penting. Orang tua harus mengizinkan anak remaja menjajaki bayak peran dan berbagai jalan. Jika anak menjajaki berbagai peran dan menemukan peran positif maka ia akan mencapai identitas yang positif. Jika orang tua menolak identitas remaja sedangkan remaja tidak mengetahui banyak peran dan juga tidak di jelaskan tentang jalan masa depan yang posotif maka ia akan mengalami kebingungan identitas.

f.       Imitasi vs isolasi (dewasa awal)
Tahap ke enam yang di alami pada masa-masa dewasa. Pada masa ini induvidu di hadapi tugas perkembangan pembentukan relasi intim dengan orang lain, keintiman akan di capai, kalau tidak, isolasi akan terjadi.

g.      Produksifitas vs staknasi (dewasa tengah)
Tahap ketujuh perkembangan yang di alami pada masa pertengahan dewasa. Persoalan pertama adalah membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna (generality). Perasaan belum melakukan sesuatu untuk menolong generasi berikutnya. Adalah stagnation.
h.      Integritas evo vs putus asa (dewasa akhir)
Tahap kedelapan yang di alami pada masa dewasa akhir. Pada tahun terakhir kehidupan lalu maka integritas tercapai. Sebaliknya, jika ia menganggapselama kehidupan lalu dengan cara negative maka akan cenderung merasa bersalah dan kecewa.

C.    APLIKASI DALAM PENGAJARAN FISIKA
Teoriperkembanganpsikodinamikyang digagasolehSigmund Freud memilikikonsepdiantaranyayaitukonsep bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan. Konsep ini dapat dikembangkan dalam proses bimbingan, dengan melihat hakikatnya manusia itu memiliki kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan dasar. Dengan demikian guru dalam memberikan bimbingan harus selalu berpedoman kepada apa yang dibutuhkan dan yang diinginkan oleh siswanya, sehingga bimbingan yang dilakukan benar-benar efektif.
Hal ini sesuai dengan 3 fungsi bimbingan itu sendiri yaitu :

a.       Memahami individu
Seorang guru dan pembimbing dapat memberikan bantuan yang efektifjika mereka dapat memahami dan mengerti persoalan, sifat, kebutuhan, minat, dan kemampuan anak didiknya. Karena itu bimbingan yang efektif menuntut secara mutlak pemahaman diri anak secara keseluruhan. Karena tujuan bimbingan dan pendidikan dapat dicapai jika programnya didasarkan atas pemahaman diri anak didiknya. Sebaliknya bimbingan tidak dapat berfungsi efektif jika guru dan pembimbing kurang pengetahuan dan pengertian mengenai motif dan tingkah laku konseling, sehingga usaha preventif dan treatment tidak dapat berhasil baik.


b.      Preventif dan pengembangan individual
Preventif dan pengembangan merupakan dua sisi dari satu mata uang. Preventif berusaha mencegah kemorosotan perkembangan anak dan minimal dapat memelihara apa yang telah dicapai dalam perkembangan anak melalui pemberian pengaruh-pengaruh yang positif, memberikan bantuan untuk mengembangkan sikap dan pola perilaku yang dapat membantu setiap individu untuk mengembangkan dirinya secara optimal.

c.       Membantu individu untuk menyempurnakannya
Pertolongan setiap individu tidak sama. Perbedaan umumnya lebih pada tingkatannya dari pada macamnya, jadi sangat tergantung apa yang menjadi kebutuhan dan potensi yang ia miliki. Bimbingan dapat memberikan pertolongan pada anak untuk mengadakan pilihan yang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Jadi dalam konsep yang lebih luas, dapat dikatakan bahwa teori Freud dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan proses bantuan kepada konseling, sehingga metode dan materi yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan individu.

   Aplikasi kegiatan belajar fisika menurut Sigmund Freu dadalah Seorang guru fisika memberikan pertanyaan sederhana sebelum memulai materi yang akan disampaikan dengan tujuan dapat mengetahui seberapa jauh siswa mengetahui materi tersebut. Sehingga guru dapat memberikan materi dengan efektif sesuai dengan kebutuhan siswa-siswanya. Namun juga disebutkan bahwa tidak sekedar materi yang wajib diberikan, harus diberikan juga intermezzo dan mengarahkan setiap materi pelajaran menjadi materi yang disukai oleh siswa-siswanya. Serta materi yang diberikan harus bertingkat dari apa yang sudah pernah didapatkan oleh peserta didik sebelumnya.
   Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial.
Aplikasikegiatanbelajarfisikamenurut Erikson adalah:
   Seorang guru Fisika ketika melakukan pembelajaran memperhatikan setiap peserta didiknya dan memberikan perhatian yang sama kepada setiap siswa agar setiap siswa merasa terpenuhi kebutuhan psikologisnya. Denganbegituadanilaipositif yang dapatdipetikdandikembangkandalamdirisetiappribadiyaknikompetensi.

D.    CONTOH  PENERAPAN TEORI PSIKODINAMIKA PADA PEMBELAJARAN FISIKA
Di Indonesia, pelajaran Fisika dimulai pada masa SMP yaitu pada fase sekitar pubertas. Ada perbedaan-perbedaan cara mengajar Fisika yang disesuaikan dengan psikodinamika tiap fase para peserta didik. Maka dari itu, pengajaran Fisika pada setiap jenjang pendidikan berbeda.


1.      Pengajaran Fisika di SMP
   Pengajar memberika contoh nyata terhadap materi yang sedang di pelajari. Missal pada materi pengukuran, peserta didik harus di hadapkan langsung dengan alat-alat ukur seperti: neraca, jangka sorong, micrometer skrup dan lainnya. Supaya para peserta didik dapat membedakan antara satu dengan yang lainnya.


2.      Pengajaran Fisika di SMA
   Pada materi sedang di pelajari pengajar meberikan fungus dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari sehingga perserta didik dapat mengaplikasikannya. Misal neraca untuk mengukur massa, jamgka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian tertentu dan lainnya.

3.      Pengajaran Fisika di Perguruan Tinggi
   Peda masa ini pendidik adalah fasilitator sehingga peserta didik diharapkan mampu mengembangkan materi secara mandiri. Sehingga di harapkan akan terjadi relasi di anatara peserta didik, maupun peserta didik dengan pendidik. Agar tercipata sebuah hubungan yang akrab antara peseta didik satu dengan yang lainnya serta pendidik dan peserta didik.








BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:

1. Pencetus teori psikodinamika adalah: Sigmund freud dan erik erikson
2. Fase-fase perkembanganan menurut teori yang dikemukakan oleh Sigmund Freud:
l  Fase oral (oral stage: O sampai kira-kira 18 bulan
l  Fase anal (anal stage: kira-kira usia 18 bulan sampai 3 tahun
l  Fase falis (phallic stage: kira-kira usia 3 samapai 6 tahun
l  Fase laten (latency stage: kira-kira 6 sampai pubertas
l  Fase genital (genital stage: pubertas dan selanjutnya
3. Teori Perkembangan Anak Perspektif Psikodinamika Erikson:
l  Kepercayaan vs ketidak percayaan12-18 bulan
l  Autonomy vs rasa malu dan ragu (12-18 bulan hingga 3 tahun)
l  Inisiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun)
l  Indistri vs inverioritas (6 tahun-pubertas)
l  Identitas vs kekacauan identitas (pubertas dewasa awal)
l  Imitasi vs isolasi (dewasa awal)
l  Produksifitas vs staknasi (dewasa tengah)
l  Integritas evo vs putus asa (dewasa akhir)
4. APLIKASI DALAM PENGAJARAN FISIKA
Aplikasi kegiatan belajar fisika menurut Sigmund Freu dadalah Seorang guru fisika memberikan pertanyaan sederhana sebelum memulai materi yang akan disampaikan dengan tujuan dapat mengetahui seberapa jauh siswa mengetahui materi tersebut. Sehingga guru dapat memberikan materi dengan efektif sesuai dengan kebutuhan siswa-siswanya.
Hal ini sesuai dengan 3 fungsi bimbingan itu sendiri yaitu :
l  Memahami individu
l  Preventif dan pengembangan individual
l  Membantu individu untuk menyempurnakannya
5. Contoh penerapan teori psikodinamika dalam pembelajaran fisika
l  Pengajaran Fisika di SMP
Missal pada materi pengukuran, peserta didik harus di hadapkan langsung dengan alat-alat ukur.
l  Pengajaran Fisika di SMA
Misal neraca untuk mengukur massa, jamgka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian tertentu dan lainnya.
l  Pengajaran Fisika di Perguruan Tinggi
Peda masa ini pendidik adalah fasilitator sehingga peserta didik diharapkan mampu mengembangkan materi secara mandiri.








































Daftar Pustaka



Rahayu, Siti dkk.2006.Psikologi Perkembangan dalam Berbagai Bagiannya.Yogyakarta: UGM prees



Sumber:









Tidak ada komentar:

Posting Komentar